"Aku hanya takut tidak bisa menepati janjiku padamu, itu saja."
[Our Story]
Malam ini, Meira tengah berada didalam kamarnya sambil menatap obat-obatan yang ada diatas nakas samping tempat tidurnya.
Muak, iya dia muak melihat semua obat-obatan dihadapannya yang selalu ia konsumsi setiap harinya.
Terus ia menatap obat obatan itu, seketika fikirannya tertuju pada ucapannya kala berada dirumah sakit tadi sore.
Ia takit tidak sempat melaksanakan keinginannya untuk pergi bersama Arganta.
"Kalau boleh, Mei pengen dikasih waktu lebih lama lagi. Seenggaknya untuk pergi ke pantai bareng Kak Arga, nemenin mamah beli bahan makanan di supermaket, pergi ke taman kota bareng Alea dan Alvian juga, Mei pengen ngerayain kelulusan Mei sama temen-temen Mei." Tanpa ia sadari, air mata yang sejak tadi ia tahan akhirnya lolos begitu saja di pipi mulusnya itu.
Bukan ingin menyalahkan takdir, hanya saja ia benci dengan kehidupannya yang seperti ini. Dimana ia harus terus menerus meminum obat yang tidak ia suka, dimana ia harus bulak balik ke rumah sakit. Bukankah itu sangat melelahkan?
Tangannya mulai tergerak untuk mengambil benda pipih yang berada diatas nakas samping obat.
Kali ini, musik yang ia pilih adalah lagu 'i see the light- soundtrack Tangled'. Kalian tahu lagu itu?
Ditemani oleh rembulan dan juga ribuan bintang, Meira berjalan perlahan menuju balkon.
Lagu yang seakan menjadi penghangat hati kala fikirannya terus kalut. Meira sedikit menangis sendirian disana.
All those days watching from the windows.
All those years outside looking in.
All that time never even knowing.
Just how blind I've been.
Now I'm here blinking in the starlight.
Now I'm here suddenly i see.
Standing here it's all so clear.
I'm where I'm meant to be.And at last I see the light.
And it's like the fog has lifted.
And at last I see the light.
And it's like the sky is new.
And it's warm and real and bright.
And the world has somehow shifted.
All at once everything looks different.
Now that I see you.Lagu itu terdengar indah ditelinga Meira. Sambil memejamkan matanya ia mendengarkan alunan lagu tersebut.
Shenna melihatnya, Shenna melihat putri semata wayangnya yang terlihat putus asa.
Perlahan tapi pasti Shenna memasuki kamar Meira dengan perlahan.
"Mei, " sapa Shenna yang terlihat sudah terisak itu.
"Ma, "
Saat berbalik, Meira terkejut melihat sang mamah sudah terisak disana.
"Ma, kenapa?" Tanya Meira yang mulai mendekati Shenna.
"Maafin mamah Mei," ujarnya meminta maaf sambil menangkup pipi Meira dengan kedua tangannya.
Meira yang faham akan situasi sekarang ini pun mengangguk sambil mengelus lengan mamahnya itu.
"Iya mah, Meira tau mamah ngelakuin ini karena mamah cuma mau Mei tetep bahagia kan. Mamah cuma gak mau Mei sedih karena tau kondisi Mei yang sebenarnya." Balas Meira yang juga terisak.
"Maafin mamah, Mei."
Shenna terus meminta maaf kepada Meira karena menurutnya ia sudah egois karena telah menutupi ini pada Meira.
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Story || Park Sunghoon✔
Teen Fiction[END] "Cowo itu semakin dikejar semakin ngelunjak, tapi kalo Kak Arga sih gak apa-apa." My ig= @_minyoraa