56. KARMA YANG DIRENCANAKAN

2.5K 376 10.7K
                                    

MASIH PADA STAY DI CERITA INI KAN?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

MASIH PADA STAY DI CERITA INI KAN?

HAYO SIAPA NIH YANG KANGEN BANGET SAMA JENAROIFE??

Kalian yang lagi baca ini umur berapa sih kalo aku boleh tau?

Kalian lagi sekolah, kuliah atau udah kerja?

Yuk absen asal kota kalian disini🙌
Kalo aku dari Medan😊

YUK KOMEN DI SETIAP IN LINE!
SIAP MELUNCUR TIM BAR-BARNYA OIFE🔥🔥

➖➖➖

56. KARMA YANG DIRENCANAKAN

Dalam menahan amarah, untuk kasus apapun yang ada sangkut pautnya dengan cowok lain, Jenaro dinyatakan gagal.

Selama hubungan mereka baik-baik saja, Jenaro menjadi lebih kalem dari biasanya. Tidak sampai berakhir adu fisik sekalipun Jenaro lagi emosi-emosinya pada saat itu. Di depan Galan, Jenaro bisa mengendalikan dirinya dan pemicunya tentu ada di Oife. Oife penentu utama di segala pertahanan Jenaro. Apakah Jenaro harus menahan atau meluapkan.

Jarak yang kian renggang, hubungan yang kian padam, membangkitkan emosi yang beberapa minggu terakhir Jenaro tahan-tahan demi Oife. Mereka sudah putus. Jadi untuk apalagi Jenaro menahan diri?

Hancur. Lantai satu basecamp Rebellion sudah tak berbentuk lagi. Ulah si ketua yang kini duduk dengan napas tersenggal. Ditemani Jessica, Jenaro semakin ingin meruntuhkan bangunan lantai dua ini. Jenaro menggeram hingga membuat bangku kayu di dekatnya terhempas menubruk dinding.

"Pergi," kata Jenaro dingin. Kalau keadaannya sudah begini, jangankan manusia, binatang pun mungkin takut pada Jenaro. Tatapannya menajam seolah akan menerkam lawan bicaranya. Terkecuali Jessica yang memilih bertahan di samping cowok itu.

"Kamu ngusir aku?" Jessica menyentuh tangan Jenaro yang segera dihempasnya kasar. "Lagian kamu kenapa sih? Harusnya kamu seneng dong sekarang udah putus sama cewek psycopath itu."

"Ah, apa jangan-jangan kamu gak terima diputusin sepihak? Iya kan?" tambah Jessica, seolah tidak peduli akan reaksi Jenaro selanjutnya.

"Kalo iya terus lo mau apa?"

Jessica mendengus, "Plis, sayang, jangan goblok jadi cowok. Buka mata lebar-lebar, Oife tuh gak pantas buat kamu. Bukannya kamu sendiri tadi yang bilang kalo kita berdua udah balikan? Berarti kamu lebih pilih aku kan?"

"Gue gak punya pilihan lain selain berpura-pura. Dan lagi, gue sama sekali gak sudi balikan sama lo mengingat apa yang lo lakuin ke gue bikin gue sakit hati," ujar Jenaro menyentil hati kecil Jessica, membuat cewek itu memasang wajah murung. Jelas kalimat Jenaro jauh lebih menyakitkan persis seperti kejadian di tengah lapangan. Jessica tidak akan pernah melupakan momen terburuk dalam hidupnya.

JENARO Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang