Na Hyun sering melamun. Pandangannya hanya tertuju pada satu titik yang sebenarnya tidaklah menjadi perhatiannya melainkan peralihan sementara dia membiarkan seluruh inderanya tidak bekerja dan terdiam saja. Suara-suara di tempatnya berada menyatu namun perlahan-lahan mulai bisa dibedakan satu per satu. Mingyu dan Wonwoo saling bicara dalam waktu bersamaan mencoba mengalahkan satu sama lain. Na Hyun tidak menangkap apa saja yang dari tadi di bicarakan, tetapi Mingyu sedang memarahi Wonwoo karena berlaku tidak sopan pada ayah Siyeon. Na Hyun jadi memikirkan temannya, dia takut mereka akan mulai melihatnya dengan pandangan berbeda. Na Hyun melihat ponsel di tangannya dengan mata masih kosong.
Kasus penyerangan oleh hibrida yang panas itu sedang maraknya, lalu seekor serigala dibiarkan lepas di kota saat festival. Di puncak itu semua seorang anak SMA dituduh telah menyamar sejak lama dan sengaja melepaskan serigala itu untuk melancarkan rencananya selanjutnya. Na Hyun dan teman-temannya di sebutkan di artikel sebagai salah satu saksi mata penting karena jarak mereka yang berdekatan dengan serigala itu di festival.
Na Hyun masih mengingat mata itu menatapnya siap menerkam.
Pintu kamar Na Hyun diketuk dari luar. Gadis itu menoleh ke pintu, dia menarik selimutnya agar tetap menutupi tubuhnya. "Masuk."
Wonwoo mendorong pintu dari luar, ia berdiri di ambang pintu tanpa berniat masuk ke dalam. Pandangannya hanya tertuju pada ranjang Na Hyun yang berada tepat di depan pintu. Ada sesuatu yang berbeda dari Wonwoo, Na Hyun sudah melihatnya sejak di sekolah kemarin tetapi tidak cukup yakin apa yang berubah. Mungkin karena pakaiannya sedikit lebih formal daripada yang biasa dia kenakan? Bukan lagi sweater tipikal pelajar yang kemeja di dalamnya tidak dimasukkan ke dalam celana dan kerah yang asimetris karena sudah sering ditarik.
"Kurasa ada beberapa hal yang perlu kujelaskan padamu."
Oh. Ini lagi. Na Hyun memutar bola mata, dia menarik selimut untuk menyesuaikannya saat dia ingin berbaring lalu berkata,"Wonwoo, aku butuh istirahat."
Wonwoo membuka pintu sedikit lebih lebar lagi, kali ini dia menyandar pada dinding di depan ranjang Na Hyun,"Aku tidak bisa membiarkanmu mendengarnya dari berita ataupun orang lain, jadi dengarkan aku. Tolong." Permohonannya di akhir meluluhkan hati Na Hyun, dia teringat akan hal yang ingin Wonwoo katakan padanya terakhir kali.
Na Hyun sudah melihat tanda-tandanya. Kim Mingyu membuatnya terlihat jelas dengan kedatangannya yang sangat rutin kemari, mengecek keadaan Wonwoo atau hanya sekadar menanyakan apa yang dia butuhkan. Atau jika tidak, Mingyu akan duduk di ruang kerja Wonwoo berjam-jam mengurus sesuatu yang kelihatannya amat sangat penting. Bagi Na Hyun, jika orang pengangguran sudah melakukan sesuatu itu berarti sesuatu signifikan telah terjadi.
"Jika kau ingin memberitahuku kau akan pindah ke Eropa mulai sekarang. Silakan saja. Tinggalkan—"
"Mereka menunjukku sebagai Raja yang baru."
Na Hyun memejamkan matanya sejenak, ketika dia mengangkat wajah sekali lagi memperhatikan ekspresi tanpa celah itu, dia tidak mengerti,"Apa?"
"Hemoria baru saja kehilangan Raja mereka, dan menurut silsilah garis darah keluarga, aku penerus berikutnya. Seharusnya Ayahku, tapi, kau tahu."
"Tapi kau..."
"Benar, kalau itu artinya aku adalah seorang Hemos. Aku mungkin tidak menunjukkannya padamu, tapi kau selalu tahu sebelumnya... sebelum insiden itu. Kupikir, membawa seluruh jati diriku hanya akan menyakitimu. Jadi, aku tidak pernah menunjukkannya lagi."
Na Hyun berpaling, dia mencoba mancari apapun yang ada di dalam kepalanya mengenai fakta barusan. Apa saja yang dapat membunyikan bel ingatannya. "Jeongkuk... dia seorang hibrida. Apa itu benar? Itu bukan imajinasiku saja?"
KAMU SEDANG MEMBACA
THE WINTER | JEON WONWOO
FanfictionWonwoo selalu dapat diraih Na Hyun asalkan dia mengulurkan tangan. Suatu hari, Wonwoo sejauh bentangan samudra walau masih ada di ujung jarinya. *** Wonwoo memiliki rahasia kelahiran yang tidak dia bicarakan. Saat seorang bangsawan Kerajaan Hemoria...