42. KEPUTUSAN

2.2K 343 1.1K
                                    

Komen di part sebelumnya tembus 1K daebak! Kalian gacor parah🔥

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Komen di part sebelumnya tembus 1K daebak! Kalian gacor parah🔥

Hayuk pasukan bar-barnya Oife mari kembali gemparkan lapak komentar🔥🔥

➖➖➖

42. KEPUTUSAN

Jenaro mematung di hadapan Oife. Atas pernyataan yang terkesan sangat tiba-tiba. Serangan kecil yang berefek besar bagi dirinya. Terlebih dari mulut cewek yang sejak beberapa minggu ini mengusik pikirannya. Mengobrak-abrik emosinya. Nyaris menggoyahkan prinsipnya.

Prinsip yang hanya akan mencintai Jessica seumur hidupnya sampai maut memisahkan.

Walau tanpa Jenaro sadari, perasaannya telah jatuh. Rasa muak, benci juga kesal berganti rasa suka, sayang dan bisa dibilang mulai masuk ke tahap ingin memiliki Oife seutuhnya. Di lain sisi, kesadarannya membawa Jenaro pada kenangan-kenangan indah yang dulu dia jalani bersama Jessica. Pertemuan tak terduga, perkenalan yang menghantarkan kenyamanan membuat Jenaro susah untuk melepaskan Jessica. Sesalah-salahnya cewek itu, Jenaro tidak bisa marah terlalu lama. Memaafkannya pun begitu mudah.

Kini, prinsip itu kembali digoyahkan dalam hitungan detik oleh ungkapan suka yang Oife lontarkan padanya. Jenaro berdiam di manik Oife. Mencari kebohongan di sana yang tidak dia temukan. Jenaro sekilas memikirkan tingkahnya belakangan hari ini ketika Oife dekat-dekat dengan cowok lain yang bukan dirinya dan emosinya entah kenapa meluap dari eratnya kepalan tangannya.

Antara Oife atau Jessica, Jenaro bimbang.

Lagipula dia tidak menyukai Oife.

Ralat. Lebih tepatnya dia tidak mungkin memutuskan seseorang yang teramat dia cintai demi selingkuhan tidak resminya ini.

Jenaro menghela napas, "Otak lo ketinggalan di rumah sakit pasti."

"Gue serius."

"Jangan becanda, Fe."

"Gue gak lagi becanda!" teriak Oife lantang. "Lihat, ekspresi gue udah menyakinkan gini bisa-bisanya lo bilang gitu!"

"Ya abisnya lo aneh ngomong suka ke gue. Mana musuh sendiri. Lo kenapa sih?" tanya Jenaro tidak mengerti jalan pikiran Oife. Sejujurnya Jenaro senang karena Oife mau mengatakan bagaimana perasaan cewek itu terhadapnya. Jenaro pikir pun Oife tipe cewek yang lebih memendam apa yang sedang dia rasakan. Apalagi masalah hati seperti ini. Nyatanya blak-blakan juga.

"Gue udah berhenti buat benci lo. Buat balas dendam untuk kejadian waktu itu. Gue mau kita berhenti mengumbar aura permusuhan tiap ketemu. Intinya gak ada lagi bacot-bacotan. Anggap aja kita udah baikan. Lo mau kan?"

Jenaro semakin yakin jika otak Oife ketinggalan di parkiran rumah sakit. Mungkin saja saat ini isi otaknya sudah hancur lebur habis dilindas ban mobil. Menjitak dahi Oife satu-satunya alternatif utama dalam memperbaiki kerusakan di kepalanya.

JENARO Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang