"Lo serius gak sih sama David?" ucap Tania dibuat bingung dengan sikap Maura nyantai-nyantai saja.
Maura meletakkan garpu. "Maksud lo?" tanyanya.
"David sama Zia makin deket. Lo bukannya cari care buat misahin malah nyantai" Tania sedikit kesal karena ia tahu bahwa David dan Zia semakin dekat akhir-akhir ini.
"Gue gak nyantai" kesal Maura. Serasa Tania menganggapnya bersantai, padahal Maura sendiri sedang memikirkan sesuatu.
"Kok kalian ribut sih? Makan dulu diabisin biar tenaganya ada kalau kalian berdua mau berantem" sahut Anin yang sudah risi dengan keributan dimeja antara Maura dan Tania.
Maura menatap tajam. Anin mengalihkan pandangannya ke makanan dan melanjutkan makannya.
"Asal lo tau ya, gue daritadi mikirin rencana buat misahin mereka" Maura menegaskan agar Tania tidak asal bicara.
"Terus rencana lo apa?" tanya Tania.
Maura mengalihkan pandangannya, lalu ia tertuju dengan seorang pria yang sedang menelepon.
Tania yang melihat itu langsung mengerti. "Lo mau minta bantuan Rafael?"
"Yap" Maura mengangguk seraya meminum minumannya.
"Dia udah nolak tawaran lo tadi Mau?!"
"Usaha tidak mengkhianati hasil Tan" Maura tersenyum licik. Lalu ia bangkit dari duduknya dan menghampiri Rafael diseberang.
"Hi El" sapa Maura basa-basi.
Rafael menoleh. "Mau apa lo?" ketusnya.
"Tawaran gue kemarin masih berlaku loh El, yakin lo nolak?" Maura berusaha membujuk Rafael untuk bekerja sama dengannya.
"Gak!"
"Masa lo nolak sih El? Lo suka 'kan sama Zia?"
Rafael membuang nafasnya kasar. "Gue bilang gak ya gak, budeg ya lo?!"
"Yakin gak mau El? Ini kesempatan lo buat dapetin Zia sekaligus ngehancurin David" lagi dan lagi Maura masih berusaha membujuk Rafael.
"Dari dulu lo mau ngehancurin David dan cita-citanya? Gue bisa bantu kalau lo mau bekerja sama gue" sambung Maura. Membuat Rafael diam sejenak sambil memikirkan.
Omongan Maura ada benarnya, memang dari dulu Rafael ingin menghancurkan cita-cita David. Walaupun mereka bersaudara, tapi Rafael membencinya.
"Oke gue mau bekerja sama sama lo, dengan satu syarat" ucap Rafael serius.
"What?"
"Lo harus rahasiain soal ini dan lo gak boleh gegabah dalam merencanakan ini semua. Cukup gue dan lo yang tau, temen-temen lo gak boleh tau termasuk Tania. Oh satu lagi, lo gak boleh ngelakain Zia sedikitpun"
"Oke deal. Tapi lo harus janji, gak boleh ngelakain David sedikitpun!" Maura setuju dengan persyaratan Rafael.
Tania dan Anin buru-buru menghampiri Maura. Dengan cepat Rafael pergi dari sana.
"Gimana?" tanya Tania.
"of course" Maura pergi meninggalkan kantin dengan senyum liciknya.
****
Sudah 3 jam menunggu operasi selesai. Dan akhirnya dokter keluar masih menggunakan seragam scrub.
Talita bangkit dan menanyakan keadaan Reno selama operasi. "Bagaimana dok apakah operasi berjalan dengan lancar?" tanya dengan suara gemetar. Takut, jika tidak berhasil.
"Alhamdullillah operasi berjalan dengan lancar. Namun, ada kendala. Pasien sempat mengalami kritis saat operasi berlangsung, tapi alhamdulilah pasien telah melewati masa kritisnya dan tinggal menunggu sadar" jawab Dokter setenang mungkin.
"Alhamdullillah" semuanya merasa lega mendengar bahwa Reno baik-baik saja dan tidak terjadi seperti yang tidak diinginkan.
"Saya permisi dulu, pasien akan segera kami pindahkan keruangan" pamit Dokter.
"Terimakasih yaallah engkau telah mengabulkan doa-doa ku" ucap Talita pelan.
"Kamu pasti sembuh Nak" ujar Dion pelan yang didampingi dengan Celine.
"Mih Zia ke toilet dulu sebentar" Talita mengangguk sebagai jawaban.
Ini kesempatan Celine untuk berbicara kepada Zia. Ia langsung menyusul anaknya itu.
"Zia" panggil Celine.
"Iya mah?" Zia menoleh.
"Mama mau bicara sebentar sama kamu boleh?"
Zia mengangguk, "Boleh mah"
Mereka duduk sebentar di area kasir. Karena toilet berada di belakang kasir.
"Mama minta kamu bisa nerima ini semua, tolong maafkan papa" Celine mulai berbicara sambil mengambil tangan Zia.
"Apa mama udah bisa maafin papa yang selama ini bohong sama mama?"
Celine menggeleng pelan. "Nggak sayang, mama udah tau sebelumnya sebelum papa kasih tau"
"Mama kenapa gak bilang sama Zia?" Zia berusaha setenang mungkin. Bagaimanapun ia tidak boleh membentak mamanya itu.
"Maafin mama, belum waktunya kamu tau. Mungkin sekarang waktunya kamu tau dan bisa nerima kenyataan bahwa kamu dan Reno seorang kaka beradik. Mama tau pasti ini sulit untuk kamu nerima, tapi mama minta kamu coba buat Nerima ini semua ya?"
"Zia ke toilet dulu ya ma, nanti Zia akan coba"
"Makasih sayang, kamu pasti bisa" Celine tersenyum. Perasaannya mulai tenang karena Zia akan berusaha untuk menerima kenyataan.
Zia melenggang pergi menuju toilet.
Apakah salah jika Zia belum siap untuk menerima semua kenyataan bahwa dirinya beradik kaka dengan Reno?
****
David yang sedari tadi menunggu Zia diluar kamar ruangan Reno yang baru. Sudah 30 menit Zia tidak muncul selepas pergi ke toilet.
David bangkit dan mencoba mencari Zia diluar. Siapa tau Zia berada ditaman. Sesampai ditaman, ia melihat seorang perempuan yang sedang menyendiri sambil menatap tanaman didepannya.
David mencoba menghampiri perempuan tersebut, dan benar saja perempuan itu adalah Zia.
"Are you okay?" David duduk disebelah Zia yang sedari tadi ia melamun.
Zia menoleh dan tersenyum tipis.
Tanpa aba-aba, David langsung menarik Zia kedalam dekapannya menerima kekuatan. Ia tau bahwa perempuan yang ia cintai sedang tidak baik-baik saja.
"Lo pasti bisa nerima kenyataan, mama lo bisa nerima masa lo gak bisa nerima?" David sambil mengelus rambut Zia lembut.
David membiarkan Zia berada dipelukannya. Dan tak lupa ia memberi support untuk Zia. "Bisa ya lo nerima kenyataan?"
Zia melepaskan pelukannya. "Gue akan coba, thanks ya Vid"
"Gue akan selalu ada disamping lo, gue akan selalu support lo dalam keadaan sedih maupun senang. Izinin gue untuk menjadi pengganti Alva yah?" ucap David seraya menghapus air mata Zia di pipinya. Dan menatap Zia penuh keseriusan atas ucapannya.
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
EDWARD
Teen Fiction[ JANGAN LUPA FOLLOW SEBELUM BACA ] Awal mula kisah pertemuannya dengan Edward, Zia mengetahui siapa dibalik seorang pembalap terkenal yang membuat semua orang bertanya-tanya siapa dibalik orang tersebut. PENASARAN SAMA CERITANYA? YUK KITA SIMAK CER...