17

123 35 27
                                    

Zia, Reno dan Boby sudah sampai di TPU untuk menjenguk sahabat mereka yang sudah sangat lama meninggalkan mereka.

"Kamu kuat?" tanya Reno kepada Zia saat melihat wajah Zia yang tampak sedih.

Reno tahu Zia tidak akan kuat jika dirinya sudah melihat rumah baru Alva. Apalagi setiap ke pemakaman, Zia selalu mengingat kenangan mereka berdua sebelum Alva meninggalkan Zia selamanya.

Zia tersenyum tipis, "Insya Allah"

Mereka bertiga mulai melangkah memasuki area pemakaman menuju tempat pemakaman Alva, sambil membawa bunga tabur, bucket bunga dan juga air.

Vanessa tidak bisa ikut ke pemakaman di karena kan Vanessa sedang keluar kota bersama keluarganya.

Reno berjongkok di sebelah kanan menghadap rumah baru sahabatnya Alva. Boby berjongkok di sebelah kiri, dan Zia berjongkok tepat disamping Reno di sebelah kanan.

"Assalamualaikum bro" ucap Boby terkekeh kecil sambil bertos di batu nisan.

Dulu sebelum Alva meninggal, Boby selalu manja kepada Alva. Semua yang di inginkan Boby, Alva langsung menuruti permintaan Boby semua apapun itu.

Dulu Alva dan Reno sering berdebat hal kecil karena tak ada yang mau mengalah soal apapun itu. Apalagi, Reno sering kali menggoda Alva untuk mengambil Zia darinya. Membuat Alva marah dan langsung memeluk Zia dengan erat, agar tak di rebut oleh Reno.

Semasih Alva hidup, Alva adalah sosok sumber kebahagiaan Zia yang Allah kasih kepadanya. Alva sumber kebahagiaan Zia walau soal kecil maupun besar. Alva selalu menjaga Zia dari pria-pria brengsek yang berusaha mendekati Zia orang yang dia cintai.

Alva selalu perhatian dan selalu menjaga Zia dari hal apapun itu. Sampai dia tidur di depan pagar rumah Zia supaya tidak ada yang menggangu Zia.

Mengingat masalalu baik Zia, Reno dan Boby dengan Alva. Membuat mereka tak percaya dengan kenyataan bahwa Alva sudah meninggalkan mereka selamanya.

Dulu Alva pernah berjanji kepada Zia, Reno, Vanessa dan Boby. Alva berjanji bahwa dia akan membahagiakan sahabatnya dengan cara dia sendiri dan selalu berada di sisinya.

Reno menarik nafasnya panjang, "Gue rebut Zia dari lo ya, supaya lo bangun dari tidur dan mukul gue sampai babak belur"

Boby menatap Reno dan Zia secara bergantian.

"Sekarang gak ada lagi yang manjain gue" ucap Boby sambil menatap batu nisan yang bertulis Alva Sebastian.

"Assalamualaikum Va, aku kembali mengunjungi rumah baru kamu di temani sama Reno dan Boby sahabat kamu" ujar Zia tersenyum kecut.

Reno bangkit dari jongkok dan pindah posisi agar Zia bisa memeluk batu nisan.

"Lo jahat Va ninggalin gue!" kesal Boby karena Alva meninggal kan dirinya secepat ini.

Walau Alva meninggalkan mereka sudah lama, tetapi mereka masih tidak menyangka bahwa orang yang selalu bikin mereka tertawa meninggalkan mereka terlebih dahulu.

"Lo masih inget? Lo pernah janji sama kita semua terutama Zia, lo janji gak akan ninggalin kita semua dan bikin kita semua bangga sama lo karena lo berhasil meraih juara sedunia di pembalap" ucap Reno.

"Kita semua bangga sama lo, karena lo udah berhasil bikin kita bahagia dengan cara lo buktiin ke semua orang, bahwa lo bisa juara" lanjut Reno.

Zia, dia tak bisa mengatakan apapun. Zia sudah tak tahan setiap dirinya mengunjungi pemakaman Alva. Zia menangis dibalik kacamata hitam, agar Alva tak tahu dan marah kalau orang yang Alva cinta menangis.

EDWARDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang