"Karena aku hanya ingin dirimu, entah sihir apa yang membuatku begitu menginginkan mu."
Bel sekolah telah bergema ke penjuru sekolah menandakan jam pelajaran telah usai. Saat ini Meira tengah bersiap untuk pulang sambil memasukkan beberapa bukunya kedalam tas. Sementara Alvian juga Alea suah duluan keluar kelas.
Jalan dilorong sekolah seorang diri, sambil memerhatikan lingkungan sekolahnya. Hembusan angin menerpa wajahnya yang ayu juga rambutnya. Sampai digerbang sekolah ia mendapati Alvian yang tengah berteriak memanggil namanya.
"Meii, tunggu!" Teriaknya sambil berlari kecil kearah sahabatnya itu. Tunggu, dimana motor pemuda itu? Kenapa ia menunggu Meira di depan gerbang sekolah seperti ini?
"Eh Alvian, kenapa?" Tanya Meira saat Alvian tepat berada dihadapannya.
"Mau balik? Bareng sama gue yok!" Ajaknya dengan menggenggam pergelanganan tangan Meira lembut.
"Eh gak usah Vian, gue gak langsung pulang soalnya." Tolaknya lembut sambil tersenyum kearah pemuda itu.
"Emang lo mau kemana Mei?"
"Lo lupa? Hari ini kan jadwalnya Kak Arga lomba basket." Ucapnya kembali bersemangat kala mengucapkan nama itu. Padahal tadi ia menangis sangat sendu karena lelaki itu, Meira lupa atau bagaimana sih!
Arganta lagi rupanya...
"Mei," Tegurnya, sungguh ia jengah dengan sikap Meira yang seperti ini.
"Gue tetep mau nonton Vian." Balas Meira keras kepala. Alvian khawatir jika gadis itu akan mendapatkan perlakuan kasar lagi dari Arga, namun ia tau bagaimana Meira. Ia akan melakukan apapun demi keinginannya. Keras kepala sekali bukan gadis satu ini?
"Yaudah okei, lo mau nonton kan? Ayo gue temenin." Ujar Alvian sambil menatap Meira.
"Gak usah Viann, gue bisa sendiri kok." Tolaknya lagi. Sungguh gadis keras kepala, untung saja Meira sahabatnya jika tidak mungkin sudah Alvian marahi abis abisan.
"Gak ada penolakan ya Mei, gue gak mau ambil resiko kalo ntar lo kenapa-napa." Sungut Alvian tak mau kalah.
"Gue janji gak bakal kenapa-kenapa Viann."
"Meira!" Ucapnya dengan nada tegas mungkin itu terdengar seperti sedikit membentak.
"Vian, ayo dong. Gue udah gede kali, jadi gak bakal kenapa napa juga." Sungguh, gadis ayu yang satu ini sungguh keras kepala. Ia tetap pada pendiriannya untuk berangkat ketempat pertandingan itu sendiri. PAdahal Alvian hanya ingin mengantarkannya aja agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.
"Gimana kalo ditengah jalan penyakit lo kambuh Mei?" Ucapnya khawatir. Ini, ini hal yang hanya diketahui oleh mamah, Alvian juga Alea. Meira memiliki penyakit yang sedari kecil ia punya.
Ah baiklah, mungkin ini opsi terakhir untuk jadi alasan Alvian agar bisa menemani gadis itu.
"Gue gak akan kenapa napa Vian." Ucapnya memastikan bahwa semuanya akan baik-baik saja. Memasang senyumannya yang manis da mengangguk tanda bahwa semua yang Alvian khawatirkan itu tidak akan terjadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Story || Park Sunghoon✔
Teen Fiction[END] "Cowo itu semakin dikejar semakin ngelunjak, tapi kalo Kak Arga sih gak apa-apa." My ig= @_minyoraa