" 14 "

8.5K 970 107
                                    

                                                   " 14 "













Tiga hari berlalu dan keadaan Haechan sudah membaik begitu pun dengan Jeno yang sudah sadar dan meminta maaf pada Haechan dengan kejadian malam itu karena dirinya terbawa emosi.

Sedangkan Jaemin selama tiga hari ini ia tak bertemu atau menghubungi Haechan karena ponselnya masih ada pada Haechan.

"CHAN~AAAA!!!"

Haechan dan Derry yang sedang menikmati sarapan mereka langsung saling menatap mendengar teriakan Jeno dari luar.

"Pacarmu datang tuh" ucao Derry.

"Pacar...pacar...  pacar aku tuh kak Nana" balas Haechan yang membuat Derry memutar bola matanya malas.

"Jaemin pakek santet apa sih sampai-sampai kamu kek gitu?"

Haechan, mengangkat kedua bahunya sambil beranjak sari kursinya "tolong cuci piringku sekalian ya kakak" ucap Haechan sambil lari keluar rumah kabur dari umpatan Derry.

"Jeno" panggil Haechan sambil berjalan ke arah Jeno yang sudah nangkring di atas montornya.

"Lama banget sih" ucap Jeno sambil memberi helm pada Haechan.

Dan tak lama kemudian montor lainnya datang menghampiri mereka.

"Chan"

Bukannya menjawab Haechan justru menatap ke arah Jeno yang terlihat menahan emosinya saat melihat Jaemin.

"Kakak tak berangkat bersama Renjun?" tanya Haechan dan mendapatkan gelengan dari Jaemin.

"Enggak, hari ini Renjun ada kelas siang jadi dia akan berangkat sendiri" ucap Jaemin.

"Ck! kalau ada sahabatnya gak bakal nyamperin kamu juga Chan, udah cepet naik" ucap Jeno.

Haechan, menatap kearah Jeno dan kembali melepas helmnya.

"Maaf No, aku berangkat sama kak Nana aja" ucao Haechan lalu berjalan mendekati Jaemin yang sudah menyodorkan helm pada Haechan.

Setelahnya Jaemin dan Haechan pergi dari depan rumah Haechan meninggalkan Jeno.

"Ciieekkk kalah!!!" teriak Derry yang ternyata sedari tadi melihat drama live di depan rumahnya.

"Bacot lah kak" jawab Jeno yang langsung ngegas montornya untuk berangkat ke kampus.

Bukan, Haechan tak perduli Jeno tapi dia sadar akan statusnya dengan Jaemin yang masih berpacaran dan dia juga kangen berangkat ke kampus bersama Jaemin berdua tanpa ada Renjun yang biasanya ada di antara mereka.

"Kak" panggil Haechan.

"Uumm?"

Haechan, membuka tasnya dan mengambil ponsel Jaemin yang tiga hari lalu ada bersamanya.

"Ponsel kakak" ucap Haechan.

Jaemin, sedikit bingung kenapa ponselnya bisa berada pada Haechan yang bahkan ia kira itu ponsel sudah hilang entah kemana.

"Malam itu aku ingin mengejar kakak untuk mengembalikan ponsel ini, tapi kakaknya sudah jauh" ucap Haechan yang sepertinya paham dengan tatapan Jaemin.

"Terimakasih" ucap Jaemin sambil mengambil ponselnya kembali tanpa tahu kalau Haechan rela jan menuju rumah Renjun sampa dirinya pingsan dan berakhir di apartemen Jisung.

Haechan, mengangguk sambil tersenyum lembut pada Jaemin, jujur Haechan sangat runding moment seperti ini.

Tin....

Tin....

"Woeee ini jalan bukan punya kakekmu!" teriak Jeno yang baru sampai dan terhalang montor Jaemin.

"Itu sebelahnyakan bisa" ucap Haechan yang memang benar sebelah montor Jaemin masih ada jalan untuk masuk area kampus.

"Aku pengennya lewat sini" balas Jeno.

Jaemin, yang paham akan maksud Jeno yang mengusirnya secara halu itu pun langsung menatap Haechan.

"Sudah...sudah... kakak juga harus ke falkutas kakak, kamu cepet masuk gih" ucap Jaemin pada Haechan sebelum akhirnya menghidupkan mesin montornya dan pergi.

Haechan, menatap Jeno sengit karena acara mesra-mesraan sama Jaemin yang jarang ia lalukan harus terganggu.

"Kampret banget tau gak"

"Gak"

"Iissshhh" kesal Haechan sambil membalikkan badan dan berjalan dengan kaki yang di hentak-hentakkan ke tanah pergi meninggalkan Jeno yang malah cekikikan.
















                                                    ~||~

Masih sabar kan baca ini Book..???

"PRIORITY" || {NoMinHyuck} END Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang