13. MASIH TENTANG JENA
"Gunting mana gunting?!"
Jenaro berteriak lantang di dalam basecamp sembari menggeret Oife yang meronta-ronta minta dilepaskan. Ekspresi tak bersahabatnya begitu mendukung suasana hatinya.
Sudah dibilang jangan menyebutkan nama dia. Tetap saja Oife sebutkan. Jadi jangan salahkan Jenaro yang berlaku kasar karena memang Jenaro tidak akan membiarkan siapapun pergi dengan damai sebelum seseorang itu mendapat hukuman.
Persetan dengan prinsipnya soal perempuan! Jenaro tidak lagi memandang prinsip tersebut.
"Jangan main kasar bisa gak sih lo?!" Oife merasa pergelangannya berdenyut sakit sebab Jenaro terlalu kuat mencekalnya. Apa yang salah dari menyebutkan nama Jena? Emang kenapa dengan Jena-jena itu?
"Lo yang mau! Jadi mending lo tutup mulut sebelum gue lebih kasar dari ini!" Jenaro membawa Oife ke ruang tamu di mana keempat temannya tengah asik berceloteh ringan ditemani beberapa snack di dalam bungkusan plastik serta minuman kaleng.
"Bawa gunting ke hadapan gue! Sekarang!" titah Jenaro pada siapapun yang mendengarnya dengan intonasi tinggi membuat Rain mengernyit bingung. Tidak hanya Rain, ketiga temannya sama bingungnya.
"Buat apa?" tanya Rain.
Jenaro tiba-tiba saja menghempaskan Oife ke atas karpet berbulu. Oife yang sama sekali tidak berpikiran bahwa Jenaro berani memperlakukannya dengan buruk terlebih di depan teman-temannya, terkejut setengah mati. Ringisan tidak dapat Oife hindari saat kedua tangannya mendarat di karpet. Keempat cowok itu sukses melotot.
"Menurut lo gunting buat apaan?!" galak Jenaro.
Sudah tahu keadaan lagi mencekam. Bisa-bisanya Rainer malah membalas pertanyaan Jenaro.
"Gunting banyak manfaatnya, Bos. Buat nyukur bulu bawah juga bisa."
Saguna, Rain dan Maxen saja masih terlampau terkejut melihat seorang cewek untuk pertama kalinya dikasarin oleh Jenaro. Selama mereka mengamati gerak-gerik Jenaro sebelum cowok itu dipilih menjadi ketua Rebellion Team yang baru, Jenaro tidak pernah menyakiti cewek manapun. Paling mentok melontarkan kalimat pedasnya.
"Nyari mati lu, goblok!" desis Saguna di telinga Rainer. Rainer yang kulitnya seputih salju itu menatapnya heran. Rainer tidak mengerti maksud ucapan Saguna.
"Gue gak salah, kan?"
Saguna menempeleng kepala Rainer sangking gemasnya dia, "Emang goblok lu, Min Jun!"
"Lo ngatain gue mulu, anjim! Lo tuh goblok sampe ke DNA!" Rainer tidak terima dan membalas mencaci Saguna.
Maxen menyahut datar, "Gue nemu satu lagi kegunaan gunting. Buat matiin nih dua manusia goblok."
"Mantep juga ide lo," sambung Rain.
Jenaro menendang tepi meja membuat yang ada di sana berjengit kaget sambil ngelus dada, "Bacot lo semua! Cepetan ambilin gue gunting!"
KAMU SEDANG MEMBACA
JENARO
Teen FictionOife yang dijebloskan ke rumah sakit jiwa oleh cowok tak dikenal akhirnya memendam dendam. Hingga tujuan hidupnya hanya satu, membuat cowok itu berada di posisinya. Namun, siapa sangka bahwa tidak semudah itu pembalasan yang dia rencanakan. Malah Oi...