Chapter 23

29 3 4
                                    

Zachary bersandar di samping mobil klasik tahun 40an dengan warna hitam metalik.

Pelayan istana memberitahu Na Hyun jika seseorang menunggunya di halaman istana. Wajah pelayan itu bersemu ketika mengatakannya, sehingga Na Hyun merasa dia juga cukup penasaran apa yang menunggunya. Katherine menyiapkannya baju kasual yang Na Hyun bawa kemari, kemudian memberinya sun hat dengan pita hitam. Na Hyun menuruni tangga dengan semangat yang terbilang berlebihan. Ketika keluar dari pintu samping istana, Zachary sudah berdiri di sana dengan senyuman cerah. Kacamata hitam menutupi matanya, lalu gaya rambutnya bak model modern yang baru saja turun dari catwalk.

Dia membukakan pintu mobil untuk Na Hyun. Bukan pintu penumpang, melainkan pengemudi.

"Yang Mulia bilang kau pengendara yang handal, aku ingin tahu." Zachary melemparkan kunci mobil ke arah Na Hyun yang ditangkap gadis itu dengan percaya diri.

"Aku tidak pernah mengendarai mobil klasik. Apa caranya sama?"

"Kau mungkin harus hati-hati dengan persnelingnya."

Na Hyun duduk di balik kemudi, tangannya menyusuri lingkar kemudi yang terbuat dari kulit mencoba mengingat kembali kapan tepatnya terakhir kalinya dia menyetir. Selama tinggal di Korea Selatan, dia tidak mendapat kesempatan itu sama sekali.

Zachary duduk di sebelahnya, entah bagaimana dia bisa memasukkan kaki panjangnya itu ke dalam moibl.

"Aku tidak mengenal daerah ini," kata Na Hyun.

"Kau punya GPS biologis di sini," balas Zachary sambil mengetuk-ngetuk kepalanya.

Na Hyun pun menyalakan mesin mobilnya, ada jeda lama sebelum mesinnya meraung. Na Hyun mengantisipasi mesin yang macet, tapi sepertinya mobil ini dirawat dengan baik. Dia mendorong pedal di bawah lalu mobil melompat maju di halaman istana melewati pagar yang diberi penjagaan ketat. Para pengawal istana memberi hormat ketika mereka lewat. Begitu keluar dari pagar, Na Hyun rasanya bisa bernafas lega. Dia tidak lagi dikurung.

Penduduk Esacasta kelihatannya menggemari banyak hal klasik karena mobil ini bukan mobil satu-satunya yang berasal dari masa lalu. Beberapa bahkan masih menyimpan kereta kuda di halaman mereka. Mobil melewati jalan pertokoan, Na Hyun melihat toko pakaian, kafe, toko roti, dan bar. Faktanya, Na Hyun sudah melihat sekitar tiga bar sejauh ini. Dia pun bertanya pada Zachary mengapa ada banyak sekali di sini.

"Pub adalah tempat penduduk berkumpul, seperti pusat komunitas. Di sini mereka lebih banyak menikmati komunitas kecil, seperti semua orang mengenal satu sama lain. Setidaknya kaum tuanya, jika kau penasaran, kaum muda berkumpul di amfiteater di tugu."

Selain amfiteater, di sana juga ada taman hijau terbuka dengan ukiran karya abstrak yang tidak Na Hyun mengerti. Dia rasa itu dibuat baru-baru ini melihat jenis karyanya yang cukup modern. Zachary bilang ada sekolah seni di dekat sini, dan juga karya yang dipajang di taman di buat oleh siswa-siswa di sana. "Selama Marco memimpin, dia memang tidak banyak mengurusi urusan negara tapi dia memberi banyak keringanan untuk anak-anak yang ingin bersekolah dan pengusaha-pengusaha kecil di sekitar sini. Perubahan seperti itu memang dibutuhkan, dunia sudah berubah."

"Kalian dekat?" tanya Na Hyun.

Zachary mengangkat pundaknya,"Kami bertemu beberapa kali. Dia masih mengirimi ibuku uang, ketika beliau hidup. Memberitahuku jika dia bisa membereskan istana, dia akan memberi gelarku kembali."

"Beliau kedengarannya seperti orang yang baik."

"Mereka memang dibuat begitu."

"Apa maksudmu?"

Zachary mendongak ke atas, mendengarkan kicauan burung yang sedang terbang bersama kawannya dari satu pohon ke pohon lain. "Garis keturunan Zeus dibagi menjadi dua. Sihir dan politik. Aku mendapat sihir, jadi aku tidak bisa mengambil posisi politik. Bisa saja, jika aku mau. Hanya saja bukan begitu tradisinya. Dan tradisi ada karena ada gunanya."

THE WINTER | JEON WONWOOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang