" 4 "

9.5K 1.2K 275
                                    

                                                   " 4 "











Haechan, sampai di kampus dengan wajah kusutnya dan langsung duduk di bangkunya tanpa perduli sekitar.

"Chan" panggil Jeno yang duduk di belakangnya.

"Ssttt....sssttt... Haechan"

Haechan, masih tak menggubris dan memilih menenggelamkan wajahnya di antara kedua lengannya di atas meja.

Jeno, yang bingung dengan ekspresi Haechan yang tak biasa tambah bingung saat tiba-tiba bahu Haechan bergetar seperti orang yang sedang menangis.

"Chan~aaa... kau tak apa?" tanya Jeno sambil berjongkok di sebelah Haechan.

Tok...Tok...Tok....

Suara ketukan pada meja membuat Jeno menoleh dan ternyata dosen mereka sudah sampai.

"Chan, pak D.O udah sampai itu" ucap Jeno, namun masih tak di hiraukan oleh Haechan.

Dan akhirnya Jeno membiarkan Haechan dengan posisinya lalu ia kembali ke bangkunya.

"Maaf pak"

"Iya?"

"Izin ke toilet sebentar"

"Lee Haechan, apa kau ingin bolos kelasku? aku baru saja masuk dan kau sudah meminta izin"

Haechan, menunjukkan deretan giginya "hehe maaf pak tapi ini kebelet gara-gara semalem nyemil cabe" ucap Haechan membuat pak D.O menggelengkan kepalanya.

"Ya sudah sana"

Haechan, langsung cabut keluar kelas setelah mendapatkan izin dari sang dosen, dan tanpa Haechan sadari Jeno terus menatap ke arahnya dengan tatapan penuh tanda tanya sampai akhirnya tubuh Haechan tak terlihat lagi di ruangan itu.

• • • • •

Haechan, yang memang menjadikan toilet sebagai alasan untuk tak mengikuti kelas, hanya bisa berjalan tanpa arah karena dia pun tak tau harus kemana.

Biasanya Jaemin lah yang akan membawanya ke bukit belakang kampus dan menikmati hembusan angin di sana bersama saat mereka bosen dengan kelas dan belajar.

"Haechan!"

Langkah Haechan terhenti saat seseorang memanggil namanya.

"R-Renjun?"

"Ngapain di sini?" tanya Renjun.

"Enggak, hanya bosen aja" jawab Haechan..

Canggung, itu yang terjadi pada mereka saat ini yang sedang duduk di taman kecil yang ada di universitas itu.

"Uumm... kau tak cemburu melihatku jalan sama kak Jaemin?" tanya Renjun memecahkan keheningan.

Haechan, menggelengkan kepalanya "enggak, bukankah kalian sahabat" ucap Haechan.

Renjun, tersenyum remeh "iya sahabat untuk sekarang ini, tapi mungkin sebentar lagi status kita bukan sahabat lagi" ucap Renjun.

"Maksud kamu?"

"HAECHAN!"

Haechan dan Renjun menoleh ke arah belakan yang ternyata ada Jeno yang berlari menghampiri mereka.

"Ngapain di sini?" tanya Jeno pada Haechan dan seperti tak melihat Renjun di sana.

"Kamu sendiri ngapain?" tanya balik Haechan pada Jeno.

Bukannya menjawab, Jeno justru fokus pada orang di sebelah Haechan.

"Uumm... ini Renjun sahabat Kak Jaemin" ucap Haechan yang sepertinya paham dengan isi pikiran Jeno.

Renjun, berdiri dan mengulurkan tangannya pada Jeno "Hai! aku Renjun sahab-"

"Sahabat rasa pacar nya Jaemin, Ck! gak punya malu" ucap Jeno yang membuat Haechan terkejut dan berdiri.

"Renjun~aaa... maaf, jangan di ambil hati ucapan Jeno" ucap Haechan meminta maaf pada Renjun padahal dirinya tak salah apapun.

Haechan, menarik Jeno untuk menjauh dari hadapan Renjun sebelum Jeno kembali berbicara yang tidak-tidak.

                                               • • • • •


Seperti biasa, Haechan akan menunggu Jaemin untun pulang bersama dengan berdiri di depan gerbang kampus.

"Chan~aaa" teriak Jaemin sambil berlari kecil ke arah Haechan.

Haechan, bingung dengan gelagat Jaemin yang di rasa aneh.

"Kakak, kenapa?" tanya Haechan.

"Uumm... itu... aku...ummm..."

"Kakak sudah sampai?"

Pandangan Haechan dan Jaemin teralihkan pada sosok pria mungil berdarah Cina yang baru saja sampai.

"Eehhh ada Haechan" ucap Renjun yang baru menyadari adanya Haechan di sana.

"Chan~aaa, maaf aku~"

Haechan, tersenyum "tak apa kak, aku bisa naik taxi" ucap Haechan memotong ucapan Jaemin yang sudah pasti akan lebih memilih pulang dengan sahabatnya di banding kekasihnya.

Jaemin, menatap Haechan yang tersenyum ke arahnya "Beneran tak apa? maaf karena Renjun masih baru di Korea jad-".

"Tak apa kak pergi aja" lagi-lagi Haechan memotong ucapan Jaemin.

CUP.

"Sayang banget sama kamu" ucap Jaemin sambil mengacak pelan poni Haechan setelah memberi kecupan pada pipi Haechan.

Haechan, yang memang dasarnya polos nyerempet begok, tersenyum dengan pipi memerah karena perlakuan Jaemin padanya melupakan sakit yang Jaemin berikan.

Setelahnya Jaemin dan Renjun pergi meninggalkan Haechan yang masih tersenyum malu dan tak menyadari jika Jaemin dan Renjun pergi dengan tangan saling menggenggam.

"Dasar bucin, Ayo pulang!" ucap Jeno tiba-tiba muncul dan menaruh helm di kepala Haechan.

"Dasar jomblo ngiri gak ada yang di cium" sahut Haechan.

"Mending jomblo daripada punya pacar tapi gak di anggap, dan lagi" Jeno menggantung ucapannya dan menghentikan langkanya.

Haechan, ikut berhenti dan menatap Jeno bingung.

"Cium seseorang tak harus pacaran dulu kan?"

CUP.

Jeno, mencium pipi Haechan yang tadi di cium oleh Jaemin yang secara tak langsung Jeno menghapus ciuman Jaemin dari pipi Haechan.

"YAKKK... LEE JENO!!!" teriak Haechan pada Jeno yang sudah lari menuju parkiran untuk mengambil montornya.











~||~

Mereka ini kenapa sihhh 😭😭😭

"PRIORITY" || {NoMinHyuck} END Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang