35

48 8 14
                                    

Angga dan Vanessa sudah sampai dirumah sakit. Mereka buru-buru masuk kedalam. "Ruang operasi dimana Ga?" tanya Vanessa khawatir.

"Disana" sambil menunjuk kearah kanan. Vanessa berlari karena ia ingin menemani Reno menjalankan operasi diluar.

Sesampai disana, Vanessa mendapatkan kedua orang tua Reno dan juga kedua orangtua Zia. Dan tentunya disana sudah ada Zia, David dan Boby yang ikut menemani Reno menjalankan operasi.

Serasa ada seseorang yang datang, Zia menengok dan mendapati Vanessa dengan Angga. Raut wajah Vanessa yang menangis membuat Zia menghampirinya.

"Nes" ucap Zia pelan sambil menghampiri Vanessa yang menatapnya kecewa.

"Gue kecewa sama lo Zi" Vanessa mengungkapkan penuh penekanan.

"Nes, gue gak bermaksud buat gak kasih tau lo" Zia berusaha menjelaskan.

"Ternyata lo jahat Zi. Selama ini gue salah nilai lo, gue kira lo baik dan mengerti keadaan dan posisi gue. Tapi sekarang, lo rebut apa yang gue mau Zi! Dan gue gak ngerti bisa temenan kayak lo!" sentak Vanessa. Angga berusaha menenangkan Vanessa agar tidak membuat keributan.

Hati Zia sedikit sakit mendengar kata-kata yang dilontarkan Vanessa tadi. Dengan sigap David menangkup Zia kedalam pelukannya.

Boby yang sedang duduk, kini bangkit setelah mendengar omongan Vanessa. "Maksud lo apa?" suara Boby terdengar marah.

"Dan lo Bob, LO KENAPA GAK KASIH TAU GUE KALO RENO KECELAKAAN!"

"Gue gak ngasih tau lo?" Boby bertanya balik kepada Vanessa.

"KENAPA BOB, KENAPA GAK NGASIH TAU GUE?!"

"LO YANG KENAPA NES!" Boby tidak bisa menahan emosinya lagi. Terpaksa ia membentak Vanessa agar dia sadar.

"Dari kemarin lo selalu jauhin Zia, cuekin Zia, ngehindar dari Zia. Asal lo tau ya, gue udah kasih tau lo kalo Reno kecelakaan!"

Vanessa langsung mengecek ponselnya dan benar saja pesan Boby belum terbaca olehnya dari kemarin. Ditambah Boby menelepon Vanessa 25 kali, namun Vanessa sendiri yang tidak ingin mengangkatnya.

"Gue telepon lo gak angkat, gue wa lo gak baca. Sebenarnya lo KENAPA?!" Dada Boby naik turun meluapkan emosinya yang selama ini ia pendam.

Sedangkan Vanessa terus mengeluarkan air mata.

"Gue tau lo marah karena Reno cinta sama Zia. Lo harus sadar, cinta itu gak bisa dipaksakan Nes. Begitupun gue, gue juga suka dan cinta sama lo Nes asalkan lo tau!" Boby meluapkan isi hatinya membuat Vanessa terpaku.

Semua orang kaget mendengar perkataan Boby. Mungkin memang waktunya tidak tepat, tetapi ini adalah jalan untuk membuat Vanessa sadar.

Vanessa pergi meninggalkan ruang operasi dengan tangisan yang terisak. Zia ingin mengejar namun dicegah oleh David. "Belum saatnya lo temuin Vanessa. Kasih waktu buat nenangin dirinya sendiri" David menyarankan untuk tidak mengejar Vanessa.

Karena David tau yang akan terjadi jika Zia menemui Vanessa yang sedang emosi. Bukan malah memperbaik, justru makin memperburuk persahabatan mereka.

Zia mengangguk kecil dan duduk disebelah Talita. "Kamu harus sabar menghadapi sifat Vanessa. Jangan sampai persahabatan kamu sama Vanessa hancur" Talita tidak mau persahabatan antara Zia dan Vanessa begitupun Reno dan Boby hancur.

"Iya mih" jawab Zia. Entah sekarang Zia harus bagaimana supaya dirinya bisamenerima keadaan bahwa dirinya dengan Reno adalah adik kakak, Zia benar-benar belum sepenuhnya menerima semua itu.

Zia berharap suatu hari nanti dirinya akan menerima semua itu.

Semoga.

David bangkit dari duduknya. "Om tante David pergi dulu sebentar" pamit Dilan kepada Celine dan Dion.

EDWARDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang