18

105 36 36
                                    

Zia mengurak-arik tas ransel nya untuk mencari sesuatu sambil melangkah menuju kelas.

"Apa buku gue ketinggalan ya?" ucap Zia pada diri sendiri.

Zia terus mencari buku di dalam tas, karena hari ini ada mata pelajarannya.

"Masa iya ketinggalan?!"

"Eh Zi lo lagi ngapain?" tanya Boby sambil mengamati Zia.

Zia mendongak, "Ini buku kimia gue kan hari ini ada pelajaran nya"

"Oh, coba lo cari lagi di kelas barangkali kemarin lo ketinggalan di meja"

"Nggak Bob, kemarin gue udah taro di tas"

Ting ting....

Bel masuk berbunyi menandakan seluruh siswa dan siswi segera masuk ke kelas masing-masing.

"Bob gimana dong? Kalau gue gak ngumpulin itu tugas, bisa-bisa gue di hukum" cemas Zia saat mendengar bel.

"Mending lo pasrah aja deh, buat ngelak atau cari alasan aja lo gak punya" balas Boby terkekeh kecil.

Zia berdecak kesal, pasalnya ia sudah menyimpan buku di tas. Tetapi ternyata tidak ada di tas.

Benar, Lebih baik Zia berserah diri kepada Bu Nita dan menerima hukuman yang akan di beri oleh Bu Nita.

Boby dan Zia mulai melangkah menuju kelas, sesampai di kelas Zia langsung duduk di tempat nya.

"Bob Zia kenapa?" tanya Reno kepada Boby saat melihat wajah Zia yang ditekuk.

Boby menengok kebelakang, "Buku kimia dia ilang"

"Ilang? Kok bisa?"

Boby mengangkat bahunya acuh, lalu ia menghadap ke depan karena Bu Nita sudah masuk kelas mereka.

Reno melihat Zia dengan wajah panik, panik akan Zia di hukum oleh Bu Nita.

"Silahkan kumpulkan tugas kemarin kedepan dan kita akan mengulang kembali materi kemarin" ujar Bu Nita sambil melangkah menuju meja guru.

"Mati gue" ucap Zia dalam hati.

Siswa siswi mulai mengumpulkan buku di atas meja Bu Nita.

"Zia kamu tidak mengumpulkan tugas?" ucap Bu Nita saat tahu Zia tidak mengumpulkan.

"Buku saya ketinggalan Bu" balas Zia seadanya.

Bu Nita menghembus nafasnya kasar, "Silahkan ke lapangan dan hormat di depan tiang bendera selama pelajaran saya selesai"

Zia menghembus nafasnya pasrah, "Baik bu"

Zia mulai melangkah keluar kelas menuju lapangan dan siap berpanasan.

Tania tersenyum puas melihat Zia di hukum oleh Bu Nita.

****

"Gara-gara lo kita terlambat" ucap Angga sambil melangkah di koridor.

"Lagian kelas kita free santai aja kali" balas Patrick sambil memakan roti.

Mereka berdua melanjutkan langkahnya untuk menuju kelas, akan tetapi langkah mereka terhenti saat melihat Zia.

Angga memegang bahu Patrick untuk menghentikan langkahnya.

"Kenapa sih lo?" sarkas Patrick.

"Itu Zia ngapain di lapangan sendirian pake hormat segala" balas Angga sambil menunjuk kearah lapangan.

Patrick melihat kearah lapangan yang di tunjuk oleh Angga. Dan benar, Zia sedang berdiri di depan tiang bendera sambil hormat diatas teriknya matahari.

EDWARDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang