66. SPEECHLESS

1.9K 320 580
                                    

Bantu share cerita ini ya temen-temen, terima kasih

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bantu share cerita ini ya temen-temen, terima kasih

Jangan lupa follow instagramku
@ayufaziraaa
karena di sana aku sering bagiin informasi seputar cerita-ceritaku. Juga jangan lupa follow instagram:
@jenarokastara
@rebellionteam

Ramein part ini ya!

➖➖➖

66. SPEECHLESS

Perubahan sikap Jenaro beberapa hari terakhir membuat seisi rumah kebingungan. Pasalnya ketika cowok itu di rumah, dia hanya menghabiskan waktunya di kamar. Entah apa yang Jenaro lakukan sampai Hazel kerap kali menguping untuk mencuri dengar suara-suara yang berasal dari dalam.

Tak cuma itu, Jenaro pun enggan menyentuh sarapan dan makan malamnya padahal Hazel sudah memasak makanan kesukaan puteranya. Hati seorang Ibu mana yang tidak khawatir melihat putera tercintanya kian hari kian jauh dari dirinya. Hazel seolah tidak bisa menggapai Jenaro. Biasanya bertubi-tubi kecupan menyerang pipinya di setiap pagi menjelang. Namun kegiatan manis itu tidak dia dapatkan lagi mengingat perubahan yang terjadi pada puteranya.

Haruskah Hazel menggunakan kunci cadangan untuk masuk ke dalam kamar Jenaro?

Rasanya berat. Hazel tidak akan membiarkan puteranya merasa tidak nyaman karena tindakannya itu.

Cara satu-satunya adalah meminta sang suami untuk menanyakannya pada puteranya. Hazel yakin Guiza bisa menemukan titik terang dari keanehan yang Jenaro tunjukkan.

Di mana lagi dia bisa menemukan sang suami kalau tidak di ruang kerjanya. Mendapati istrinya berdiri di depan pintu, Guiza tersenyum lalu memintanya mendekat dan duduk di pangkuannya.

Semakin lama usia pernikahan mereka, keharmonisan dan keromantisan diantara sepasang suami istri itu tetap terjaga baik. Bahkan Guiza sering mengirimi bunga ke kediamannya untuk sang istri saat dia bekerja. Gimana Hazel nggak makin cinta coba?

"Istriku kenapa belum tidur, hm?" tanya Guiza sembari memeluk pinggang ramping istrinya yang mana Hazel langsung melingkarkan kedua tangannya di leher sang suami. Jarak wajah mereka sangat dekat untuk Guiza memberikan ciuman singkat di bibir ranum Hazel.

"Aku nggak bisa tidur, Mas. Kepikiran terus sama Jenaro."

Alis Guiza tertaut bingung, "Ada apa dengan Jenaro? Perasaanku anak itu baik-baik aja gak ada bikin masalah."

"Tapi akhir-akhir ini anak kita aneh, Mas. Itu yang lagi aku pikirkan. Kamu sadar, kan?"

"Sadar. Terus apa yang kamu permasalahkan? Karena Jenaro gak mau makan bareng kita? Atau karena Jenaro gak banyak bicara seperti biasanya?"

Hazel menyandarkan kepalanya di bahu Guiza yang satu tangannya beralih mengusap lembut surai panjangnya, "Semuanya, Mas. Jenaro beda sekarang. Aku ngerasa asing sama puteraku sendiri. Pingin ngajak ngobrol, tapi gak enak, takut ngeganggu aktivitasnya. Kelihatannya juga dia lagi sibuk banget."

JENARO Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang