Perihal Kesehatannya

127 23 3
                                    

"Jika dikehidupan sekarang kita tidak bisa bersama mungkin dikehidupan selanjutnya kita bisa bersama."

[Our Story]

"Biarkan dia pulang dan merasakan kebahagiaannya sendiri."

"Tidak! Meira sembuh, putri saya pasti sembuh. Saya akan terus berusaha mencari ginjal yang tepat untuk Meira." Tekan Shenna pada dokter itu.

Saat ini ia tengah berada diruangan dokter yang menangani Meira putrinya. Bukannya memberi kabar baik, malah dokter itu menyuruh Meira pulang dengan alasan sudah tidak ada harapan lagi.

"Bagaimana bisa seorang dokter profesional seperti anda bicara seperti itu pada saya." Sambung Shenna yang mulai emosi.

"Maaf Bu Shenna, tapi sangat tipis kemungkinan Meira untuk sembuh dari penyakitnya. Terlebih sampai sekarang ibu belum bisa mendapatkan ginjal itu." Sahut dokter tersebut memberikan penjelasan kepada Shenna.

Setelahnya Shenna pergu dari ruangan dokter itu dengan begitu saja tanpa menjawab perkataan dokter tersebut.

Memilih untuk masuk kedalam ruangan sang anak dirawat. Terlihat jelas raut wajah Meira yang sedang tersenyum kearah benda pipih yang sedang ia pegang itu.

"Mei, "

"Eh mah, dari mana?" Tanya Meira saat melihat kedatangan Shenna.

"Ah itu, tadi mamah abis dari luar soalnya tadi ada telpon dari temen mamah." Bohongnya pada Meira.

Meira hanya mengangguk paham sebagai jawaban, padahal Shenna sedang berbohong padanya.

"Mei, lagi liatin apa sih? Kok senyum senyum sendiri gitu." Tanya Shenna sambil berjalan mendekat kearah brankar Meira.

"Mau liat pantai ma,"

"Pantai?"

"Kalau Mei sembuh nanti, Kak Arga mau ajak Meira kepantai. Bolehkan mah?" Izinnya pada Shenna.

Ragu, sekarang Shenna menjadi ragu karena perkataan Meira tadi. Apakah ia harus menuruti kata dokter atau tidak.

Lagi pula sampai sekarang ginjal itu masih belum ditemukan. Tidak ada alasan lagi bagi Shenna untuk tidak mengikuti perkataan dokter tadi.

Demi kebahagiaan Meira, mungkin itulah yang ada dipikiran Shenna sekarang.

"Besok kita pulang,"

"Serius ma?"

"Iya sayang, kan kamu juga mau kepantai bareng Arganta bukan?"

Terlihat jelas senyum merekah Meira yang terpampang jelas diwajah cantiknya saat mendengar bahwa dirinya bisa keluar dari rumah sakit besok.

Sedangkan Shenna, ia terlihat bahagia bercampur sedih. Sekuat tenaga ia mencegah air matanya keluar.

"Kamu seneng kan?"

"Seneng dong mah."

Malam itu, Meira berfikir ia akan bisa mewujudkan semua angan-angan yang ia buat sendiri.

Our Story || Park Sunghoon✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang