Lagi-lagi Abila di suruh berpakaian tertutup. Jika kemarin di suruh Raka maka sekarang Keira yang menyuruh. Keira telepon tadi dan mengatakan jika dirinya akan menunggu di depan komplek perumahan Abila.
Abila sudah siap. Ia menurut saja karena mungkin mereka akan menenggok sanak keluarga Keira yang telah pergi.
Dengan rok merah dan baju hitam panjang serta pasmina hitam Abila siap. Ia naik motor milik Kardi karena nantinya akan naik mobil milik Dava.
Kardi berhenti di samping mobil hitam yang terparkir. Abila berpamitan lalu langsung menghampiri mobil yang sudah di pastikan milik Raka.
Abila mengetuk kaca mobil lalu di buka dari dalam oleh Keira. Keira menyambutnya dengan hangat tidak lupa dengan Dava yang ada di kursi kemudi.
"Masuk, masuk!" kata Dava.
Abila menurut dan masuk, duduk di kursi penumpang bersama Keira. Di depan Dava berdecih karena dirinya sudah seperti supir saja.
"Gue persis supir banget ga, sih!?" tanyanya sedikit ketus.
Keira dan Abila tertawa, "Iya, persis. Ayo pak supir kita jalan!" balas Keira semakin membuat Dava menggeram.
Mobil mulai menyala, berjalan dengan pelan. Di dalam mobil Abila dan Keira tidak berhenti tertawa membahas hal lucu yang Keira ceritakan.
"Gue kalo jadi tuh cewe malu banget, sih!"
Abila tertawa, "Iya. Kok bisa sampai nabrak terus bedaknya nempel semua di jasnya sih bapak. Kasihan kan jasnya!"
Keira berseru, "Lagi apes dia." jawabnya lagi.
Abila memandang depan. Sepertinya jalanan ini sudah mereka lewati tadi? Apa hanya perasaannya saja?
"Dava, kita kesasar, ya?" tanyanya.
Keira ikut melirik sekeliling lalu matanya terfokus pada Dava yang menyetir. Napasnya berat. Dava sengaja memperlambat waktu.
"Oh, engga kok, Bil. Jalannya emang sama makanya kaya muter-muter gitu." alibinya. "Sebentar lagi sampai kok. Lo siap-siap, ya?"
"Bila udah siap dari tadi, Dava? Kerudungnya kan, udah Bila pakai dari rumah."
"Maksud gue siapin hat-
"Bila, itu rambut lo kelihatan. Sini gue benarin," potong Keira.
"Aaa? Tolong ya, Kei." katanya lalu mendekatkan tubuh pada Keira untuk membenarkan rambutnya yang sedikit keluar dari baju.
"Siap!" seru Keira setelah selesai merapihkan rambut Abila. Bertepatan pada itu mobil berhenti. Dava turun lebih dahulu tanpa kata di susul Keira dan terakhir Abila.
Mereka berkumpul. Dava berjalan lebih dulu memimpin jalan lalu Keira dan Abila mengekorinya dari belakang. Mereka berjalan melewati gundukan tanah yang banyak dan tidak lama mereka berhenti di salah satu gundukan yang masih basah dengan bunga tujuh rupa yang menghiasi tanah merah itu.
"Lho-" kagetnya ketika mendapati Jayden yang sedang berjongkok di depan makam yang Abila belum tau milik siapa.
"Jayden udah pulang?"
Jayden hanya diam menatap Abila yang masih menampilkan senyum indahnya. Laki-laki dengan kemeja hitam itu mengangguk.
Keira yang ada di samping Abila menuntun gadis itu untuk lebih dekat dengan Jayden. Abila berjongkok tidak lupa mengucap salam. Ia belum melihat nisan putih yang tertancap sementara di makam itu.
"Raka kemana, Jay? Kok ga bareng sama Jayden?" kembali melontarkan pertanyaan lagi pada Jayden yang sejak awal dirinya datang hanya terdiam dengan pandangan terus ada pada nisan.
KAMU SEDANG MEMBACA
After that [Selesai]
Teen FictionSeries # 7 Abila Nafisa Putri *** Setelah kembali dari Belanda, Abila memulai hidup barunya dengan melanjutkan sekolahnya di SMA Merpati. Di nyatakan sembuh dari penyakit mentalnya membuat Abila sangat bersyukur terlebih lagi ia bisa berkumpul deng...