After : Tiga Puluh Sembilan

704 73 3
                                    

Sampai di rumah Abila langsung di suruh berganti pakaian oleh Yanto di bantu dorongan oleh Humairah. Dan sekarang Yanto berserta Dodi duduk di ruang tamu di temani oleh Humairah.

"Bagaimana, apa Fisa menyetujuinya?" tanya Humairah yang sudah lebih dulu mengetahui tentang masalah ini.

"Sepertinya Nona setengah hati, Bu. Nona terlihat engan dan sedikit gelisah." jawab Yanto.

Humairah diam. Ia tidak tau lagi apa yang harus ia lakukan untuk putrinya. Sudah tidak ada lagi jalan untuk Abila. Sudah tidak ada lagi yang bisa ia lakukan jika Gibran tidak mau bekerja sama.

"Ibu, mohon maaf. Saya terpaksa beritahu Ibu mengenai masalah ini. Tapi sebelumnya saya ingin berpesan jika jangan sampai Nona tau mengenai hal ini-" gantung Dodi. Sejujurnya ia sedikit ragu untuk menyampaikan berita yang satu ini. Ia takut Humairah akan terbebani.

Humairah menyatukan alisnya. Menatap Yanto penasaran, "Ada apa?"

"Itu, Lio dan Lia membuat sayembara untuk menemukan Nona dan sayembara itu sudah terjadi sekitar dua bulan lalu. Maaf kami baru mengetahuinya, Bu." jelasnya.

Humairah membuang napas, memijat keningnya. Apa lagi sekarang?

"Saya sudah sebisa-

"Sudah. Ayo. Jangan banyak bicara dan buat Bunda pusing. Cepat, saya ada tugas sekolah!" ketus Abila.

Gadis itu langsung melangkah pergi meninggalkan ruang tamu tanpa menyalimi Humairah. Humairah memaklumi karena ia sangat paham jika mungkin saat ini kepala Abila amat banyak di isi oleh banyaknya masalah.

Humairah menatap Yanto dan Dodi dan tidak lama dua pria itu menyusul Abila.

Sampai di luar Yanto menghampiri mobil merah yang biasa Abila pakai tapi di dalam kosong. Dodi melambaikan tangan, posisi pria itu ada di depan mobil BMW 7 Series berwarna hitam.

Yanto menghampiri Dodi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Yanto menghampiri Dodi.

"Kok?" tanyanya sudah dapat di mengerti oleh Dodi.

"Entah. Nona yang meminta Pak Kardi untuk membawa mobil ini."

"Sebelumnya Nona enggan membawa mobil yang lain selain mobil merah. Mengapa sekarang-" gummaannya tertahan karena Dodi memaksanya untuk masuk ke dalam mobil.

Di dalam suasana hening. Abila terlihat diam dengan mulut yang tersumpal permen. Sepertinya permen pemberian Raka tadi.

"Nona, maaf jika saya lancang. Tapi, tumben sekali Nona membawa mobil ini?" tanya Yanto takut.

Abila menatap Yanto yang ada di samping pengemudi. Tatapan kesal yang berpadu dengan lelah.

"Suka-suka saya. Mobil-mobil saya. Lagi pula mobil ini sudah berminggu-minggu di garasi tanpa di panasi. Memang salah?!" ketusnya untuk kesekian kalinya.

After that [Selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang