26

77 26 68
                                    

"Sepertinya kakek salah menyetujui pernikahan mamah kamu dan papah kamu David. Yang pada akhirnya mamah kamu menderita seperti sekarang" ujar Leo sambil memandangi taman didepannya yang terletak dibelakang rumah Leo.

David menghembus nafasnya panjang, "Sampai sekarang David belum mengumpulkan uang untuk membayar utang-utang papah. Minggu ini terakhir papah harus bayar" ucap David seraya memandangi Leo dengan posisi duduk.

Leo membalikkan badannya, "Besok kakek akan kirim ke rekening kamu dan kamu bayar semuanya ke Argan. Supaya kamu tidak menikah dengan Maura, setelah itu kakek akan menikahkan kamu dengan Zia dalam waktu dekat"

Hal itu membuat David kaget, karena David belum kepikiran soal menikah. Yang ia pikirkan adalah cita-citanya yang ingin menjadi seorang atlet pembalap.

Disisi lain, David bingung dengan kakeknya yang ingin sekali menikahkan dirinya dengan Zia. Padahal dirinya dengan Zia hanya lamaran kontrak pada saat itu.

"Kenapa kakek ingin sekali David menikah dengan Zia?" tanya David penasaran yang dari dulu ingin bertanya seperti ini.

"Kakek Zia adalah sahabat kakek, setelah itu perusahaannya dipegang oleh Dion papah Zia. Sebelum kakek Zia meninggal, ia berpesan kepada kakek bahwa cucunya nanti jika perempuan ia ingin menjodohkan cucunya dengan cucu kakek jika kakek memiliki cucu laki-laki dari mamah kamu" singkat cerita dari Leo yang membuat David paham dan mengerti.

Drt

Ponsel David berbunyi menandakan sebuah telepon masuk. Lalu ia mengangkat teleponnya.

"Halo kenapa mah?"

"Kamu bisakan kerumah sekarang?"

"Iya mah bisa ada apa?"

"Pokoknya kamu kesini sekarang oke?"

"Oke mah, David kesana sekarang"

Ponsel pun terputus, David langsung pamit kepada Leo untuk pergi menghampiri Jessica dirumah.

"Apa yang terjadi David?" tanya Leo.

"David izin pulang kerumah mau ada yang diomongin sama mamah"

"Oke, kalo ada apa-apa telepon kakek"

David mengangguk, "Baik kek" setelah itu ia melenggang pergi menuju rumahnya yang selama ini ia tidak pernah pulang kerumah kedua orangtuanya.

David melenggang pergi dari kediaman Leo dengan motor sport nya. Sudah lama ia tidak menginjakkan kakinya dirumah orangtuanya yang selalu menjadi tempat dirinya dan Bara bertengkar.

Rindu, rindu sekali dengan pertengkaran itu. David senang bertengkar dengan Bara, tetapi ia tidak suka jika Bara sudah bermain kasar terhadap Jessica. Seolah-olah Jessica menjadi bahan pelampiasan dirinya ketika amarahnya bergelonjak.

Tidak lama diperjalanan, David sudah sampai dikediaman orangtuanya. Letak rumah Leo dan rumah kedua orangtuanya tidak begitu jauh, hanya membutuhkan 5-10 menit.

Ia langsung saja masuk kedalam dan menemukan Jessica yang tengah menangis di pelukan Gladys.

Ketika masuk, David kaget dengan suasana yang sangat berantakan seperti terjadi kemalingan. Feeling David tertuju kepada Bara bahwa ia yakin ini semua akibat Bara.

"Mah apa yang terjadi? Papah berulah lagi dan main kasar sama mamah iya?" tanya David panik dengan kondisi Jessica yang menangis sesenggukan.

"Gladys bilang sama kakak apa yang terjadi? Apa papah berulah lagi dan memukul mamah?" David kembali bertanya kepada Gladys. Ia melihat adiknya itu gemetar ketakutan.

EDWARDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang