(+) Kembali

1K 136 23
                                    

"Lagi?"

Hana mengangguk-anggukkan kepalanya pelan untuk menjawab pertanyaan lelaki di hadapannya yang sedang menyibakkan poni Hana agar lelaki tersebut dapat melihat jelas luka di pelipis Hana. Kini tangannya beralih untuk menarik hoodie bagian lengan Hana untuk melihat luka lainnya.

"Dimana?" tanya lelaki tersebut, bermaksud menanyakan lokasi terjadinya hal ini.

"Rumah Kak Hanbin."

Lelaki tersebut menghela napas pelan, lalu memegang kedua lengan Hana. "Gue harus gimana sekarang?"

"Diem aja, kak. Lagian mau ngelawan juga gimana?"

"Bisa kok. Mau dilawan aja?"

Hana menyandarkan tubuhnya ke sofa, lelaki itu tetap memegang lengan Hana. Malam ini, mereka sedang berada di ruang tengah rumah Hana, lelaki tersebut tadinya ingin mengajak makan malam, namun ternyata lelaki itu malah disuguhkan Hana yang sedang terduduk di sofa dengan isakan tangisnya.

"Gila emang, sampe segitunya ke gue," gerutu Hana dengan suara yang parau.

Lelaki di hadapannya hanya menatap Hana, mendengarkan gerutuan dari mulut Hana. Tangan kanannya kini mengelus pelan rambut Hana, sedangkan tangan kirinya mengelus pelan punggung tangan Hana.

"Kak Ji," panggil Hana.

"Iya?"

"Kalo lo kayak gini terus, bisa-bisa gue jatuh cinta sama lo."

"Silakan."

Hana langsung terdiam. Suara lelaki itu lembut dan tenang, tatapannya pun terlihat tenang.

Park Jihoon, lelaki manis yang dikenalkan Hanbin pada Hana. Lelaki tersebut anak dari temannya Hanbin yang memiliki perusahaan besar, seorang mahasiswa semester akhir yang sedang menyusun skripsi, memiliki kemampuan bernyanyi, berkepribadian baik dan juga ia pintar. Maka, Hana tidak heran Hanbin mengenalkan Jihoon padanya.

Baru saja Jihoon akan menarik Hana ke dalam pelukannya, bel rumah ini tiba-tiba berbunyi membuat Hana dan Jihoon terkejut. Lelaki tersebut langsung bangkit dari duduknya.

"Gue aja yang bukain."

"Iya.." Setelah dapat jawaban dari Hana, Jihoon bergegas pergi ke pintu utama.

Tidak lama dari itu, Jihoon kembali lagi ke ruang tengah untuk menghampiri Hana. Hana terkejut begitu melihat seorang lelaki mengikuti Jihoon dari belakang.

"Haru.."

Begitu dipanggil oleh Hana, Haruto langsung sedikit mendorong pelan tubuh Jihoon ke samping kanan agar tidak menghalangi jalannya.

Iya, Haruto yang datang ke rumah Hana.

"Lo.. sebenernya kenapa?" tanya Haruto begitu duduk di samping Hana dan melihat mata Hana yang masih berkaca-kaca.

Hana terkejut, ia tidak menyangka Haruto datang ke rumahnya lagi setelah sekian lama dan juga ia merasa bingung karena ia tahunya itu Haruto sangat kesal padanya, mengingat kejadian 3 hari yang lalu dimana Hana ditarik oleh teman-temannya Haruto. Bahkan, setelah bertanya lengan Hana kenapa dan belum dijawab oleh Hana, Haruto hanya menghela napas pelan dan berucap, "Lainkali hati-hati." Pada Hana.

"Gue mau jujur, gue kepikiran lo terus,"  ucap Haruto.

Jihoon menghela napas pelan, lalu duduk di sofa seberangnya seraya memperhatikan Haruto.

"Tunangan kakaknya sering maen fisik ke dia, sering ngancam Hana biar bisa milikin harta kakaknya Hana sepenuhnya," jelas Jihoon.

Haruto menatap ke arah Jihoon. "Lo siapa?" tanyanya.

The Present is Yours | •Haruto• [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang