Sakit

566 115 15
                                    

"I continue to side with you even though the universe hates it."

[Our Story]


"DOKTER! SUSTER!"

Teriakan Alvian sudah menggelegar sejak ia turun dari taksi yang ia pesan tadi. Ia terus menggendong Meira menuju kedalam rumah sakit. Lorong rumah sakit terus dipenuhi teriakan Alvian yang terus meminta bantuan. Air mata yang sedari ia tahan akhirnya keluar bersama dengan teriakan itu.

Tak lama setelahnya, ada beberapa perawat yang datang sambil membawa brankar kosong untuk Meira. Meira yang sudah tak sadarkan diri itu langsung dibawa keruang ICU. Sepanjang perjalanan menuju ruang ICU tangan Alvian tak lepas dari tangan Meira, ia terus memegangi tangan halus itu sembari memohon kepada sang pencipta agar sahabatnya ini tidak kenapa napa.

"Cepat tangani Meira dok, pastikan dia baik-baik saja." Ucap Alvian yang panik sambil memegangi tangan sang dokter.

"Kami akan berusaha semaksimal mungkin, jadi anda harap tenang." Finalnya sebelum masuk keruang ICU tempat Meira dibawa tadi.

Panik, khawatir, semuanya tergambar jelas diwajah pemuda bernamakan Alvian itu. Tangannya terus bergetar dan keringat pun terus bercucuran mengenai wajah tampannya. Ia akan sangat murka jika terjadi sesuatu terhadap Meira, terlebih Meira bisa sampai drop seperti ini karena ia datang ke pertandingan Arganta.

Alvian terduduk disamping ruang ICU dengan mata yang tertutup. Ia takut, ia sangat takut jika harus kehilangan orang yang ia sayangi. Jangan, jangan sekarang. Ia masih ingin bersama Meira dan masih banyak hal yang ingin Alvian lakukan bersama Meira juga Alea, dua wanita yang sangat ingin Alvian jaga.

"Ah gue lupa, gue harus kasih tau tante Shenna sekarang." Ucapnya sambil merogoh kantong celananya guna mengambil ponselnya.

TANTE SHENNA

Halo tan.

Halo Alvian ada apa ya?

I-itu tan, Meira masuk rumah sakit tan.

Apa! gimana bisa Meira bisa masuk rumah sakit Vian?

Duh, aku gak bisa jelasin ditelfon tan, mending tante kesini aja dulu.

I-iya tante segera kesana ya. Tante titip Meira dulu ya Vian.

Iya tan, cepetan ya tan.

Iya tante segera kesana.

Setelah menutup telfonnya Shenna segera berangkat kerumah sakit dan meninggalkan semua pekerjaannya. Karena yang ada dipikirannya sekarang adalah hanya Meira sang anak. Masabodo dengan pekerjaannya yang akan beratantakan karena Meira lah yang nomor satu untuknya.

Sampai di lobby kantornya ia bertemu dengan sekertaris pribadinya, dengan cepat Shenna menghentikan sekertarisnya itu.

"Segera batalkan janji saya hari ini dan ganti di lain waktu. Jika ada pertanyaan telpon saya nanti, kamu paham?" Ucapnya dengan tergesa gesa.

"Baik bu, saya paham."

Setelahnya Shenna langsung berlari keluar kantor dan masuk kedalam mobilnya untuk ke rumah sakit tempat putri semata wayangnya dirawat.

Setelah hampir dua puluh menit perjalanan akhirnya Shenna sekarang sudah ada dirumah sakit tempat Meira dirawat. Shenna melihat Alvian yang sedang duduk sambil terisak dengan menutup mukanya.

Our Story || Park Sunghoon✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang