Na Hyun sudah merindukannya. Ini akan menjadi pertama kalinya mereka berpisah sejak Wonwoo memutuskan untuk berhenti dari Interpol. Penerbangan panjang membuatnya semakin sadar seberapa jauh sudah dia dari Hemoria.
Lampu tanda sabuk pengaman menyala, salah satu dari pilot yang ada di penerbangan ini mengabarkan kepada Na Hyun jika sepuluh menit lagi mereka akan mendarat.
"Minji dan Gahyeon bilang mereka akan ikut menunggu di bandara." Na Hyun menunjukkan pesannya dengan Minji kepada Yoohyun. "Karena kita masih punya tiga hari sebelum hari pertama sekolah, kita bisa jalan-jalan dulu."
"Aku belum akan bertemu The Mother sampai minggu depan, kan?"
Yoobi mendengus geli di kursi sebelah,"Aku yakin sekarang dia sedang membuat ritual konyol karena akan menerima lebih banyak tamu vampir dari yang bisa dia bayangkan seumur hidupnya."
Yoohyun memberi tatapan peringatan pada saudarinya.
Sebelum Na Hyun sempat menanyai mereka apa maksud perkataan Yoobi barusan, pesawat menurunkan ketinggiannya untuk pendaratan. Na Hyun memegangi lengan kursinya selama proses itu berlangsung. Pendaratan itu berlangsung normal, tetapi perasaan cemas menyelimuti Na Hyun ketika pesawat mulai menurunkan kecepatannya dan mulai menuju tempat parkirnya. Dari dalam saja sudah dapat dilihat flash kamera yang memenuhi bandara. Yoohyun ikut mengintip melalui jendela di sebelah kursinya, lalu mendecak.
Pintu di depan sana dibuka oleh pramugari, dari luar pesawat dua orang berpakaian setelan formal hitam memasuki kabin. Mereka berdua berhenti tepat di depan Na Hyun untuk memberi hormat dengan tangan kanan mereka di sisi kening.
"Perkenalkan, saya Mayor Davin Lehenard dan rekan saya, Kapten Albert Valeri dari Royal Hemorian Army. Melapor untuk mengisi posisi sebagai pengawal Anda mulai hari ini."
"Oh, Tuhan." Na Hyun menatap dua pria Eropa itu dengan rasa horor.
"Terima kasih, Davin, Albert. Lady Na Hyun akan langsung pulang ke rumah, kuharap kalian bisa memastikan perjalanan ini aman." Yoohyun menggandeng tangan Na Hyun yang sesaat membeku tanpa tahu harus berkata apa. "Iya, terima kasih," ungkapnya setelah kembali pada kesadarannya.
Na Hyun melihat banyak kamera setelah dia keluar dari pesawat. Ia penasaran apa saja yang ditulis orang-orang itu untuk satu potraitnya yang berhasil mereka dapatkan. Yoohyun dan Yoobi sudah cukup untuk menghalangi mereka mengintip lebih banyak, tetapi keberadaan Davin dan Albert seolah memberitahunya akan kegentingan isu yang Wonwoo sebutkan.
Ini Korea Selatan. Ini arena Na Hyun. Dia patut merasa nyaman di sini.
***
Davin dan Albert membuktikan kalau mereka bukanlah teman yang buruk. Beberapa botol rumya dan permainan kartu, mereka berdua tidak berbeda jauh dari anak laki-laki pada umumnya. Nilai tambah pada cerita-cerita pelatihan militer mereka yang tidak akan pernah Na Hyun dapatkan dari orang lain. Yoobi sudah hampir kehabisan sekantong uang yang tadi dia bawa dengan percaya diri ke dalam permainan ini, sementara Yoohyun mengigit jari tiap kali Yoobi mendorong barang-barang berharganya agar sekali lagi dia bisal berkata,"Kali ini aku yakin," pada Yoohyun.
"Yeah, harus kuakui wajah Sersan ku waktu itu sangat merah."
Yoobi tidak kalah memerah dengan gelak tawanya yang sampai membuat burung-burung mengungsi dari pohon di belakang rumah. Dia menghapus air mata yang sampai menumpuk di pelupuk matanya,"Itu sangat tidak pantas diceritakan di depan atasanmu di hari pertama kerja, tapi, aku boleh bertanya kapan terakhir kalian minum saat bertugas?"
"Minggu lalu," jawab Davin. Albert melanjutkan,"saat kami mendapat perintah untuk mengawal Anda, my lady."
"Apa menjadi pengawalku seburuk itu?"
KAMU SEDANG MEMBACA
THE WINTER | JEON WONWOO
FanfictionWonwoo selalu dapat diraih Na Hyun asalkan dia mengulurkan tangan. Suatu hari, Wonwoo sejauh bentangan samudra walau masih ada di ujung jarinya. *** Wonwoo memiliki rahasia kelahiran yang tidak dia bicarakan. Saat seorang bangsawan Kerajaan Hemoria...