8. ULARGA?

2.8K 363 77
                                    

Follow instagram resmi:
@ayufaziraaa
@rebellionteam

➖➖➖

8. ULARGA?

Minggu merupakan hari paling bebas bagi Oife. Kenapa bebas? Karena Oife bisa main kemanapun yang Oife mau dari pagi sampai malam tanpa perlu repot membawa ransel berisikan beberapa buku tebal juga Oife tidak perlu memakai hoodie hanya untuk menutupi seragam sekolahnya. Apalagi cuaca sedang panas-panasnya. Beuh, bisa kering badan Oife kelamaan dibungkus.

Sewaktu di Inggris, Oife lebih bebas lagi daripada di Jakarta. Hampir setiap sore, selepas mengikuti les musik yang dengan sangat amat terpaksa Oife ikuti lantaran sang Oma ingin sekali Oife pandai bermain alat musik setidaknya Oife bisa mengikuti jejak Omanya yang dulu saat masih muda adalah pemain Biola sampai terkenal ke Mancanegara. Oife yang tidak ingin membuat Omanya kecewa akhirnya menurut saja meski Oife sering kali membolos.

Setiap kali keluar dari gedung les, Oife akan berkeliling Kota dengan berjalan kaki bersama teman tongkrongannya yang memang satu hobi, suka jalan-jalan sampai tak kenal waktu. Yang seharusnya jam lima sore sudah di rumah malah diundur jadi jam sebelas malam. Lalu saat Oma dan Opanya tidur, Oife diam-diam kabur melalui balkon untuk berpesta di sebuah klub.

Setiap hari, setiap malam, itu-itu saja yang Oife lakukan. Atau paling tidak kalau Oife lagi malas, Oife memilih duduk di loteng sambil mendengarkan lagu hingga menjelang pagi dan kembali ke kamar untuk mengistirahatkan tubuhnya kemudian jam tujuh bangun. Alhasil, Oife selalu terlambat datang. Ibu gurunya sudah lelah bahkan bosan melihatnya berdiri di balik pagar dengan teriakan membahana. Memang sangat sulit memberitahu Oife yang pada dasarnya susah diatur.

Kelakuan nakalnya berakhir memancing amarah Omanya dan Oma pun memutuskan untuk memulangkan Oife ke Jakarta. Sebab Oma tahu sekolah di Jakarta sangat ketat peraturannya. Sekolah lama Oife juga ketat sih, tapi Oife nya saja yang nakalnya sudah tak tertolong lagi. Oma beserta suaminya menyerah. Oife pun tidak bisa berbuat apa-apa selain pasrah.

Saat ini hidup Oife sudah seperti di Penjara, menurutnya. Ngomong-ngomong soal penjara, seketika ingatan Oife terlempar ke belakang. Ke insiden di mana Oife di kurung di salah satu ruangan yang ada di RSJ yang lebih mirip seperti ruangan tahanan. Oife pun juga mengenakan baju pasien. Sialan!

Wajah tampan Jenaro langsung terbayang-bayang. Tunggu saja pembalasan Oife. Oife tidak main-main. Oife akan membalikkan keadaan di mana Jenaro yang akan Oife pastikan mendekam di ruangan tersebut suatu saat nanti.

"OIFEEEEE!!!!"

Oife yang lagi bersolek di depan cermin terkejut saat suara menggelegar Melani dari lantai bawah menusuk gendang telinganya. Oife mendengus sebentar kemudian melanjutkan acara bikin alisnya. Penuh hati-hati dan suara sang mama terdengar lagi. Kali ini lebih keras.

"OIFEEE!! KENAPA PIRING-PIRING DI WASTAFEL PADA PECAH, HAH?! KAMU APAIN SEMUA PIRING INI?!" Di dapur, Melani sudah berkacak pinggang. Sehabis melakukan treatment wajah dengan alat canggih yang tempo hari dia beli di online shop, Melani hendak mengambil jus jeruk, namun pandangannya jatuh ke arah pecahan piring di atas meja juga di wastafel. Wajah Melani yang sudah kencang tambah kencang sangking emosinya wanita itu.

Oke, Oife tidak tahan. Oife tidak ingin menghambur-hamburkan uangnya hanya untuk memeriksakan telinganya yang sudah akan meledak ke dokter. Oife berjalan malas, menghadap Melani.

JENARO Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang