Confess

167 29 1
                                    

"Bagaimana jika aku mengakui kalau aku mencintaimu? Apa semuanya akan tetap baik-baik saja?"

[Our Story]

Dua hari telah berlalu begitu saja, Shenna yang kini masih berada dirumah sakit guna menemani putri semata wayangnya itu. Iya, Meira, gadis itu belum sadar dari tidurnya. Ia terlalu nyenyak tertidur sampai lupa jika banyak yang menunggu kesadarannya disini.

Terhitung sudah dua hari Meira koma dan selama itu Shenna dan kedua sahabat Meira yang bergantian menjaga gadis itu. Kemarin, mamah Alvian juga bunda serta abi dari Alea pun turut ikut menjenguk gadis itu.

Apa kalian penasaran dengan pemuda bernamakan Arganta yang sangat disukai oleh Meira itu? Arganta, pemuda itu memilih untuk memperhatikan Meira maupun Shenna hanya dari kejauhan. Karena jika ia ingin mendekat maka disitulah Alvian hadir. Seperti tidak ada ruang lagi untuknya disana.

Hari ini hari Kamis, sekolah mereka dipulangkan dengan cepat karena akan ada rapat bersama anggota perwakilan dari sekolah lain.

"Lea, mau langsung ke rumah sakit atau pulang ke rumah lo dulu?" Tanya Alvian yang sudah duduk diatas motornya itu.

"Ke rumah gue ngapain? Numpang makan?" Tanya Alea balik sambil memakai helm yang sudah diberikan oleh Alvian tadi.

"Lo ganti baju, ya kalo lo sekalian ngasih gue makanan sih mana bisa nolak." Celetuknya pada gadis berambut pendek itu. Sebenarnya itu hanya candaan Alvian saja agar gadis itu seikit jengkel padanya. Karena menurut Alvian, Alea akan terlihat dua kali lipat lebih lucu jika sedang marah.

"Yeuhh, ya udah ayo ke rumah gue dulu. Abis itu baru ke rumah sakit, sekalian gue juga mau bawain makanan buat tante Shenna siapa tau dia belum makan juga." Balas Alea dan langsung naik keatas motor Alvian.

Namun, atensi kedua remaja itu terfokus pada seorang pemuda yang tiba-tiba saja menghadang motor Alvian yang hendak melaju jalan. Pemuda itu merentangkan kedua tangannya memberi isyarat jika sebaiknya ia berhenti dahulu dan mendengarkan apa yang akan ia bicarakan.

"Woy Dika! Ngapain didepan situ, mau gue tabrak?" Kesal Alvian, pasalnya pemuda itu tiba-tiba saja berdiri didepannya saat Alvian hendak menjalankan motornya itu, untung saja tidak tertabrak.

"Gue ada perlu sama Alea bentar, boleh kan?" Tanya Andika yang langsung memfokuskan netranya pada gadis cantik yang berada dibelakang Alvian itu.

"Mau ngapain?" Tanya Alvian lagi pada Andika.

"Bentar elah,"

"Bentar dulu deh Vian, kayanya penting." Ujar Alea dan langsung turun dari motor Alvian. Sebelum pergi, Alvian sempat membisikkan sesuatu pada Alea.

"Kalo ada apa-apa inget jangan panik, gue ada dibelakang lo."  Bisiknya pada Alea dan dibalas anggukan kecil oleh Alea.

Iya, Alvian merasa ada yang aneh dengan pemuda bernamakan Andika ini, pasalnya sudah dua minggu Alvian terus melihat gelagat aneh dari pemuda ini saat bertemu dengan Alea. Entah itu hanya perasaannya saja atau memang benar, Alvian sedikit was-was saat melihat Alea dibawa begitu saja oleh Andika.

"Hadehh, ni cowo bikin kerjaan gue aja deh." Gerutunya dan sesegera mungkin Alvian mengikuti Alea dan juga Andika dari belakang.

Our Story || Park Sunghoon✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang