Ada Rasa

120 20 3
                                    

"Kita memang punya banyak rencana, tapi Tuhan yang mengatur segalanya."

[Our Story]

Sore ini Meira sedang bersiap untuk pulang kerumah ditemani dengan mamah, kedua sahabatnya dan juga Arganta.

Rasanya Meira masih sedikit kecewa dengan sang mamah yang menutupi kondisinya dari dirinya sendiri.

Terdiam dan hanya memandangi taman rumah sakit dari balik jendela, Meira terus tanpa menoleh kearah sang mamah.

Arganta yang melihat Meira berbeda dari biasanya pun mulai mendekati gadis itu yang berada dikursi roda.

"Mei, " sapanya pada Meira yang sedang termenung seorang diri.

"Eh kak, kenapa?"

"Mikirin apa?" Tanya Arganta sambil berjongkok disamping kursi roda Meira, menatap lekat gadis yang sekarang menjadi seseorang yang sangat berarti baginya.

"Ngga kok, eh kak nanti kita jadi kan ke pantainya?" Tanya Meira mengalihkan topik.

Arganta tertawa sebentar melihat Meira yang sepertinya sangat ingin ke pantai bersamanya. "Iya kita nanti ke pantai berdua ya." Balas Arganta.

"Kapan?"

"Sembuh dulu, kalo udah sembuh baru kita ke pantai. Aku gak mau ngajak kamu ke pantai di kondisi yang kaya gini." Jelas Arganta sembari mengusap lembut rambut hitam legam Meira.

"Ck, kalau udah dibolehin pulang itu berarti udah sembuh." Sungut Meira membalas perkataan Arganta.

"Udah mendingan, bukan sembuh banget. Liat, kamu aja masih pucet gini kok." Arganta menjawab Meira sambil menunjuk wajah Meira yang masih pucat.

"Aku, aku tuh cuma takut gak bisa tepatin janji sama kamu buat kepantai, nonton lomba kamu, nyerahin bunga pertama saat kamu menang nanti. Aku cuma takut gak sempet aja." Ragu, sebenarnya Meira ragu dengan ucapannya.

"Ngomong apa sih, gak baik ngomong gitu. Kamu kan udah sembuh." Arganta sangat tidak suka jika Meira sudah membahas hal yang seperti ini.

Baginya, Meira itu pasti bakal bisa melewati semuanya. Terlebih ia akan berada disamping Meira untuk memberinya kekuatan.

"Kamu tuh gak sendiri, ada aku, ada mamah kamu, ada Alvian sama Alea. Kita semua bakal selalu ada disamping kamu, bakal selalu menemin kamu, bakal selalu support kamu." Sambung Arganta menatap Meira dalam.

Meira yang mendengar penuturan dari Arganta itu pun sangat terharu. Rasanya, perjuangannya selama ini untuk mendapatkan Arganta terbayar lunas.

"Kamu tau, aku gak salah pilih kamu buat aku perjuangin." Ucap Meira yang mulai meneteskan air mata.

"Shutt, jangan nangis gitu ah. Aku juga gak salah buat nempatin hati aku dikamu, maaf kalau dulu aku kasar sama kamu." Arganta yang melihat Meira meneteskan air mata pun langsung mengusap lembut pipi Meira.

Tanpa mereka ketahui sebenarnya Shenna tengah melihat kearah mereka. Tersentuh hati Meira saat melihat perlakuan lembut Arganta kepada Meira.

Rasanya, Arganta memang seseorang yang dikirimkan tuhan untuk menjadi penyemangat Meira sekarang.

"Aku melihatmu di dalam diri Arganta Don," ucap Shenna dalam hatinya.

Our Story || Park Sunghoon✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang