Happy SEVENTEEN 6th Anniversary!
...
Wonwoo memasang jam tangan pada pergelangan kanannya, setelah itu mengambil tasnya di atas meja kerja lalu pergi keluar kamar. Na Hyun berdiri di ambang pintu dengan dua tangan terlipat di depan dada. Gadis itu telah mengenakan seragamnya dengan rapi, rambutnya dibiarkan tergerai, syal mengelilingi lehernya, dan tas ranselnya dia kenakan di satu pundak. "Pergi ke suatu tempat?" tanya Na Hyun sambil mengamati Wonwoo dari atas kepala sampai kaki.
"Bertemu seseorang penting."
Wonwoo mengenakan setelah jas three-piece berwarna biru. Na Hyun terlalu mengenal gaya berpakaian kemeja dan sweater Wonwoo yang biasa untuk tahu jika pakaiannya hari ini hanya untuk jadwal khusus.
"Apa aku terlihat keren?"
Na Hyun berbalik, pergi keluar rumah lebih dulu.
"Bibi, saya kelihatan keren, kan?" Wonwoo beralih pada Bibi Nam, beliau memberi dua acungan jempol dari balik konter. "Kau lihat, Na Hyun?"
Na Hyun memutar bola matanya,"cepat, nanti aku terlambat." Ia mengeratkan tali ranselnya, sesuatu yang tidak perlu dia lakukan kecuali untuk alasan agar dia bisa mengepalkan tangannya. Sebelum masuk ke mobil, Na Hyun memberi lirikan kecil pada Wonwoo. Dia benci bagaimana pria itu terlihat keren dengan begitu mudahnya.
Mereka masuk ke dalam mobil lalu segera berangkat. Na Hyun memegangi ponselnya, namun tidak memainkannya. Dia belum terbiasa dengan beberapa fitur ponsel pintar, yang bisa Na Hyun lakukan sejauh ini adalah berbalas pesan singkat, menelepon, dan mengambil gambar. Teman-temannya sudah membagikan username media sosial mereka dan meminta Na Hyun untuk mengikuti mereka.
"Kau masih berteman dengan anak laki-laki kemarin?"
"Siapa?" tanya Na Hyun mencoba mengingat,"oh, Jeongkuk? Dia asik."
"Kupikir kau tidak akan move on dari Lancer."
Na Hyun melirik ke kirinya dengan tidak percaya,"Apa yang membuatmu berpikir aku tidak bisa move on? Tentu saja aku bisa! Tapi tidak dengan Jeongkuk. Menurutmu aku harus berkencan? Aku terkejut kau tidak melarangku berkencan, karena anak Asia tidak berkencan sebelum kuliah."
"Hei, aku juga pernah jadi anak remaja. Tidak ada yang bisa menghalangimu."
Di depan gerbang sekolah, Wonwoo menurunkan Na Hyun. Gadis itu mengenakan tasnya kembali, dia membuka pintu lalu turun dari mobil. "Aku akan mencium semua anak laki-laki keren di sekolah ini karena aku bisa move on dari Riley!"
"Hei, kita perlu membicarakan tentang STD dulu!"
Remaja. Meski Wonwoo bilang dia pernah melalui masa remaja, ketika dia sudah dewasa pengalaman itu seolah hilang dari kepalanya dan dia tidak mengerti remaja sama sekali.
***
Choi Yuna membawa kotak berisi barang-barang dari gua tempat tersangka ditangkap. Ia mendatangi kantor forensik kemudian meletakkan kotak tadi di atas meja periksa. Tangan Yuna dilapisi sarung tangan karet, segera mengeluarkan beberapa barang lalu menatanya di atas meja di bawah sorot lampu. "Wonwoo, kau sudah datang. Coba lihat ini."
Mingyu datang dari lorong bersama Seungcheol dan Dr. Choi. "Kau harusnya punya janji dengan Kim Joonmyun pagi ini," kata Mingyu.
"Dia bisa menunggu." Wonwoo menaruh tasnya di meja kosong.
"Kau bilang kau tidak sibuk!" kata Yuna.
"Beliau minta progres untuk dilaporkan ke kerajaan." Wonwoo mengambil beberapa barang ketinggalan jaman yang tersebar di atas meja, terbungkus di dalam plastik barang bukti. Yuna menunjuk semua barang itu satu per satu,"Kami menggali, tapi dia menyimpan barangnya di antara bebatuan di dalam gua."
KAMU SEDANG MEMBACA
THE WINTER | JEON WONWOO
FanfictionWonwoo selalu dapat diraih Na Hyun asalkan dia mengulurkan tangan. Suatu hari, Wonwoo sejauh bentangan samudra walau masih ada di ujung jarinya. *** Wonwoo memiliki rahasia kelahiran yang tidak dia bicarakan. Saat seorang bangsawan Kerajaan Hemoria...