3. KEBETULAN YANG MENGGIURKAN
Paksaan Anta disertai embel-embel akan memotong uang saku Oife berakhir mulus saat anak gadisnya itu turun dari mobil dengan wajah suramnya. Lagi-lagi Anta dibuat terkekeh menyaksikan betapa lucunya Oife ketika sedang ngambek padanya.
Pagi ini, Anta mengantar Oife ke sekolah barunya. SMA Galasky. Rata-rata yang bernaung di sini adalah anak-anak kalangan atas. Walau tidak semuanya tetapi hampir keseluruhannya hidup di tengah-tengah keluarga bergelimpangan harta. Termasuk Oife.
Pangkat CEO yang Anta sandang membuatnya sifat manjanya lahir. Sejak kecil apapun yang Oife inginkan pasti selalu dikabulkan saat itu juga. Didikan itulah kesalahan Anta yang sebenarnya. Alhasil, sampai besar pun Oife suka meminta dibelikan macam-macam dan harganya diluar perkiraan Anta. Melani selaku pemegang kendali keuangan di rumah berkali-kali mengomeli Oife dan pada akhirnya Melani menyerah akan kelakuan Oife.
"Ingat perkataan Daddy, Oif. Belajar yang rajin, jangan bolos, jangan bikin kerusuhan. Kalau sampai Daddy dapat laporan tidak mengenakan dari pihak sekolah soal kamu, kamu tahu apa konsekuensinya." Anta berujar serius yang Oife respon dengan dengusan.
"Dad, di sini tuh nggak ada cowok songong itu. Oife nggak mau. Pindahin Oife ke sekolah lain."
"Lupain dia dan masuk sekarang juga ke dalam. Kelas XII IPA 2 itu kelas kamu. Ingat, Oif. Daddy pergi ya sayang." Anta menekan klakson mobil lalu kembali melajukannya dengan kecepatan standar dikarenakan jalanan pagi sangat padat dipenuhi aktivitas orang-orang yang ingin berangkat bekerja juga dipenuhi anak-anak berseragam sekolah.
Oife memandang nanar ke arah aspal sebelum tatapannya jatuh pada bangunan megah di hadapannya. Warna hijau terang menghidupi suasana asri dari pepohonan rindang di taman halaman depan. Selama setahun Oife akan menempuh masa putih abu-abunya di tempat asing ini. Semoga saja dia betah dan tidak membuat ulah yang mana Anta pasti kembali mengirimnya ke Inggris.
Kaki putih mulusnya terayun seiring rambut panjang bergelombang di bagian bawahnya bergerak mengikuti irama langkahnya. Sepertinya jam pelajaran sudah berlangsung mengingat segelintir siswa saja yang dia temukan. Oife mencari letak kelasnya yang ternyata berada di lantai satu. Oife menatap papan nama yang tercantum di atas kusen pintu sebelum mengetuknya pelan.
"Permisi, Assalamualaikum."
"Waalaikumsalam." Seisi sekelas menjawab serempak diikuti Oife yang melangkah masuk.
Guru bertubuh gempal dengan kacamata bulat bertengger di pangkal hidungnya itu menatapnya heran sesaat lalu kemudian tersenyum samar, "Kamu murid baru, kan?"
Oife mengangguk sopan. Meskipun terkenal akan ke-bar-barannya, Oife tetap menjaga tutur katanya ketika bersitemu dengan orang yang lebih tua.
"Kemarilah, perkenalkan dirimu." ujar Bu Nining, guru bidang konseling merangkap sebagai guru Matematika paling galak. Target utama kegalakannya, dua cowok di kelas seberang. Tak lain dan tak bukan kelas yang diisi oleh Rebellion team. Bukan apa-apa, wanita bertubuh gempal itu sangat mengenali dua biang kerok yang pernah dia ajarkan sewaktu di kelas sebelas.
Bisik-bisik mulai menguar ketika Oife bersiap memperkenalkan diri, "Halo, gue Oife Katrina. Pindahan dari luar negeri. Semoga kehadiran gue diterima dengan baik di kelas ini. Terima kasih."
Acungan beberapa telunjuk memeriahkan keadaan di mana para cowok berebutan ingin bertanya.
"Bu, saya mau nanya!"
KAMU SEDANG MEMBACA
JENARO
Teen FictionOife yang dijebloskan ke rumah sakit jiwa oleh cowok tak dikenal akhirnya memendam dendam. Hingga tujuan hidupnya hanya satu, membuat cowok itu berada di posisinya. Namun, siapa sangka bahwa tidak semudah itu pembalasan yang dia rencanakan. Malah Oi...