Pulang

272 73 8
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Cause, i always like everything about you."

[Our Story]

Hari ini Meira sudah di perbolehkan untuk pulang ke rumah. Shenna selaku mamah dari Meira pun membantu Meira turun dari bangsal rumah sakit itu menuju keluar ruangan. Setelah semuanya siap, Meira juga Shenna mulai keluar dari gedung rumah sakit menuju parkiran.

"Sayang, kamu tunggu sini dulu ya. Mamah mau ambil mobil sebentar." Katanya saat sampai di parkiran sambil mendudukkan Meira disalah satu kursi yang berada disana.

"Iya mah, Mei tunggu sini." Setelah Shenna pergi, mata Meira menangkap seseorang yang ia kenal. Tak lama Meira memerhatikan orang itu, tiba-tiba saja ia orang itu sudah tidak ada.

"Gue yang salah liat atau emang orang itu yang lagi ngintipin gue yah? Tapi kok kaya gak asing." Monolognya sambil menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.

Tidak lama setelah itu datanglah Shenna dan turun untuk membantu putri semata wayangnya itu untuk masuk kedalam mobil. Selama perjalanan Meira sempat memikirkan orang yang tadi ia lihat di parkiran rumah sakit. Seperti tidak asing namun ia juga bingung siapa orang itu.

Setelah sampai dirumah Meira langsung masuk ke dalam kamarnya untuk istirahat dibantu dengan sang mamah yang membawakan barang-barangnya.

"Mei, kalo ada apa apa kasih tau mamah aja ya sayang atau gak panggil bibi juga gak apa apa." Ucap Shenna lembut sambil mengelus pucuk kepala Meira lembut.

"Iya mah, yaudah mending sekarang mamah juga istirahat pasti cape juga kan jagain aku terus?"

"Iya, ya sudah mamah ke kamar mamah dulu ya. Kamu juga jangan lupa istirahat sayang." Ucap Shenna sambil berjalan keluar kamar Meira.

"Hahh, gue kangen banget sekolah deh. Kangen ketemu sama Alea, Alvian, Kak Arga banyak deh pokonya." Gumamnya sambil menatap atap kamarnya itu.

Sementara itu, Shenna diam-diam sedang menangis di dalam kamarnya karena memikirkan kondisi putri semata wayangnya itu.

"Ya tuhan, bagaimana bisa aku dapat donor ginjal untuk putriku dalam waktu yang sesingkat ini." Monolognya sambil menangis memegangi surat dokter.

Demi apapun untuk saat ini Shenna tidak memikirkan apapun selain kesehatan putri semata wayangnya itu. Ia takut jika terjadi sesuatu terhadap putri semata wayangnya itu. Shenna masih punya banyak hal yang ingin ialakukan bersama putri semata wayangnya itu, banyak hal yang ingin ia lihat dari Meira termasuk saat nanti ia bersama pasangan hidupnya.

Our Story || Park Sunghoon✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang