David dan Zia sampai diparkiran sekolah, lalu Zia turun dari motor dan membereskan rambut yang berantakan akibat helm yang ia pakai tadi.
Hari ini mereka berangkat bersama karena semalam Zia menginap dirumah Jessica atas permintaan Jessica untuk Zia menginap dirumahnya.
"Selamat pagi calon pacar" sapa seseorang dari samping. Sontak Zia menoleh kesamping dan mendapati Rafael yang sedang tersenyum manis kepada Zia.
David yang mendengar itu, ia langsung mendekati Zia. Karena ia tahu bahwa Rafael ingin bermain-main dengan Zia.
Dilihat David mendekat kepada Zia, Rafael berkata. "Eh ada tunangan kontrak nya" ucapnya begitu miris.
David menatap Rafael tajam, lalu ia menarik tangan Zia agar cepat pergi dari hadapan Rafael.
Rafael yang melihat itu terkekeh jahat.
"Kayaknya lo suka banget sama Zia?" ujar seseorang dari belakang. Dan ternyata Maura yang berbicara seperti itu sambil menghampiri Rafael yang diikuti sahabatnya.
Rafael tak menjawab ia malah menatap Maura dan para sahabatnya dengan tatapan yang begitu aneh menurut Anin.
"Gue colok ya tu mata?!" sentak Tania kesal kepada saudaranya.
"Gue congkel juga tuh mata" jawab Rafael sadis.
"Lo mau gak bantu gue supaya bisa dapetin David? Begitu juga dengan lo yang nanti bakal gue bantu supaya dapetin Zia gimana?" tawar Maura mengajak kerjasama untuk bisa mendapatkan apa yang mereka mau.
Rafael mendekat kehadapan Zia. "Cara lo murahan" ucapnya diselingi kekehan kecil.
Lalu Rafael pergi meninggalkan Maura yang kesal atas perkataannya. Apa-apaan Rafael bilang seperti itu kepadanya.
"Bener-bener ya saudara lo!" kesal Maura kepada Rafael. Bisa-bisanya Rafael menolak kerjasama dengannya, yang jelas-jelas sama-sama ingin mendapatkan apa yang mereka mau.
*****
"Ga Angga!" panggil Patrick pelan, sangat pelan. Karena mereka sedang ulangan harian pak Trian yang super duper galaknya minta ampun.
Pak Trian yang mendengar suara itu langsung melirik para siswa/i dengan tatapan tajam. Telinga dan kedua mata Pak Trian begitu tajam dan gesit. Suara decitan kursi ataupun meja saja Pak Trian sudah melirik dengan tajam.
"Mampus gue" cicit Patrick yang hampir ketauan menyontek.
Para siswa/i begitu amat kebingungan dengan mengerjakan soal-soal latihan yang amat susah untuk dijawab. Bila mereka menjawab dengan asal, sudah dipastikan pak Trian akan menghukuminya dan tidak memberikan nilai dirapot nanti maupun ijazah.
Lain dengan David dan Axvel yang begitu tenang mengerjakan soal-soal yang menurut siswa/i lain. Memang David dan Axvel cukup pintar dalam pelajaran yang ia sukai. David yang terlihat brandal dan nakal oleh banyak orang, tetapi ia pintar dalam menjawab soal ulangan dengan nilai yang bagus. Sama hal dengan Axvel, yang terlihat sangat dingin dan cuek irit ngomong, ia mampu menjawab soal-soal dengan cepat dalam waktu 5menit saja sudah selesai.
"10 menit lagi kumpulkan" ujar Pak Trian karena ia hanya memberi waktu 20menit dalam mengerjakan 50 soal dengan soal pertanyaan yang susah.
"Gila kali ya ngasih waktu 20menit dalam 50 soal. Gue aja 10 menit baru 5 soal yang gue kerjain" cerocos Patrick tak terima ia diberi waktu 20menit.
David dan Axvel berdiri dari bangkunya dan mengumpulkan kertas ulangan dengan cepat.
Pak Trian bangkit dari kursinya dan berjalan mengelilingi para siswa/i yang susah mengerjakan soal-soal. "Sudah 10menit kamu baru mengerjakan 5soal Patrick?" ucap Pak Trian begitu sedikit marah."Dimana letak susah itu Patrick? Kalian cuman hanya menghitung saja" amarah pak Trian mulai memuncak karena siswa/i yang lain baru mengerjakan 5-25 soal.
"Menghitung juga butuh rumus pak" jawab Patrick berani.
Angga mendengar perkataan itu langsung menggeplak tangan Patrick yang sudah berani menjawab.
Pak Trian menghembus nafasnya kasar, "Kumpulkan!" titahnya lalu ia kembali ketempat meja guru untuk melihat kertas ulangan para siswa/i.
Dengan muka kusam, kesal, marah Patrick terpaksa mengumpulkan kertas ulangan yang baru ia kerjakan 5soal. Sebentar lagi akan ada masalah besar yang ia akan hadapi.
Angga yang melihat raut wajah Patrick seperti itu, ia menghampiri. "Tenang, lo gak sendiri gue juga baru 20soal" ucapnya sambil melangkah keluar kelas menyusul David dan Axvel.
"Mending lo 20soal, lah gue? 5soal anjir gila kali mana ngasih waktu 20menit dalam 50soal!" cerocos Patrick masih tidak terima.
"Yang penting kita sama-sama dihukum, ya walaupun David sama Axvel gak. Udah biasa juga kan kita berdua dihukum?"
"Kita? Lo aja kali!" jawabnya. Lalu ia berjalan lebih dulu menuju warung BangSat yang sudah lama mereka tak kunjung.
*****
Sudah waktunya siswa/i SMA Flourst jam pulang sekolah yang sudah ditentukan. Vanessa langsung mengemaskan buku-buku dan bulpennya ke tas ranselnya. Setelah selesai, ia langsung melangkah menuju parkiran.
Namun, seseorang lebih dulu menahan tangan Vanessa. Dan ternyata Zia yang sudah menahannya. "Lepas!" sentak Vanessa tanpa melihat Zia.
"Plis stop Nes! Gue cape terus-menerus lo diemin cuekin gue terus. Gue salah apa sama lo? Kalau gue ada salah lo bilang sama gue Nes jangan diemin gue" ucap Zia dengan cukup keras. Ia tidak bisa diam terus menerus mendiamkan hubungannya dengan Vanessa yang akhir-akhir ini renggang.
"GUE BILANG LEPAS, LEPAS ZIA!" bentak Vanessa keras. Ia tidak bisa menjawab pertanyaan Zia. Jangankan menjawab, melihatnya saja mungkin ia sangat muak.
Serasa tidak ada reaksi dari Zia, Vanessa menghentakkan tangannya walaupun membuat tangannya sakit dan memerah. Lalu ia pergi dari kelas dan segera pulang kerumah tanpa menjawab dan melihat Zia sedikitpun.
Zia memegang kepalanya pusing dan tidak mengerti dengan sikap Vanessa sekarang. Melihatnya saja Vanessa tidak mau. Besok akan lebih tegas menghadapi Vanessa agar permasalahan dirinya dengan Vanessa selesai.
"Wow kayaknya semakin hari semakin gentar ya perdebatannya" ucap Maura yang tiba-tiba masuk ke kelas XII IPS 1 yang sudah tidak ada orang selain Zia.
Zia mendekat kearah Maura dan mendekatkan dirinya ketelinga Maura. "Lo tau apa urusan gue hah? Nggak usah ikut campur urusan gue dan Vanessa. Atau rahasia lo gue bongkar!" ucapnya begitu sadis bila didengar.
Zia langsung melenggang pergi meninggalkan Maura seorang diri terpaku atas perkataannya. Rahasia? rahasia apa yang Zia tahu tentangnya?
"Arrgghh ANJING!" teriak Maura kesal. Maura harus mencari tahu rahasia apa yang Zia miliki tentangnya. Karena ia sudah menjaga baik-baik rahasia yang ia miliki dengan sangat baik.
Dan bisa-bisanya Zia tahu salah satu rahasianya, atau bahkan semua rahasianya?
Ini gak bisa dibiarin. Secepatnya ia harus mencari tahu dan lebih hati-hati terhadap Zia.•••••
Hi, jangan lupa votementnya ya karena itu penyemangat bagi aku buat nulis cerita ini <3
KAMU SEDANG MEMBACA
EDWARD
Jugendliteratur[ JANGAN LUPA FOLLOW SEBELUM BACA ] Awal mula kisah pertemuannya dengan Edward, Zia mengetahui siapa dibalik seorang pembalap terkenal yang membuat semua orang bertanya-tanya siapa dibalik orang tersebut. PENASARAN SAMA CERITANYA? YUK KITA SIMAK CER...