Kim Jongin mengambil hasil cetakan dari laporan yang dikirimkan Theodore melalui mesin fax. Dia mengangkatnya tinggi, membaca tulisan yang tertera di tiap kolom. "Ini hasil lab, mereka menemukan toksin dari suatu tanaman. Dikatakan di sini, berasal dari mistletoe."
Wonwoo mengulurkan tangan untuk meminta laporannya dari Jongin.
Dari layar monitor di belakang meja kerja Jongin, Theodore duduk di meja kerjanya di kantor markas besar Angkatan Darat. Masa berkabung telah berakhir dan semua aktifitas telah dijalankan seperti sedia kala. "Perang di masa lalu telah banyak menggunakannya. Tanaman suci bersifat toksik pada iblis, kata orang-orang."
Laporan yang Wonwoo terima tidak memberinya arah khusus selain efek yang ditimbulkan oleh toksin tersebut yang menghentikkan sistem kerja organ di dalam tubuh vampir. "Aku tidak memercayai takhayul. Jika bukan sains, berarti sihir. Pelaku bekerja sama dengan penyihir."
Theodore tidak terlihat menyetujui pendapat Wonwoo begitu saja,"Penyihir di bawah perlindungan kita, tidak satupun dari mereka pernah berkhianat. Itu penyalahi perjanjian. Di antara ketiga makhluk lain, mereka yang paling penurut."
"Kau tidak mungkin menjadi perwira tanpa mewaspadai seseorang mengkhianatimu dari belakang, Theodore," kata Jongin diiringi dengusan halus.
"Duchess Adrianna pasti tahu jika itu sihir. Dia telah melindungi Istana dan mendiang Raja selama ini. Aku yakin ini ulah manusia. Amerika dan Rusia sudah bekerja sama, kau harus mulai khawatir jika sampai mereka berteman!"
"Rusia memiliki populasi penyihir terbanyak. Itu mengapa konfliknya lebih besar di sana," sahut Wonwoo.
"Kau tahu sesuatu?" tanya Theodore mengantisipasi.
"Aku tahu ayahku menyimpan datanya. Dia bereksperimen dengan berbagai tanaman sewaktu aku muda. Kita akan bicara lagi nanti."
***
Sekolah terasa lebih lama dari biasanya, ketika yang dilakukan Na Hyun hanyalah memperhatikan teman-temannya tertawa di koridor dari dalam kelas. Setelah kejadian beberapa hari lalu, Na Hyun mengira efeknya akan sangat besar. Ia pikir, akan ada banyak orang menyebut-nyebut hal buruk tentang dia dan teman-temannya, rumor berkeliaran di kafeteria, dan tatapan penasaran dari anak kelas lain. Yang Na Hyun dapatkan lebih pasif. Tidak ada rumor yang dia dengar, tidak ada orang-orang yang mengatakan hal buruk, dan bahkan tidak ada pandangan mata mencari tahu. Semuanya terasa sangat tenang, faktanya, Na Hyun hampir tidak bicara apa-apa seharian.
Bagaimana cara mengatakannya... ia dikucilkan?
Na Hyun menumpu kepalanya, mengeluarkan ponsel lalu melihat media sosial miliknya yang dipenuhi foto-foto dari teman-temannya. Di samping Minji yang membanjiri beranda dengan video penampilan idolanya, Na Hyun melihat Geneveive membagikan foto dirinya dengan warna rambut yang baru. Melalui direct messeage atau DM, Genevieve menanyakan perihal kebenaran pemberitaan di media yang sedang hangatnya. Na Hyun memberi jawaban terbaiknya, kalau dia sendiri tidak tahu.
Jeongkuk tidak terlihat di manapun, Yoohyun dan Yoobi juga ikut menghilang lagi. Na Hyun secara resmi kehilangan orang yang setidaknya bisa dia ajak bicara.
Siyeon memberitahunya melalui pesan teks kalau mereka akan sedikit kesulitan untuk berteman seperti biasa karena ayahnya melarangnya untuk dekat-dekat dengan klan lain. Na Hyun tidak tahu masalah politik tiap klan sangat berpengaruh. Ia tidak tahu apa-apa soal politik, dia baru berumur 18 tahun. Dia hanya pernah terlibat dalam pemilihan umum sekali.
Saat bel pulang berbunyi, Na Hyun mengumpulkan barang-barangnya dan segera pergi keluar dari kelas. Lebih mudah melewati koridor di saat yang lain sibuk bicara di kelas.
KAMU SEDANG MEMBACA
THE WINTER | JEON WONWOO
FanfictionWonwoo selalu dapat diraih Na Hyun asalkan dia mengulurkan tangan. Suatu hari, Wonwoo sejauh bentangan samudra walau masih ada di ujung jarinya. *** Wonwoo memiliki rahasia kelahiran yang tidak dia bicarakan. Saat seorang bangsawan Kerajaan Hemoria...