12. PERANG MULUT

2.3K 318 27
                                    

12

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

12. PERANG MULUT

Aroma maskulin dari hoodie Saguna yang Oife pakai ini entah kenapa sedikit mengganggu fokusnya. Menguar segar menusuk penciumannya. Oife akan tiba-tiba terdiam demi ingin mempertajam lagi indera penciumannya. Meskipun tidak harus berdiam diri guna menghirup suatu aroma.

Bukan tertarik pada sang empunya hoodie. Oife hanya tidak percaya cowok petakilan yang hobinya mengundang keributan juga memanggilnya dengan sebutan 'Nenek' mempunyai aroma yang sangat khas. Cocok untuk seorang Saguna yang wajahnya lumayan tampan. Tidak lebih tampan dari Jenaro, pastinya.

Daripada itu, bagi Oife aroma Jenaro dua kali lipat lebih nempel di indera penciumannya. Oife kan sering berdekatan dengan Jenaro, otomatis kecium jelas. Aromanya begitu menenangkan sampai-sampai Oife pingin dipeluk sama Jenaro. Walau cuma dalam mimpi, sih.

"Itu hoodie siapa yang kamu pakai?"

Oife terkesiap di ambang pintu yang mana lamunan indahnya yang bertahan lima detik sirna ketika suara Melani menyentaknya. Oife menghela napas atas pertanyaan Melani yang menurutnya terlalu ikut campur ke hal-hal pribadinya. Contohnya saja seperti sekarang. Melani kepo dengan apa yang Oife kenakan.

"Apa urusannya sama Tante?"

Melani melotot sempurna mendengar panggilan Oife untuknya, "Tante?" beonya.

Oife tersenyum penuh arti, "Kenapa? Gak suka aku panggil Tante? Atau mau diganti jadi Oma?"

Wanita setengah baya berparas cantik dengan rambut coklat tergerai itu bersidekap. Ekspresinya menunjukkan betapa tidak sukanya dia pada anak sambungnya yang terkenal pembangkang. Bahkan saat pertama kali dirinya diperkenalkan oleh Anta sebagai calon Mama baru untuk Ozi dan Oife, Oife memilih pergi dari acara makan malam yang sudah Anta persiapkan. Bermaksud melamar Melani di depan kedua anaknya. Tapi yang namanya Oife, enggan sekali menjadi anak penurut untuk sesuatu yang sangat dia tidak sukai.

"Mama seratus persen yakin kalo selama di sekolah kerjaan kamu cuma bolos, melawan guru, membuat masalah dengan siswi lain. Kamu sama sekali gak ada sopan-sopannya sama orang tua. Saya ini Mama kamu, bukan Tante kamu lagi. Paham kamu?"

Kedua manik biru Oife memutar malas, "Ya, ya, ya, maaf deh. Abisnya aku gak suka ditanya-tanya gitu. Kenapa sih pingin tau banget?"

Mata Melani memicing, "Itu hoodie cowok, kan? Lepas sekarang juga! Udah berani kamu ya nerima barang dari cowok asing! Siapa yang ngajarin kamu, hah?!" Melani maju selangkah ke depan. Satu tangannya dia gunakan untuk menarik lengan Oife. Menggeretnya masuk lalu menghempaskan tubuh Oife ke atas sofa.

"Kamu gak mampu beli sampai-sampai kamu pakai hoodie pemberian cowok?!" Melani berdiri menjulang tinggi di hadapan Oife yang tampak terlihat kecil sebab Oife masih pada posisinya. Terduduk di sofa dengan punggungnya yang sempat membentur kepala sofa.

JENARO Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang