Keira duduk di atas kasur dengan pandangan memutar menatap dinding-dinding kamar yang terisi penuh oleh foto-foto mereka. Ya, mereka. Dava, Raka dan dirinya. Dari mulai usia lima tahun sampai saat ini foto mereka bertiga Keira pajang di dinding dengan cantik.
Keira memusatkan matanya pada salah satu foto yang hanya di isi oleh dirinya dan juga Raka. Foto yang Keira ambil ketika kelas dua SMP dan saat di mana cintanya mulai tumbuh.
Dirinya tersenyum manis mengingatnya. Kenangan yang indah yang akan selalu Keira ingat.
Tidak mudah melupakan seorang cinta pertama dan tidak mudah menerima jika saat ini Rakanya sudah tidak ada lagi di dunia. Raka adalah cinta pertamanya dan kini Keira harus menerima jika Raka sudah tiada.
Rasa tidak terima saat tau jika Abila adalah wanita beruntung yang di pilih oleh Raka membuat dirinya hilang kendali. Abila wanita yang hebat kerena bisa membuat Raka jatuh cinta. Sedangkan dirinya hanya gadis pengecut yang berlindung di balik kata sahabat.
Jika di tanya hatinya sakit atau tidak pasti dirinya akan menjawab sakit. Tidak mungkin menjawab tidak karena itu bohong. Jujur saja, rasa dendam dan ingin membuat Abila menderita pasti ada. Tapi Keira tidak mau melakukannya karena hal itu adalah hal yang tidak di sukai oleh Raka.
Ingat ketika dirinya menampar Abila malam itu? Itu adalah tamparan kekesalan dan juga rasa sakit hatinya. Dirinya melakukan dengan sadar dan mata yang jelas-jelas terbuka.
Tapi berkat Raka dirinya bisa menahan gejolak amarah itu dan memilih berdamai dengan keadaan. Menerima jika Abila adalah kekasih dari seorang laki-laki yang dirinya cintai.
Jelas itu tidak mudah. Sangat tidak mudah karena hatinya terus menerus mendorongnya untuk melakukan hal jahat pada Abila.
"Abila harus tanggung jawab."
"Abila ga boleh bahagia."
"Abila harus putus sama Raka!"
"Abila harus ngerasain apa yang gue rasain!"
"Abila harus mati!"
Semua itu adalah kalimat yang sempat ada di otak Keira. Kalimat pendek namun menyimpan banyak makna dan jika di serap maknanya adalah tentang kejahatan.
Tapi semua itu adalah kesalahannya. Salahnya karena mencintai Raka yang bernotabe sahabatnya. Bersyukur sekarang dirinya memiliki pengganti Raka yang cukup di bilang baik.
Berterima kasih kepada Tuhan karena telah memaafkannya yang hampir membuat seseorang celaka. Terima kasih pada Tuhan karena telah mengirimkan sosok Arya sebagai obat dari lukanya.
"Kei! Turun. Ada Arya, nih, Nak!"
"Iya, Mah! Sebentar!"
Keira bangun dari duduknya, mengambil tas di atas meja lalu pergi keluar kamar tapi sebelum keluar ia sempat memandang bingkai besar yang ada di dinding atas tempat tidurnya, "Thank you, Rak, Dav. You all are amazing."
After that
Mencintainya aku mampu hanya dengan hitungan detik. Tapi untuk melupakannya aku butuh ratusan tahun. Tapi sekarang kata-kata itu tidak untukku, aku sudah mendapatkan sosok pengganti dan mampu melupakannya dengan hitungan minggu.
Terimakasih sudah ada dalam hidup meski rasaku padamu tidak terlaksana. Bahagia di sana dan percaya jika kami selalu mendoakanmu.
Dari aku, sahabatmu.
Keira.
Finish
Ini hanya penjelasan kecil untuk kalian yang berharap Keira bikin ulah, tapi maaf ga ada ya.
Sekali lagi gue ucapin terimakasih buat kalian and, love you all.
Sampai jumpa di cerita gue selanjutnya yang Insyallah akan muncul seminggu-dua minggu kemudian.
See you all.
Babay!
KAMU SEDANG MEMBACA
After that [Selesai]
Novela JuvenilSeries # 7 Abila Nafisa Putri *** Setelah kembali dari Belanda, Abila memulai hidup barunya dengan melanjutkan sekolahnya di SMA Merpati. Di nyatakan sembuh dari penyakit mentalnya membuat Abila sangat bersyukur terlebih lagi ia bisa berkumpul deng...