Sesuai perkataan Axvel kemarin, hari ini tepatnya pukul 14.00 WIB akan launching coffee shop Alvori tepatnya dijalan mawar yang lumayan tidak jauh dengan sekolahannya.
Mereka berada diluar tali pita yang akan digunting oleh Axvel untuk sebagai tanda bahwa coffeshopnya telah resmi dibuka. Sambil menunggu David dan Zia yang sedang berada dijalan, mereka semua bersiap-siap dan sudah ada anak-anak SMA Flourst menghadiri undangan Axvel.
"Nah tuh David" ucap Angga yang berdiri disebelah Patrick yang sambil membawa nampan berisi gunting.
"Sorry udah bikin kalian nunggu" ujar Zia tidak enak hati.
"It's oke Zia. Kita langsung saja ke acaranya yaitu sesi memotong tali untuk sebagai tanda resmi bahwa coffe ini telah dibuka yang akan dipotong oleh Axvel pemilik coffeshop ini" ucap Angga sebagai pembawa acara.
Patrick yang membawa gunting yang sudah dihiasi dengan tali pita menghampiri Axvel dengan senyuman sebagai tanda bahwa dirinya bangga kepada sahabatnya.
David yang berada disebelah Axvel pun merasa bangga dengan Axvel yang telah berhasil membangun bisnis yang selama ini Axvel impikan.
Axvel mengambil gunting tersebut dan berkata. "Bismillahirrahmanirrahim, dengan ini saya ucapkan bahwa coffeshop Alvori resmi saya buka!" sambil memotong tali pita yang dekat berada diambang pintu masuk.
Semuanya bertepuk tangan dan senang bahwa coffe ini telah resmi dibuka. Dan terlebih lagi, siswa/i SMA Flourst senang bahwa sekolah mereka dekat dengan coffeshop yang untuk beristirahat.
"Gue bangga sama lo" ucap David sambil meluk Axvel atas sahabatnya telah berhasil membangun bisnis pertamanya.
"SELAMAT BROO!!!" girang Patrick sambil menepuk bahu Axvel.
"Congrast Vel, bangga banget gue anjrit!" ucap Angga kepada Axvel sambil mengacak rambut Axvel.
"Selamat Vel" ucap Zia ia ikut bahagia dengan Axvel walaupun ia tidak dekat dengannya dan belum tahu lebih tentang Axvel.
"Thanks semuanya udah mau hadir diacara launching coffee gue, so kalian sekarang boleh masuk kedalam dan pesan minuman gratis. Dan untuk satu minggu kedepan akan gue potong harga 50 persen dari harga aslinya" ucap Axvel mengumumkan bahwa hari ini dan satu minggu kedepan harga coffe akan dipotong 50 persen dari harga aslinya.
Semuanya berburu masuk kedalam untuk mendapatkan coffe yang gratis hari ini.
*****
Setelah masuk kedalam, Zia dan David duduk berhadapan dan terlihat diraut wajah David tampak gelisah. "Are you okey?" ucap Zia kepada David.
"Oke" ucapnya tersenyum pahit.
"Masih mikirin soal om Argan?" tanya Zia peka karena bukan lagi ia memikirkan Argan di licik itu yang membuat David ragu untuk pergi ke Amerika untuk mewujudkan cita-citanya.
David menatap Zia serius. "Gue batal pergi ke Amerika" ucapnya benar-benar membuat Zia terkejut karena ia tidak percaya akan membatalkan mewujudkan cita-citanya demi menyelesaikan urusannya dengan Argan.
"GAK BISA!" histeris Patrick tidak terima.
"Yang benar aja lo main batal aja. Ini kesempatan lo buat mewujudkan cita-cita lo Vid" lanjut Patrick menghampiri meja Zia dan David.
Terdengar ditelinga Axvel dan Angga yang langsung menghampiri David dan Zia. "Lo berangkat kesana, kita akan bantu masalah lo sama Argan tenang aja semuanya akan baik-baik aja Vid percaya sama kita" Angga angkat bicara agar David tidak membatalkan cita-citanya yang selama ini ia nanti.
"Thanks ya nanti gue pikirin lagi" putus David agar semuanya tidak fokus pada masalahnya karena hari ini adalah hari bahagia Axvel yang baru saja membuka coffeenya.
Kemungkinan Axvel akan lebih fokus kepada coffeenya ketimbang sebelumnya menjadi pembalap. Doakan saja semoga coffee Axvel rame terus supaya ia bisa membuktikan kepada kedua orangtuanya.
"Wah rame nih, congrast ya" ucap seorang perempuan yang berada dibelakang mereka semua.
Sontak David dan sahabatnya begitu juga dengan Zia menengok kebelakang dan mendapatkan Maura and the gengnya.
"Lo ngapain kesini?" tanya Patrick dengan nada tidak suka akan keberadaan Maura.
"Lah suka-suka kita dong, kita kam kesini mau meramaikan coffee sahabat lo plus gue mau nongkrong dicoffee baru sekitar sini. So, gak ada larangan kan kita datang kesini Axvel?" ucapnya membuat Patrick terdiam.
Tapi tetap saja Patrick benar-benar tidak nyaman dengan kehadiran Maura dan sahabatnya. Patrick menatap sinis Maura and the gangnya karena ia benar-benar tidak suka.
"Ayo girls kita cari tempat, see u calon suami" Maura mengatakan itu membuat semuanya muak ingin muntah 7 kali 7 keliling. David yang mendengarnya saja bergidik jijik dan ingin sekali menegur Maura tetapi ia tahan karena tahu tempat.
Patrick mempraktikan muak ingin muntah tapi emang benar-benar ingin muntah saat Maura bilang seperti itu.
"Bisa gila tu anak" ucap Angga bergidik ngeri.
"Woi Vel, lo kenapa dah diem mulu dari tadi kaya curut mingkem. Cerita?" ucap Patrick sambil merangkul Axvel.
"Gue butuh barista" ucap Axvel to the point.
"Lah kan ada gue sama Angga, emang gak cukup?" balas Patrick.
"Gue bisa bikin coffee favorit gue dan ya enak banget. Tenang, gue udah pernah bikin dirumah, ya kalo mau kita bisa tes sekarang?" Zia angkat bicara, karena memang dirinya bisa membuat coffee yang ia suka dan memang juga ia suka mencampur bahan coffee yang menjadi coffee favorit nya.
"Nggak akan bikin kecewa Zia mah ya gak Vid?" ucap Patrick menggodai David seraya satu alis naik turun.
Tanpa basa-basi, mereka langsung ketempat barista untuk membuat coffee buatan ala Zia.
Pertama ia mengambil bubuk kopi espresso dan dimasukkan ke takaran 1:1 dan dimasukkan kedalam blender dan tidak lupa susu dengan takaran yang sama atau 1:4 agar tidak terlalu pahit dan tidak terasa kopinya. Kemudian Zia memblender dan langsung saja ia tuangkan kedalam gelas kecil dan tak lupa ia balurkan demgan bubuk kopi yang sudah disiapkan oleh Axvel."Serius dah wanginya mantap" ucap Angga tercium aroma perpaduan kopi dengan susu yang sangat tidak sabar ia mencobanya.
"Silakan dicoba" ucap Zia kepada Axvel. Lalu Axvel mulai mencobanya dan dari raut wajahnya menampakkan bahwa sangat enak.
"Gimana?" cicit Zia takut ia salah mencampur bahan.
"Gue suka dan enak banget, ini bakal jadi menu favorit di coffee Alvori" Axvel tersenyum atas buatan coffee Zia yang asal campur ternyata enak dan pas tidak terasa kopinya.
Patrick dan Angga mengambil segelas kopi dan meneguk coffee tersebut hingga habis. Dan tak lupa juga dengan David yang ikut mencobanya.
"DEMI APA EBL EBL EBL. ENAK BANGET LOCH" serempak Patrick dan Angga bersamaan karena memang kopi buatan Zia benar-benar diluar ekspektasi.
"Syukur kalo kalian suka dan pemilik coffeenya. So gue bakal namain coffee ini dengan Macchiato yang sesuai dengan bahan yang gue campur. Setuju?" Zia memberikan ide untuk nama kopi yang baru saja ia buat.
"SETUJU!" serempak mereka berempat.
Disisi lain, David menatap Zia kagum sangat kagum. Ntah mengapa akhir-akhir ini ia merasa bahwa dirinya ingin menjaga dan membahagiakan Zia dengan caranya.
Apakah dirinya mulai jatuh hati kepada Zia si cewek sengit membuat David kesal setiap melihatnya?
••••••
Yuk tebak David bakal jatuh hati gak ya sama Zia?
Kalian tim mana nih
- David Zia?
-Alva Zia?
-Axvel Zia?
atau
- Rafael Zia?
KAMU SEDANG MEMBACA
EDWARD
Teen Fiction[ JANGAN LUPA FOLLOW SEBELUM BACA ] Awal mula kisah pertemuannya dengan Edward, Zia mengetahui siapa dibalik seorang pembalap terkenal yang membuat semua orang bertanya-tanya siapa dibalik orang tersebut. PENASARAN SAMA CERITANYA? YUK KITA SIMAK CER...