10

167 76 20
                                    

"Saya gak mau tau, bulan ini anak saya dan anak anda sudah bertunangan!" ujar Argan tegas.

"Bulan ini? Apa tidak bisa di undur lagi Argan? Saya belum membujuk David" balas Bara.

Argan membalikkan badannya, "Itu urusan kamu Bara, kalau kamu tidak bisa membujuk David untuk bertunangan dengan anak saya. Maka saya terpaksa saya mengambil rumah, mobil dan perusahaan kamu sebagai pembayaran hutang-hutang kamu kepada saya!"

Bara menghampiri Argan, "Saya akan berusaha membujuk David untuk bertunangan dengan Maura, kamu tenang saja Argan"

Setelah mendengar ucapan Bara, Argan langsung pergi meninggalkan rumah Bara tanpa meninggalkan satu kalimat.

Jessica yang sedari tadi menguping pembicaraan Bara dengan Argan, ia langsung menghampiri Bara.

"Lebih baik rumah dan fasilitas-fasilitas di ambil oleh Argan, dari pada anak kita David menjadi korban karena hutang-hutang kamu" ujar Jessica.

Sontak Bara menoleh, "Saya tidak mau hidup miskin asal kamu tau! Saya tidak peduli David menjadi korbannya yang terpenting rumah dan fasilitas-fasilitas ini tidak di ambil oleh Argan!" ucapnya tegas.

"Egois kamu Bara! Kamu lebih mementingkan harta di bandingkan nasib anak kamu!"

"Saya sudah cape banting tulang untuk mendapatkan ini semua Jessica! Kamu tidak usah ikut campur dengan urusan ku!" ucap Bara tegas, setelah itu ia pergi meninggalkan Jessica.

"Mah, mamah gapapa?" tanya Gladys.

"Iya sayang mamah gapapa, kamu belum tidur? Besok kamu ada kegiatan di sekolah kan?"

"Ya udah Gladys ke atas dulu, mamah tidur yah istirahat" ucap Gladys.

Jessica hanya mengangguk pelan sebagai jawaban. Gladys pun melangkah menaiki anak tangga menuju kamarnya.

Begitu juga dengan Jessica, ia melangkah menuju kamar untuk beristirahat karena sudah larut malam.

***

"Gue denger lo mau tunangan sama David?" tanya Tania kepada Maura.

"Emang iya Mau?" tanya Anin tak percaya.

Maura tersenyum manis dan berkata, "Yes, gue bakal tunangan sama David bulan ini"

"Kok bisa?!" pekik Tania dan Anin bersamaan.

"Ya bisa lah, apa sih yang gue gak bisa?" balas Maura dengan mengangkat sebelah alisnya.

"Emang David mau?" tanya Anin serius.

"Ya pasti mau lah, demi orang tua David juga"

"Gue gak ngerti sama omongan lo Mau" ujar Tania bingung.

Maura duduk di kursi koridor, "But orang tua David punya banyak hutang sama bokap gue, dan salah satu jalan keluar melunasi utang-utangnya itu David harus tunangan sama gue"

"Lo serius Mau?" ucap Anin tak percaya.

Maura mengangguk dan tersenyum puas.

"Wah gila sih, Zia bakal nangis kejer-kejer liat lo sama David tunangan" ucap Tania tertawa.

"Bakal ngakak banget liat muka Zia dengan penuh kesedihan dan air mata" ucap Anin tertawa.

EDWARDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang