"STOP!!" bentak Jessica memotong ucapan Wilam. Ia langsung menghampiri Reno dan memperhatikan pipi kiri Reno yang terdapat bekas tamparan keras yang diberikan oleh Wilam.
Jessica menatap Wilam penuh kecewa, "Jahat kamu mas, kamu sudah menampar anak kamu sendiri. Seharusnya kamu tidak pantas bersikap keras kepada Reno anak kamu Wilam!" katanya penuh penekanan.
"Jangan pernah memaksa Reno untuk melanjutkan sekolahnya di luar negeri. Kamu tidak akan tahu perasaan Reno seperti apa ketika kamu memaksanya untuk meninggalkan kota Jakarta yang penuh banyak kenangan baginya" lanjut Jessica masih menatap Wilam kecewa.
"KALIAN BERDUA SAMA-SAMA TIDAK MENGHARGAI KEPUTUSAN SAYA!" bentak Wilam emosi, lalu ia melenggang pergi dari hadapan Jessica dan Reno.
"Udah mih tenang ya tahan emosinya, Reno baik-baik aja udah biasa" ucap Reno tersenyum pahit.
"Ini sudah sekian kalinya papih kamu menamparmu Reno. Atau papih bertindak lain selain menampar kamu? bilang sama mamih jangan dipendam. Mamih tahu pikiran kamu sedang terganggu dengan keinginan papih kamu iya kan?" balas Jessica menatap Reno penuh kekhawatiran yang mendalam.
"Nggak kok mih Reno baik-baik aja, Reno kuat kok menghadapi papih. Mamih gak usah khawatir ya?" pinta Reno. Ia hanya tidak ingin Jessica kepikiran dengannya.
Jessica menatap Reno sebentar penuh kekhawatiran dan ketakutan. Lalu ia memeluk Reno dengan sayang yang langsung dibalas oleh Reno dengan pelukan hangat memberi keyakinan dan kepercayaan bahwa dirinya baik-baik saja.
"Reno baik-baik aja, mamih gak usah khawatir. Reno gak mau mamih kepikiran tentang Reno, percaya sama Reno" Reno berkata dengan posisi masih memeluk Jessica.
*****
Kini Zia sedang bersiap-siap untuk pergi kerumah Jessica yang akan dijemput oleh David. Simpel saja Zia memakai kemeja putih dan celana jeans yang dibaluti dengan sepatu.
Serasa sudah rapih dan siap, Zia langsung keluar kamar untuk menemui David yang sudah ada didepan.
"Mah aku pamit dulu kerumah tante Jessica" pamit Zia ketika ia ingin keluar rumah.
"Iya sayang hati-hati" balas Celine tersenyum.
Lalu Zia keluar rumah dan menghampiri David yang sedang menghirup vape. "Kenapa tiba-tiba lo nyuruh gue temenin nyokap lo?" tanya Zia sembari menghampiri David.
David menengok dan menyimpan vape disaku jaketnya. "Kalo bisa nginep, hari ini gue mau temuin Argan buat bayar hutang bokap gue"
Zia hanya mengangguk dan mengambil helm yang tercantol dikaca spion. David melirik Zia sebentar dan tersenyum kecil, lalu ia memakai helmnya dan menaiki motor untuk segera pergi kerumah David.
Ditengah perjalanan, Zia menepuk bahu David. "Kenapa?" ucap David sedikit keras.
"Berhenti didepan gue mau beli sesuatu" ucap Zia sedikit keras.
"Ck, ngapain sih? Nggak ada waktu Zia. Dirumah gue banyak snack, terserah mau lo habisin atau gak. Udah ya gak usah?" omel David, karena memang tidak waktu lagi untuk membeli snack.
"Y" jawab Zia singkat. Membuat David tersenyum karena melihat raut wajah Zia yang cemberut lewat spion. Helm yang digunakan Zia yaitu helm bogo yang tidak ada kacanya, jadi David bisa lihat raut wajah Zia yang sedang cemberut, kesal atu marah.
KAMU SEDANG MEMBACA
EDWARD
Teen Fiction[ JANGAN LUPA FOLLOW SEBELUM BACA ] Awal mula kisah pertemuannya dengan Edward, Zia mengetahui siapa dibalik seorang pembalap terkenal yang membuat semua orang bertanya-tanya siapa dibalik orang tersebut. PENASARAN SAMA CERITANYA? YUK KITA SIMAK CER...