31. I LOVE YOU MOMMY

2.3K 315 96
                                    

Sebelum baca tekan bintang di pojok kiri bawah dulu ya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sebelum baca tekan bintang di pojok kiri bawah dulu ya. Bantu share cerita ini ke temen-teman kalian juga gais🙏

31. I LOVE YOU MOMMY

Dari sebelum menikah, perjalanan asmara kedua orang tua Jenaro bisa dikatakan lumayan mulus. Sewaktu masa kuliah pun mereka masuk di Universitas Swasta yang sama. Hanya jurusannya saja yang berbeda.

Guiza, papanya itu, sosok yang paling Jenaro banggakan sejak dia masih kecil. Mengajarinya hal-hal yang seharusnya orang dewasa lakukan, Jenaro sudah menggelutinya lebih dulu. Contohnya mengendarai mobil. Melesat di jalanan lenggang yang saat itu Jenaro tahu bernama sirkuit.

Kata papanya, papanya seorang pembalap mobil. Salah satu anggota klub mobil sport. Semasa duduk di bangku SMA, papanya selalu menjadi pusat perhatian. Diidam-idamkan para kaum hawa dimanapun papanya berpijak. Gayanya keren, memakai barang-barang mahal, mempunyai distro atas hasil jerih payahnya sendiri, membangun sebuah bangunan untuk menampung anak-anak jalanan dan anak broken home. Menganggap mereka semua adik-adik asuhnya.

Bagaimana mungkin Jenaro tidak bangga pada papanya. Sayangnya Jenaro tidak terlahir menjadi penerus apa yang papanya geluti. Jenaro berbeda. Begitupula sifatnya. Jauh sekali perbedaannya. Guiza begitu menyayangi perempuan sedang Jenaro sukanya menyakiti perempuan kecuali Ibu dan Jessica, tunangannya.

Kerap Jenaro memikirkan hal tersebut saat setelah menyakiti hati Oife. Jenaro bingung dengan dirinya sendiri. Ralat, tidak bingung. Ada sesuatu yang membuat Jenaro melakukannya. Dorongan dari dalam dirinya begitu menggebu-gebu sehingga berlaku kasar pada Oife yang sebenarnya sama sekali tidak salah. Jenaro bisa memaklumi karakter, sifat, dan tingkah lakunya Oife. Tapi beberapa masalah lama yang sampai sekarang membekas diingatan lalu dilimpahkan sepenuhnya pada orang yang tidak tahu apa-apa.

Bersyukur Ibunya baik-baik saja. Hidup keluarganya kembali tentram. Hazel sudah balik seperti semula. Melupakan rasa sakit yang pernah membuatnya hampir mati. Rasanya setengah jiwanya dibawa pergi.

Bersyukurnya lagi, Jenaro masih bisa melihat kakek dan neneknya. Meski sudah tua, keduanya tetap harmonis. Walau sedang sakit sekalipun. Keduanya tetap ditempatkan dalam satu ruangan yang sama.

Jenaro beserta kedua orang tuanya tengah menjenguk kakek dan neneknya yang kemarin dibawa ke rumah sakit. Mungkin karena faktor umur juga. Daya tahan tubuh mereka berkurang. Neneknya itu pun sudah lama pensiun dari profesinya sebagai dokter umum. Fokus mereka adalah kesehatan keduanya.

"Mama sudah minum obatnya, kan?" Hazel duduk di samping brankar, menggenggam satu tangan Ibunya.

Wanita tua namun masih tampak cantik itu tersenyum dan mengangguk, "Sudah Nak. Kamu jangan khawatir. Selama ada papa kamu, mama akan selalu baik-baik saja."

JENARO Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang