After : Dua Puluh Satu

771 75 2
                                    

Sampai di rumah Dava mereka berempat di sambut dengan senyum lebar milik Naomi yang di berikan dengan gratis. Naomi begitu antusias menyambut kedatangan teman-teman anaknya.

"Ayo masuk." ajaknya begitu semangat.

Abila yang di sambut seperti itu merasa begitu senang terlebih Dava adalah orang baru. Ia masih tidak bisa menyangka jika akan semudah itu mencari teman.

Abila mendekat lebih dulu, menyaklimi Naomi penuh hormat di susul yang lainnya.

Naomi menunjuk Abila. Ia merasa baru pernah melihat sosok gadis cantik di depannya ini.

"Kamu... Siapa?" tanyanya.

Abila tersenyum, mulutnya baru saja ingin menjawab namun sudah di dului oleh Dava.

"Bund, ini Abila. Teman baru kita." ujar Dava memberitau.

Naomi membulatkan mulutnya seakan memberi tau jika ia terkejut. Naomi memegang pundak Abila, memberikan senyumnya pada gadis itu.

"Ih, cantiknya. Ayo masuk jangan sungkan, ya, sayang."

Ajaknya pada Abila. Abila tersenyum membalas ke baikan Naomi. Dava yang melihat bundanya se-walcome itu pada Abila ikut senang karena ia pikir bundanya tidak akan membedakan antara teman lamanya dan juga Abila.

Raka dan Keira yang berada di belakang Dava dan Abila saling tatap. Mereka menampilkan senyum konyol yang hanya keduanya saja yang tau.

"Ayo masuk, kenapa diam saja?" tegur Naomi lagi.

Mereka masuk. Naomi langsung mengarahkan mereka pada taman belakang di mana sudah di sediakan sebuah tikar besar dengan kompor dan alat serta bahan makanan lainnya.

Keempat remaja itu kompak menatap Naomi yang tengah melipat tangan di depan dada, "Kenapa? Bukannya remaja sekarang suka bakar-bakar seperti ini?"

Dava tertawa, "Bunda... Katanya Bunda mau masak, kok malah siapin ini?"

"Gapapa. Bunda juga mau pergi, jadi kalian nikmatin pesta kecil-kecilan ini, ya..."

"Dava sayang. Bunda berangkat dulu, ya, Nak."

Dava mendekat, menyalimi Naomi lalu memeluknya singkat, "Hati-hati di jalan, Bund."

Naomi mengangguk lantas pergi meniggalakan mereka.

"Jadi, kita bakar daging?" seru Keira senang.

"Ya iyalah, masa bakar jagung." balas Raka cuek. Laki-laki itu dengan segera duduk di atas tikar tidak lupa melepas tasnya.

Raka dengan sigap menyalahkan kopor berjenis fortabele. Meletakan sebuah wajan yang berfungsi untuk menjadi alas bakarnya.

Abila ikut membantu Raka dengan cara mengaduk cabai dan kecap untuk bumbu cocolnya.

"Dagingnya banyak banget. Kita habis, nih?" Keira ikut bertanya.

"Makan aja dulu, kalo ga habis suruh Dava yang habisin." ucap Raka

Dava hanya mengangguk.

Mereka mulai acara dengan bakar-bakar. Naomi menyiapkan banyak daging, ayam serta ada juga sosis yang sudah di potong-potong.

Abila bahagia. Sangat. Ia bahkan tidak pernah membayangkan jika akan melakukan hal ini. Teman-temannya begitu baik.

Di tengah acara Raka izin pulang karena ibunya memerlukan bantuannya. Sebagai anak yang baik Raka akan selalu siap kapapun dan di manapun sang Ibu membutuhkannya.

"Gue balik duluan, ya. Ibu minta anterin ke rumah Tante gue." ujarnya sambil mengemasih piring yang ia pakai tadi.

Dava mengangguk, "Oh, yaudah. Lo mau bungkus, ga?" tawar Dava konyol.

After that [Selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang