Warning!
Untuk beberapa part tertentu gue sisipin Lio dkk dan Lia dkk. Kenapa? Karena gue merasa harus ada mereka tapi bukan berati ini berporos pada kisah sebelah, ya. Jangan pikir yang macam-macam. Gabaik.***
Kebahagiaan mereka tidak berhenti sampai di situ saja. Raka mengajak Abila untuk meninggalkan pantai dan memilih sebuah tempat seperti alun-alun untuk menjadi destinasinya yang ke dua.
Sudah hampir satu jam lamanya mereka berada di sini. Mengelilingi tempat indah ini, menikmati jajaran ringan atau hanya sekedar pertunjukkan aksi.
Kaki keduanya berhenti di tempat pedagamg aksesoris yang menjual berbagai jenis gelang, kalung dan lainnya.
Raka tertarik pada satu benda yang membuatnya ingin memiliknya. Abila hanya menuruti apa yang di lakukan oleh pacarnya tanpa membantah.
"Mau ini? Lucu tau,"
Abila ikut memperhatikan sebuah gelang berwana pink dengan aksen seperti tambang dan sebuah gantungan berbentuk hati di tengah-tengahnya.
"Lucu, tapi Bila kurang suka warna pink." jawab Abila jujur. Raka mengangguk-angguk, mencari hal yang lainnya.
"Nah, ini aja. Lucu, couple!" seru Raka girang. Abila menyetujui pilihan Raka karena menurutnya itu lucu dan bagus.
Raka mendekat pada mas penjual, menunjuk kalung couple itu dan membayarnya.
"Makasih, Bang!" katanya.
Di tempat itu juga Raka memakaikan satu untuk Abila yang bermodel khusus untu perempuan dan memakai satunya untuk dirinya sendiri.
Mereka sama-sama tersenyum memandang kalung mereka. Raka mendekat mengambil liontin milik Abila dan juga miliknya. Liontin itu menyatu saat di dekatakan.
Abila bersorak senang.
"Wah! Bisa nempel!" katanya kagum.
Raka hanya bisa tertawa melihat tingkah pacarnya yang polos-polos pintar ini. Sudah tau magnet pasti bisa menempel tapi mengapa - ah, sudahlah. Suka-suka Abila saja.
"Bisa dong. Lo suka?"
Dengan senang Abila mengangguk. Ia sangat senang. Ini barang yang paling indah yang pernah ia dapatkan dari seseorang. Biar kata murah tapi niatnya lah yang mahal.
Raka meyodorkan tangannya di depan Abila. Abila bingung dengan maksud Raka. Lagi-lagi Raka hanya bisa tertawa melihat kepolosan kekasihnya.
"Gandeng." ucapnya.
Mulut Abila membulat, "Oh, bilang dong. Kan Bila ga tau!" jawabnya.
Mereka berjalan kembali dengan tangan yang saling bertautan. Melihat-lihat ada apa di sini dan apakah ada makanan yang enak untuk di makan atau tidak.
KAMU SEDANG MEMBACA
After that [Selesai]
Teen FictionSeries # 7 Abila Nafisa Putri *** Setelah kembali dari Belanda, Abila memulai hidup barunya dengan melanjutkan sekolahnya di SMA Merpati. Di nyatakan sembuh dari penyakit mentalnya membuat Abila sangat bersyukur terlebih lagi ia bisa berkumpul deng...