"Bukankah indah jika kalian berdamai seperti ini? Tanpa rasa dendam maupun dengki antara satu sama lain."
[Our Story]
"Jadi, ternyata papah lo sama ibunya Kak Arga itu menikah seminggu setelah sidang perceraiannya sama mamah lo?" Tanya Alea pada Alvian.
"Iya, gue sendiri sebenernya gak tau kalau yang dinikahin sama papah gue itu ibu dari Arganta. Gue tau nya itu pas gue disuruh ke rumah papah yang baru pas kelas 8 dulu." Jelas Alvian sambil menepuk jidat Alea gemas.
Kini, Alvian dan Alea masih berada di rumah sakit tempat Meira dirawat. Sedangkan Arganta pergi sebentar karena ada urusan.
"Jadi selama ini alasan lo benci banget sama Kak Arga itu ada sebabnya?" Kini Meira yang bergantian bertanya pada Alvian.
"Sebenernya gue salah juga sih, karena ada hal yang gak bisa gue kasih tau sama kalian jadi anggap aja ini cuma salah paham." Balasnya pada Meira, sedangkan Meira hanya mengangguk faham. Bagaimana pun, Alvian punya rahasianya sendiri, anggap saja jika itu privasi dia.
Setelahnya Alea menawarkan jeruk pada Meira dan dibalas anggukan oleh Meira. Ketiganya dilanjutkan dengan ngobrol-ngobrol santai diruangan itu.
Sedangkan disini, disebuah taman rumah sakit. Shenna sedang menelpon bawahannya.
"Cepat carikan ginjal yang cocok untuk Meira anak saya berapa pun biayanya pasti akan saya kasih." Suruhnya pada bawahannya yang sedang ia telpon.
"Baik bu, saya akan carikan lagi ginjal yang cocok untuk putri ibu dan sesegera mungkin saya akan temukan ginjal itu."
"Jika dapat kamu akan saya kasih bonus." Sambungan diputus oleh Shenna secara sepihak.
Kalut, khawatir, frustasi, semua terkumpul menjadi satu. Ia kerahkan seluruh bawahannya untuk mencarikan ginjal yang cocok untuk putri semata wayangnya itu.
Shenna terduduk sambil menangis disana. Tanpa ia sadari seorang wanita seumurannya tengah melihatnya dari kejauhan.
"Shen, " panggilnya.
Shenna yang mendengar dirnya dipanggil pun mendongkakkan kepalanya mengarah pada sumber suara.
"Indri, kamu kesini?" Tanyanya melihat kehadiran Indri mamah dari Alvian itu.
Iya, Shenna dan Indri memang sudah dekat karena pertemanan Meira juga Alvian yang sedari dulu terjalin membuat orang tuanya pun ikut dekat.
"Aku turut ikut prihatin sama apa yang tengah dialami sama Meira ya, Na." Ujar Indri sambil mengusap lembut punggung wanita itu.
"Aku bingung Dri, aku gak tau harus cari dimana lagi ginjal untuk Meira. Aku takut kehilangan Meira." Balas Shenna mengadu pada Indri
Sesak rasanya jika mengingat perkataan dokter tadi pasal kesehatan Meira. Shenna yang sudah menangis itu pun langsung di peluk oleh Indri. Ia tau bahwa wanita itu tengah memerlukan sandaran untuk sekedar bercerita keluh kesahnya, menumpahkan segala rasa sakitnya.
Sejak Doni, ayah dari Meira meninggal karena kecelakaan itu, Shenna jadi sering berdua saja dengan Meira dan menutup diri dari banyak orang. Iya, saat Meira berusia dua tahun Doni, sang papah mengalami kecelakaan di sebuah tol besar. Mobil yang ia kendarai rusak parah dan Doni serta supirnya tewas ditempat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Story || Park Sunghoon✔
Teen Fiction[END] "Cowo itu semakin dikejar semakin ngelunjak, tapi kalo Kak Arga sih gak apa-apa." My ig= @_minyoraa