Rebutan

149 28 0
                                    

"Karena mendapatkanmu itu butuh banyak perjuangan."

[Our Story]

Pagi ini baskara telah muncul sangat cerah di langit Kota Jakarta. Meira yang telah siap dengan seragam dan sepatu yang sudah dia kenakan pun keluar kamar dan turun kebawah untuk sarapan bersama mamah tercinta.

Owh ya, jangan lupakan parfum pagi ini yang Meira pilih adalah parfum dengan wangi buah mangga yang segar.

Gadis cantik itu mengulas senyumnya kala ia melihat sang mamah tengah menata nasi goreng dimeja makan. Mamahnya yang selalu terlihat cantik dengan menggunakan dress kantornya.

"Pagi mah," sapanya dari arah tangga. Terlihat senyuman yang terukir dibibir sang mamah kala melihat putri semata wayangnya tengah menuju kearahnya dengan sangat gembira.

"Pagi sayang, sini kita sarapan dulu sebelum berangkat. Nah ini nasi gorengnya dan ini minumnya, oh jangan lupa obatnya." Ucapnya sambil menyiapkan sepiring nasi goreng dan juga segelas minum kearah Meira, jangan lupakan empat pil obat yang berbeda warna itu.

"Mah,"

"Kenapa sayang?"

"Aku cape minumin obat mulu, hari ini gak usah ya." Eluh Meira kepada sang mamah.

Terlihat raut wajah Meira yang murung saat empat pil beda warna itu disuguhkan dalam piring kecil untuk dia minum.

"Mei, mamah mau kamu sembuh aja sayang." Balas Shenna menatap Meira sedih. Shenna mengerti akan keadaan putri semata wayangnya ini yang mungkin telah lelah meminum obat-obatan seperti ini sedari kecil. Namun, jika tidak Meira akan drop lagi seperti kemarin.

"Ngerti ya sayang," sambungnya sambil mengelus pipi mulus Meira. Meira yang melihat tatapan Shenna yang sendu itu pun mengiyakan perkataan sang mamah dan segera memakan nasi goreng itu terlebih dahulu.

"Kamu ke sekolah sama siapa Mei? Mau mamah aja yang antar?" Tawar Shenna sambil menyantap sepiring nasi goreng buatannya sendiri.

"Gak usah mah, Mei naik bus aja kaya biasa." Tolaknya lembut, Meira hanya tidak mau mamahnya terlambat ke kantor hanya karena mengantarkan dirinya ke sekolah. Lagi pula, bukankah Meira memang sudah biasa untuk berangkat ke sekolah menggunakan bus.

"Kalo ada apa-apa langsung telpon mamah ya. Abis itu kalau kamu mau dijemput telpon mamah juga, oke?"

"Iya mah, nanti kalau Mei butuh sesuatu pasti Mei telpon mamah." Balasnya sambil menggenggam lengan sang mamah lembut, meyakinkan semuanya akan baik-baik saja.

Iya, setelah kejadian kemarin Shenna lebih rewel pada Meira. Terlebih karena ia belum dapat pendonor untuk gadis semata wayangnya itu. Shenna sebenarnya sudah mencari ke beberapa rumah sakit untuk mendapatkan ginjal yang cocok untuk Meira, namun hasilnya nihil.

Saat tengah menyantap nasi goreng, suara ketukan pintu membuat atensi kedua wanita ini pun mengarah kesana.

"Biar Mei aja yang buka." Ujarnya dan segera berjalan kearah pintu utama untuk membukakan pintu.

"Siapa ya pagi-pagi seperti ini sudah bertamu?" Tanya Shenna monolog sembari kembali menyantap nasi goreng tersebut.

Saat membuka pintu rumahnya, Meira sedikit terkejut melihat kedatangan Arganta ke rumahnya sepagi ini. Maksudnya untuk apa? Ini pertama kalinya Arganta datang ke rumah Meira sepagi ini.

Our Story || Park Sunghoon✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang