"Silahkan duduk, Pak."
Dodi mengangguk dan duduk di sofa yang langsung berhadapan dengan pak Dawid, Bu Witri dan Pak Satria. Tiga rangkaian guru yang cukup berpengaruh di sekolah.
Pak Dawid selaku kepala sekolah menerima dengan hangat ke datangan Dodi. Ia begitu walcome terhadap pria tua di depannya ini.
"Maaf kalau kedatangan saya kesini membuat kalian resah. Tapi saya sebagai kaki tangan dan paman pagi Abila merasa tidak suka dan tidak terima jika boss saya, keponakan saya yang begitu baik di rumorkan dengan hal yang menjijikan seperti ini-"
"Eh, maafkan saya Bapak, Ibu. Saya sedikit terbawa emosi."
Pak Dawid yang sebelumnya sudah tau tentang Abila karena kasus bu Witri merasa tidak enak. Bagaimana bisa gadis sebaik Abila di kabarkan dengan hal menjijikan itu.
"Tidak masalah, Pak. Saya yang seharusnya meminta maaf kepada anda dan Abila. Karena kita tau siapa Abila dan bagaimana kriterianya. Kami paham betul jika itu adalah rumor bohong. Abila tidak akan seperti itu." tutur pak Dawid pada Dodi.
Dodi manggut-manggut. Seharusnya yang datang ke sini adalah Yanto tapi karena wajah Yanto yang terpampang dengan Abila tidak mungkin pria itu yang turun tangan.
"Seharusnya Yanto yang datang kesini dan menjelaskan semuanya, tapi Nona kami tidak mengizinkan karena wajah Yanto lah yang ada di foto itu."
"Sebenarnya sama saja, Pak. Mau Bapak atau Pak Yanto yang datang kami akan melakukan hal yang terbaik untuk Abila." balas bu Witri.
Dodi berdehem, "Singkat saja. Nona tidak bermaksud menyogok kalian dengan nominal tapi Nona melakukan ini sebagai hadiah untuk Sekolah-"
"Maksudnya bagaimana, Pak?" selang Satria.
"Nona akan memberikan lima puluh juta untuk sekolah sebagai hadiah jika pihak sekolah berhasil membongkar siapa pelaku dari pembuatan foto itu. Nona juga bilang, jika dirinya tidak ingin orang-orang tau tentang siapa dirinya yang sebenarnya. Jadi, saya mohon untuk kalian bertiga, lakukan ini secara diam-diam dan jangan sampai orang luar tau siapa Abila."
Ketiganya kompak mengangguk.
"Oh, ya. Satu lagi, kalau sampai dari kalian ada yang memanfaatkan situasi ini dengan cara menjual informasi pada pihak luar terkait siapa Nona dan keberadaan Nona. Saya sendiri yang akan turun tangan untuk menghancurkan kalian."
Mematung. Ketiganya terdiam kaku mendengarnya. Apa maksud Dodi tentang ini.
"Maaf, maksud Bapak apa, ya? Memang ada-
"Kalian tau Panca Buana?" ketiganya mengangguk.
"Di salah satu muridnya, ada yang membuka saembara untuk mendapatkan informasi terkait Nona dan orang itu bisa saja memberikan apa yang kalian mau jika di antara kalian memberikan informasi yang ia inginkan. Tapi, kembali lagi, jika kalian tergoda bukan hanya diri kalian saja yang terluka tapi semua keluarga kalian yang ada di dunia ini."
Suasana hening. Dodi menyerupi kopi yang di sediakan dengan tenang. Ia terpaksa mengatakan ini karena Dodi tidak ingin melihat Nonanya terkapar lemas seperti beberapa bulan yang lalu. Ia sudah amat senang melihat Abila yang sekarang.
"Baik. Itu saja yang saya sampaikan. Saya mohon kerja samanya, Pak, Bu." ujarnya lalu berdiri.
Mereka berjabat tangan dengan pak Dawid yang mengantar Dodi sampai pintu. Pak Dawid langsung berlari ke tempatnya semula tidak lupa mengunci pintu ruangannya.
"Bagaimana ini?" tanya pak Dawid tiba-tiba saat dirinya baru saja duduk.
"Kita mulai penyelidikan dari instagram. Foto itu berawal instagram." jawab bu Witri.
KAMU SEDANG MEMBACA
After that [Selesai]
Ficção AdolescenteSeries # 7 Abila Nafisa Putri *** Setelah kembali dari Belanda, Abila memulai hidup barunya dengan melanjutkan sekolahnya di SMA Merpati. Di nyatakan sembuh dari penyakit mentalnya membuat Abila sangat bersyukur terlebih lagi ia bisa berkumpul deng...