14

123 59 15
                                    

Sesuai perkataan David kemarin, bahwa ia akan menjemput Zia tepat di rumahnya. Karena David sudah izin kepada Celine lewat WhatsApp.

David sudah berada di kawasan rumah Zia dan menunggu Zia turun kebawah.

"Kan gue udah bilang kalau gue bisa berangkat sendiri" ketus Zia sudah sampai di depan rumahnya.

David menaikan sebelah alisnya, "Gue gak terima penolakan"

"Minggir gue mau lewat" usirnya.

"Lo berangkat bareng gue"

"Nggak!"

"Lo lupa sama perjanjian awal? Selama kita pacaran walau pura-pura gue bakal jemput lo kemanapun"

"Sejak kapan perjanjian nya gitu?"

"Hari ini"

"Minggir gak!"

"Nggak"

"Gue bakal telat David" geram Zia.

"Nggak mau telat kan?"

"Awas deh lo!"

Tanpa pikir panjang dan tidak mau berdebat lebih lama, David langsung menarik tangan Zia untuk masuk ke dalam mobilnya.

David langsung melajukan mobilnya tanpa mendengar ocehan Zia.

***

"Sumpah gue sebel banget sama Zia pas di acara kakek Leo" ucap Tania kesal.

"Rencana lo berhasil kan?" tanya Maura.

Tania menghembuskan nafasnya kasar, "Gagal total"

"Masa segitu aja lo gak bisa sih?"

"Ya gimana gue mau lakuin kalau di rumah kakek banyak bodyguard dan CCTV"

"Eh liat deh David sama Zia" ujar Anin sambil menunjuk kearah David dan Zia yang baru datang.

Sontak Maura dan Tania melihat kearah yang di tunjuk oleh Anin. David dan Zia baru datang sambil menggandeng tangan Zia.

"Bener-bener tu anak" ucap Maura tak terima.

"Ini gak bisa di biarin Mau" balas Anin.

Maura berdiri dan melangkah menghampiri David dan Zia diikuti oleh Tania dan Anin.

"Lo lupa kalau keluarga kita gak suka sama dia" ucap Tania kesal sambil menunjuk Zia.

David menaikan sebelah alisnya, "Keluarga kita? Lo kali yang gak suka sama Zia"

"Lagian kamu ngapain sih pacaran sama dia" ucap Maura menatap sinis kepada Zia.

"Masalah?" balas David.

"Masalah dong Vid, gue tu pacar lo"

"Segitunya lo terobsesi sama gue?" balas David.

"Miris" ucap Zia tersenyum miring.

Maura menatap Zia sinis dan maju satu langkah  mendekati Zia.

Plak

Sontak David melihat pipi Zia yang sangat merah atas tamparan Maura. David menatap Maura tajam sangat tajam.

"Gimana enak?" tanya Maura kepada Zia.

EDWARDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang