"Seseorang tidak akan bisa mengerti penderitaan kita sebelum orang itu merasakan sendiri."
[Our Story]
Saat ini Alvian dan juga Alea sudah berada di parkiran rumah sakit. Tentang kejadian tadi, setelah Alea berbicara seperti itu pada Alvian ia tidak berani untuk buka suara lagi. Sepanjang perjalanan, Alea hanya diam dan mengamati jalanan saja tanpa berniat menanyakan jawaban dari Alvian.
"Lea, siniin helmnya. Mau lo bawa masuk?" Ucap Alvian membuyarkan lamunan Alea.
"Lo mikirin omongan lo yang tadi ya?" Tanyanya pada gadis itu. Alvian tahu jika Alea tengah dilana kecanggungan sekarang.
"Vian, "
"Gak apa-apa gue maklumin. Bukannya setiap orang emang berhak buat suka sama siapa aja, termasuk lo Lea. Lo berhak nentuin pilihan lo sendiri, gue gak bisa nyalahin lo karena perasaan lo ke gue dan gue juga gak bisa marah sama lo karena perasaan lo itu. Bebasin aja, lo tau gue kaya gimana. Walau, maaf, mungkin gue gak bisa balas perasaan lo sekarang tapi gue seneng bisa disukain sama gadis baik dan manis kaya lo. Jangan pikirin hal-hal yang bikin lo overthingking setelahnya ya, jalanin aja semuanya kaya biasa." Jelasnya pada Alea.
Sungguh Alea sangat beruntung bisa mengenal dan bisa dekat dengan pemuda bernamakan Alvian itu. Ia sangat baik bahkan sangat sempurna. Bagaimana bisa ia tidak suka pada pemuda itu sedangkan setelah Alea jujur padanya tentang perasaannya saja ia masih bisa baik dan bersikap manis seperti biasanya.
"Gue faham Vian, sorry gue malah bilang gini ke lo. Harusnya gue pendem aja, seenggaknya biar gue aja yang tau dan gue juga gak harus ngerasa malu gini sama lo." Balasnya sambil menatap kedua manik pemuda itu.
"Udah gue bilang Lea, semua orang berhak buat suka sama siapa aja termasuk lo. Dan lagi, lo gak perlu malu karena udah jujur sama perasaan lo sendiri. Lo tau, baik lo ataupun Meira kalian itu dua gadis yang gue sayang, sebagai sahabat." Ucapnya memelan diakhir.
"Gue sebagai sahabat dan Meira sebagai orang yang lo suka. Vian gue gak bodoh, tapi gue juga gak ngerasa benci sama siapapun entah itu lo atau Meira, karena apa? Karena gue tau cewe yang lo suka itu cewe yang cantik luar dalam. Gue sangat setuju sama pilihan lo." Jujur ada sedikit rasa sakit kala ia mengetahui bahwa gadis yang disukai oleh Alvian adalah Meira sahabatnya sendiri. Namun ia juga senang karena ia tahu bahwa gadis yang Alvian pilih adalah gadis yang tepat untuknya.
"Yuk, kita kedalam pasti tante Shenna udah nungguin kita." Ajak Alvian sembari memegang tangan Alea guna menuntun gadis itu bersamanya.
"Eh Vian, jangan kasih tau ke tante Shenna perihal tadi." Pinta Alea pada Alvian dengan muka memelas.
"Heuhh, iya gue gak bakal kasih tau." Pasrahnya pada gadis itu.
Namun saat hendak masuk kedalam rumah sakit, atensi Alvian itu mengarah pada seorang pemuda yang berada di taman rumah sakit. Terlihat jika pemuda itu tengah duduk dibangku taman rumah sakit sendirian.
"Eum Lea, lo kedalam duluan gak apa-apa kan?" Tanyanya pada gadis itu.
"Loh, emangnya lo mau kemana dulu?"
"Gue, gue mau ke toilet dulu. Lo duluan aja ya, nanti gue nyusul." Balasnya berbohong karena Alvian tidak mau Alea sampai tahu apa yang akan ia lakukan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Story || Park Sunghoon✔
Jugendliteratur[END] "Cowo itu semakin dikejar semakin ngelunjak, tapi kalo Kak Arga sih gak apa-apa." My ig= @_minyoraa