23

82 22 43
                                    

Zia baru saja keluar dari mobil dan melihat Reno berjalan bersama Boby tepat disamping Zia.

"Hi Ren Bob" sapa Zia tersenyum.

Namun Reno dan Boby buang muka dan mempercepat langkahnya. Hal itu membuat Zia bingung dengan sikap mereka berdua hari ini. Karena tidak biasanya mereka mendiamkan dirinya.

Zia terus menatap Reno dan Boby memikirkan apa kesalahan dirinya. Seingat dirinya, ia tidak punya salah tapi mengapa mereka cuek kepadanya?

Zia melangkah dan melihat Vanessa sedang berjalan dengan seseorang. Zia langsung menghampiri Vanessa untuk bertanya ada apa dengan Reno dan Boby hari ini.

"Vanessa!" panggil Zia sambil menghampiri.

Vanessa enggan menengok lalu ia melangkah, namun langkah Vanessa terhenti karena tanggannya dipegang oleh Zia.

Vanessa enggan melihat Zia dan menatap lurus. Membuat Zia bingung juga dengan sikap sahabatnya hari ini.

"Kok lo kayak ngehindarin gue terus Reno dan Boby juga, gue ada salah?" ucap Zia bertanya mengapa mereka seakan-akan sedang menghindari dirinya.

Vanessa menepis tangan Zia, membuat Zia kaget dengan sikap sahabatnya itu.

"Lo kenapa? gue ada salah sama lo?" tanya Zia sedikit panik.

"Semenjak ada David lo berubah tau gak, kemarin lo kemana hah? acara haul ke 3 tahun Alva aja lo gak dateng! Biasanya lo paling pertama datang Zi, tapi sekarang? semenjak David datanh, lo berubah total tau gak?!" bentak Vanessa tidak bisa menahan emosi.

Zia terdiam, ya memang kemarin tidak hadir haul ke 3 tahun kematian Alva. Zia bukan tidak mau hadir tetapi siapa yang akan menjaga rumah disaat kedua orangtuanya pergi.

"Maaf gue kemarin sibuk" ucap Zia menyesal tidak hadir.

"Sibuk lo bilang? kemarin gue juga sibuk kok tapi gue tetep hadir. Segitunya lo sibuk sampai lupa haul ke 3 tahun Alva iya?" ucap Vanessa, membuat Zia merasa bersalah.

"Bunda Risa udah nunggu lo berjam-jam dan berharap lo datang. Lo udah ngecewain kita semua tau gak semenjak lo deket sama David!" lanjut Vanessa, setelah itu pergi meninggalkan Zia sendirian.

Apa yang dibilang Vanessa tadi benar, Zia benar-benar merasa bersalah dan telah mengecewakan semuanya. Terutama, bunda Risa, om Riko dan Alva.

David yang melihat Zia berdiri sendiri di koridor, membuat ia melangkah menghampiri Zia.

"Lo kenapa?" tanya David saat ia tahu pertengkaran Zia dengan Vanessa.

"Gue gapapa, gue ngerasa bersalah tadi malam gue gak hadir acara haul 3 tahun Alva" ucap Zia sambil membenarkan tasnya.

"Tadi malam lo kenapa gak minta gue antar lo ke haul 3 tahun Alva?"

"Gue gak enak sama sama lo, lo udah nemenin gue masa iya gue repotin lo lagi"

David menatap Zia, "Wajar kalau mereka kecewa sama lo, biasanya lo paling pertama datang sekarang malah lo yang gak hadir"

"Apa iya semenjak ada David, gue jadi berubah?" batin Zia menatap David.

"Sorry semenjak lo bantu gue, lo jadi jauh sama sahabat lo. Gue janji, bakal nyelesain semuanya dalam waktu yang cepat" ucap David janji pada Zia bahwa ia tidak akan hadir dalam kehidupan Zia.

Zia menggeleng pelan, "Ya udah gue ke kelas duluan"

David mengangguk pelan, dirinya merasa bersalah telah membawa Zia kedalam masalahnya.

Seharusnya ia tidak meminta bantuan kepada Zia yang akhirnya sahabatnya kecewa kepada Zia. Hal itu merasa David sangat-sangat bersalah, ia berjanji akan menyelesaikan masalahnya dengan cepat.

EDWARDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang