Tujuannya setelah pulang sekolah adalah rumah Keira. Sepulang sekolah Abila dan ketiga teman barunya langsung pergi menuju rumah berlantai dua milik Keira yang nampak ramai.
Dua motor dengan penumpang di masing-masing jok belakang tersebut turun setelah sampai di rumah Keira. Abila turun dari motor milik Raka di susul Keira yang memilih menaiki motor Dava.
Dua gadis dan dua laki-laki dengan masih memakai seragam itu masuk kedalam rumah Keira. Keempatnya di sambut baik oleh asisten rumah tangga Keira.
Keira mengajak ketiga temannya terlebih Abila untuk masuk kedalam kamarnya di ikuti oleh Raka dan Dava. Untuk Raka dan Dava yang sudah terbiasa main ke rumah Keira itu memilih berjalan lebih dulu ke dalam kamar Keira dan langsung merebahkan tubuhnya di atas kasur besar milik Keira.
Keira geleng kepala melihat dua teman laki-lakinya.
"Sini, Bil, duduk." ajak Keira pada Abila.
Abila mengangguk, menuruti perintah Keira untuk duduk di lantai beralaskan permadani.
"Ayo, langsung bagi tugas aja." ujar Keira to the point. Mereka ke sini memang karena ada tugas kelompok yang harus mereka setor senin depan di jam pertama.
Raka mendesah, laki-laki itu malah menarik selimut milik Keira untuk menutupi seluruh tubuhnya.
"Raka! Jangan di acak-acak setan!" Keira beranjak dan langsung menghampiri ranjangnya, menarik selimut yang di kenakan Raka.
Dava memilih turun dari atas ranjang, duduk di dekat Abila yang masih diam memandang teman-temannya.
"Mereka emang gitu,"
Abila menoleh, memberikan senyumnya pada Dava.
"Mereka kaya temen Bila dulu,"
"Oh, ya?" Dava nampak tertarik dengan pembicaraan Abila.
Abila mengangguk, "Iya. Cuma bedanya teman Bila pacaran jadi mainnya agak ekstrim."
Alis Dava bersatu, "Ekstrim?"
Abila menatap Dava, "Iya."
"Maksudnya ekstrim itu ... Ngelakuin hal yang negatif?"
Abila yang mendengar ucapan polos Dava terkekeh, negatif itu yang seperti apa?
"Enggak, maksud Bila itu mereka agak estrim dalam artian kalo di kamar Bila sukanya tiduran, peluk-pelukan, kadang sampai ketiduran dan mirisnya posisi mereka pelukan gitu." jelas Abila jujur.
Sekarang gantian Dava yang tertawa pelan. Jadi, bisa di katakan Abila menjadi nyamuk dong.
"Lo jadi nyamuk dong?"
Dengan anggukan Abila tertawa.
Di atas kasur Keira dan Raka saling diam, memandang dua insan di dekat mereka yang terlihat asik. Keira melirik Raka yang ada di sampingnya lalu berganti pada Abila yang sedang menjadi objek tatapan Raka.
Keira turun dari kasurnya, mendekat pada Abila dan Dava lalu dengan sangat cepat gadis itu mengeluarkan tugas yang harus mereka kerjakan.
"Ngobrolnya di pending dulu, yuk. Nugas dulu kita." ucap Keira di iyakan oleh Abila.
Keira melirik Raka yang masih duduk diam di atas kasur, "Eh, anak dugong, ayo! Ngapa diam aja, sih, lo!"
Raka mendengus, lalu tidak urung ia menuruti ucapan Keira.
Abila, Dava, Raka dan Keira duduk membentuk lingkaran, di tengah-tengah mereka ada buku dan perlengkapan tulis mereka.
Mereka siap mengerjakan tugas mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
After that [Selesai]
Novela JuvenilSeries # 7 Abila Nafisa Putri *** Setelah kembali dari Belanda, Abila memulai hidup barunya dengan melanjutkan sekolahnya di SMA Merpati. Di nyatakan sembuh dari penyakit mentalnya membuat Abila sangat bersyukur terlebih lagi ia bisa berkumpul deng...