"Saudara atau rival?"
[Our Story]
Sore ini, Meira tengah berada dikamarnya. Seusai kerja kelompok tadi ia langsung pulang kerumahnya diantar oleh Alvian juga Alea. Pikirannya masih tertuju pada satu pesan yang muncul di layar handphonenya tadi saat dirumah Alvian. Iya, pesan dari pemuda Jakarta bernamakan Arganta itu.
Duduk ditepi jendela dengan ditemani alunan musik yang menenangkan sembari melihat keindahan Kota Jakarta dari balik jendelanya. Meira, gadis itu merasa senang sekaligus sedih. Disatu sisi ia senang karena sang pujaan hati telah melihat kearahnya sedangkan disisi lain, apakah ia bisa bersama pemuda itu walau hanya sebentar?
"Kalau Kak Arga tau tentang aku yang penyakitan ini, apa dia masih mau bersikap manis kaya gini ya?" Tanyanya pada diri sendiri sambil menyenderkan kepalanya kesamping jendela.
'Lie-Jimin (solo)'
Lagu itu mengalun menemani gadis bernamakan Meira Ilaria disore hari. Dengan pikirannya yang bercabang kemana-mana dan juga tubuh yang sedikit lelah karena hari ini banyak aktifitas yang ia lakukan, ia menutup mata merasakan hembusan angin yang masuk melalui jendelanya dan juga menikmati alunan musik yang ia putar.
"Kalaupun tidak, aku akan tetap bahagia karna bisa kenal dan deket sama kamu Kak. Rasanya aku mau egois untuk tetap disini, tetap sama mamah, Alea, Alvian juga kamu Kak Arga. Aku gak mau pergi ninggalin kalian, aku gak mau kalian lupain aku nantinya karena pasti kalian bakal ketemu orang baru dimasa depan." Ujarnya pelan dengan tetap menutup matanya.
"Sayangg, mamah pulang." Teriak Shenna saat sampai dirumahnya. Berjalan masuk guna mencari keberadaan putri semata wayangnya itu.
Sementara Meira yang sedari tadi berada dikamar segera berlari keluar kamar untuk menyambut kepulangan sang mamah, memang sudah rutinitas Meira setiap harinya begini, ia akan selalu menyambut sang mamah dengan senyum yang merekah indah dibibirnya.
"Eh mamah," sapanya yang baru turun dari tangga.
"Hay anak mamah yang cantik, gimana hari ini?" Sapanya balik sambil menarih tasnya dimeja dan duduk dikursi ruang tamu.
"Baik mah, oh iya nanti makan malam gimana kalo kita masak bareng mah, mau kan?" Ujar Meira sambil membawakan segelas air putih untuk sang mamah yang baru pulang kerja itu.
"Boleh sayang, nanti kita masak apa?" Tanya Shenna sambil mengusap lembut pipi putrinya itu.
"Gimana kalo kita bikin ayam kecap?" Usul Meira pada sang mamah.
"Wah boleh, kalau gitu mamah mau mandi dulu ya. Kamu juga minum dulu sana obatnya." Ucap Shenna mengingatkan anaknya itu.
"Okei ma," setelahnya, Meira langsung bergegas menaiki anak tangga menuju kamarnya untuk minum obatnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Story || Park Sunghoon✔
Teen Fiction[END] "Cowo itu semakin dikejar semakin ngelunjak, tapi kalo Kak Arga sih gak apa-apa." My ig= @_minyoraa