18. PENGHUNI BARU
Dua tahun yang lalu untuk pertama kalinya Jenaro bertemu dengan Jena di acara konser musik. Seingat Jenaro dan kalau tidak salah saat itu Rainer juga menjadi pengisi acaranya. Jenaro memang belum mengenal Rainer tapi Jenaro ingat sekali bagaimana bentuk wajahnya.
Singkat cerita, dua jam kemudian konser pun berakhir. Para penonton membubarkan diri ke segala arah termasuk Jenaro yang kembali bergabung ke parkiran di mana Jenaro dan teman-teman kelasnya sepakat untuk menunggu di sana.
Berhubung keramaian terpampang di depan mata, tiba-tiba entah kenapa kumpulan itu memisah secepat kilat ketika salah satu diantara mereka mulai bertengkar saling pukul-pukulan. Suasana yang dilalui penuh ketenangan beralih ricuh. Beberapa orang terlihat adu jotos seolah mempertontonkan keahlian mereka. Tidak tahu letak permasalahannya Jenaro jelas enggan ikut campur. Niat Jenaro ke lapangan ini karena ajakan teman-temannya bukan untuk ajang pukul.
Jenaro memilih jalan aman dengan menghindar. Namun langkahnya dipatahkan saat pandangannya terpaku pada sosok cantik yang tengah berjongkok meringis memegangi perutnya tepat di dekat perkelahian tersebut. Tidak perlu berpikir Jenaro menerobos tanpa peduli dirinya yang bisa saja terkena pukulan. Menggendong cewek asing itu di lengannya, membawanya keluar dari lingkaran bahaya.
Di sekitar penjual minuman, Jenaro mendudukkan cewek tersebut di kursi batu yang ada di sana. Sementara Jenaro membeli minum, si cewek berusaha menekan perut guna meminimalisir rasa sakit yang menyerang.
Setelah memberikan pertolongan berupa sebotol air mineral kepada cewek itu yang dibalasnya dengan ucapan terima kasih. Jenaro bertanya mengenai keadaan si cewek. Ternyata maag-nya kambuh karena melewatkan jam makan siangnya. Jenaro yang bersimpati membelikannya beberapa bungkus roti. Dan saat itulah Jenaro mengetahui namanya. Jena. Nama yang cantik persis orangnya.
Sejak pertemuan tak terduga itu, keduanya saling bertukar nomor telepon. Jalan bareng, makan bareng, menghabiskan waktu saling bersenda gurau dan Jenaro memberanikan diri memperkenalkan Jena pada orang tuanya. Respon mereka baik tentu saja. Atas nama cinta yang terlampau besar, akhirnya setahun kemudian keduanya memutuskan untuk bertunangan. Jena mau saja asal tunangannya Jenaro. Selain lembut, Jenaro paling bisa memanjakannya.
Suatu hari tepatnya di malam ulang tahun Jena, Jena menghilang bagai ditelan bumi. Jenaro yang merasa kehilangan berubah menjadi dingin juga kejam dalam satu waktu. Tidak ada yang boleh menyebutkan nama Jena di depannya. Siapapun dilarang keras. Kalau tidak ingin mendapat masalah jangan coba-coba menyebutkan nama seseorang yang dia cintai itu.
Seluruh penduduk Galasky tahu jika tunangan Jenaro begitu terlindungi. Hal-hal kecil yang dipastikan bisa membuatnya celaka langsung Jenaro bereskan. Mereka pun mengerti sendiri bilamana lancang membawa-bawa Jena, hukuman sudah menanti di depan mata. Maka dari itu Jenaro cukup kaget mendengar nama Jena disebutkan oleh Oife yang notabenenya murid baru.
KAMU SEDANG MEMBACA
JENARO
Teen FictionOife yang dijebloskan ke rumah sakit jiwa oleh cowok tak dikenal akhirnya memendam dendam. Hingga tujuan hidupnya hanya satu, membuat cowok itu berada di posisinya. Namun, siapa sangka bahwa tidak semudah itu pembalasan yang dia rencanakan. Malah Oi...