31

53 16 54
                                    


Rafael berada di sebuah gedung yang layaknya rumah baginya. Ia disini tidak sendiri, tetapi ia bersama sahabat-sahabatnya yang juga suka balap motor.

"El, kemarin gue balap ternyata Edward gak datang" ucap Daren. Salah satu sahabat Rafael yang paling cool dan dingin terhadap cewek. Dan terlebih, ia sibuk dengan motornya dan juga selalu push rank.

"Bagus, berarti tandanya dia gak akan pergi ke Amerika" ucapnya sambil meneguk minuman soda miliknya.

"Lo kenapa pindah sekolah dah? Bukannya lo gak mah sekolah disana?" tanya Rama sahabatnya yang dulu satu sekolah dan kelas.

"Taro hp lo, gak sopan nanya sambil main game" ketus Rafael. Karena memang Rafael paling tidak suka jika seseorang bertanya dengannya dengan posisi sedang bermain handphone.

"Iya-iya jawab dulu ngapa"

"Ada seseorang yang bikin gue penasaran"

Ini pertama kalinya Rafael penasaran kepada seseorang, ya walaupun ia playboy tapi tetap saja yang membuat dirinya penasaran akan ia kejar mati-matian.

"Lo bisa gak sih serius aja sama rencana kita?" seseorang angkat bicara sambil turun kebawah menghampiri sahabatnya.

Sontak mereka bertiga menengok kebelakang dan mendapatkan Agil yang dimana dahulu juga ia sosok juara 1 sedunia balap motor di Spanyol.

Rafael terkekeh sinis. "Lo kalo gak tau gak usah banyak omong Gil, gue pindah juga karena gue mau cari tau Edward itu siapa. Jadi jangan seenaknya lo mikir gue gak fokus sama tujuan gue ngerti lo?"

"Yaelah Gil sekali-kali jangan serius-serius sama tujuan kit--"

"Tutup mulut lo!" gertak Agil.

"Gue gak mau tau kalian harus fokus sama tujuan kita. Gue udah gak sabar buat nyingkirin Edward yang bisa-bisanya dia ambil posisi gue" tegur Agil sedikit keras.

Memang sifat Agil itu sangat keras kepala, egois dan tidak sabar akan hal yang ia ingin bertindak.

Sementara Rafael, Rama dan Daren hanya berdiam menutup mulutnya sebelum ia menjadi korban banting yang Agil berikan kepadanya. Sebenarnya Rafael tidak pernah takut dan tidak akan pernah takut kepada Agil, bisa saja hari ini ia habiskan Agil tetapi ia lebih memilih diam karena ia sedang malas untuk memukul orang.

*****

"Thanks ya atas menu baru yang lo bikin, caffee gue jadi rame. Thank you banget Zi" ucap Axvel sambil berjalan bersampingan dengan Zia yang mengantarkan Zia kedepan untuk pulang.

Zia tersenyum. "Your welcome Vel, gue seneng kok bantu lo apalagi membuat coffee lo rame" balas Zia dengan ekspresi yang ikut senang.

"Lo sama David beneran tunangan?" tanya Axvel penasaran. Karena Zia dan David tidak pernah keliatan romantis seperti pasangan yang lain sebelumnya.

"Gue sama David--"

"Udah selesai?" ucap David baru saja tiba di coffee Axvel. Karena memang tadi sempat pulang dan kembali lagi untuk mengantarkan Zia pulang.

"Iya udah selesai. Kok lo lama banget sih?" ketus Zia.

"Heh masih beruntung ya lo gue balik kesini buat jemput lo pulang kerumah!" ucap David tak kalah.

"Balik sana lo berdua ribut mulu kayak tom and jerry" usir Axvel.

"Berisik lo. Gue antar ni bocah songong dulu habis tu gue balik lagi kesini" pamit David seraya menatap Zia sengit dan lalu ia berjalan menuju motor.

EDWARDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang