Sorry for typo & kata yang hilang 🙏
❄️❄️❄️💙💙💙❄️❄️❄️
Sudah sedari pagi Perth membujuk mamanya agar dia diizinkan tinggal di asrama, sekarang dia sudah menjadi mahasiswa Chulalongkorn University Jurusan Teknik, sama seperti Blue.
Perth memang sengaja tinggal di asrama berharap dengan jarangnya dia bertemu dengan Blue rasa cintanya untuk Blue bisa berkurang dan hilang.
"Kenapa harus tinggal di asrama? Pulang bolak balik saja sama dengan Blue!" Kukuh mamanya yang tidak mengizinkan Perth tinggal di asrama. Mamanya mana pernah jauh-jauh dari Perth.
Saat ini mereka duduk santai di ruang tengah, mumpung si bungsu lagi tidur jadi mamanya bisa duduk santai sejenak.
"Nggak mau ma! Perth nggak mau jadi lalat diantara mereka berdua ma! Ma... Ayolah ma... Na na na!" Rengeknya manja sambil memegang tangan mamanya dengan kedua tangannya. Dia memasang wajah puppy eyes dan berharap mamanya luluh.
"Tidak! Sekali tidak ya tidak!"
"Mama...!" Lesunya berkata dengan bibir yang sudah maju.
"Sayang, jika kamu tinggal di asrama siapa yang akan mengurus mu?" Jujur mamanya yang mengkhawatirkan putranya. Mamanya itu sangat menyayangi Perth walaupun dia jarang menghabiskan waktunya dengan Perth karena pekerjaannya yang membuat dia jarang menghabiskan waktu bersama Perth. Yah, mamanya wanita karir, seorang desainer ternama di negeri gajah putih.
"Ada pacar Perth yang mengurus Perth ma, dia juga tinggal di asrama ma!" Jujur Perth sekaligus membujuk mamanya dan berharap banyak mamanya luluh.
Mamanya tidak percaya dengan perkataan Perth yang mengatakan kalau dia sudah punya pacar mengingat Perth tidak pernah membawanya pulang apalagi menceritakan tentang pacarnya.
Melihat ekspresi wajah mamanya yang meragukan dirinya, Perth pun menghubungi Meen yang saat ini lagi rapat penyelesaian mengenai kegiatan ospek lusa.
Melihat yang menghubungi nya adalah kekasih hatinya, dia pun mohon izin sebentar.
Sekarang ini Meen sudah berada di depan pintu ruang Hima.
"Hallo adek! Ada apa?" Tanya Meen yang tumben-tumbennya Perth menelepon dia. Selama mereka pacaran dapat dihitung dengan jari Perth menghubungi dirinya.
"Hallo phi! Itu... Emmn... Mama mau ngomong dengan phi!" Katanya agak ragu-ragu, takut Meen nggak mau.
Meen menelan ludah, ini terlalu mendadak namun di satu sisi dia senang karena Perth memperkenalkan mamanya dengan dirinya, itu artinya Perth menganggap serius hubungan mereka.
"Phi...!" Seru Perth cemas di seberang telepon. Cemas Meen tidak mau bicara dengan mamanya.
"Iya... Kalau begitu mana mama?" Lembutnya berkata, Perth segera memberikan handphonenya kepada mamanya yang masih tidak percaya Perth sudah punya pacar.
"Selamat siang mama!" Ragu-ragu Meen menyebut kata Mama. Meen resah menunggu respon mama Perth. Satu tangannya dia masukkan kedalam kantong celananya.
Saat ini mama Perth mengelus sayang Surai hitam Perth, dia agak kaget ketika mendengar suara Meen, tadinya dia berpikir kalau pacar Perth itu wanita, namun nyatanya tidak. Ada rasa kecewa amat sangat mengetahui putranya juga seperti putra tirinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Future - END
FanfictionTerkadang cinta itu bisa tumbuh seiring berjalannya waktu sekalipun awalnya tak ada cinta namun lambat lain hatipun akan menerimanya apa adanya serta melabuhkan cintanya disana untuk masa depannya. ⏩ Homophobia dilarang keras mendekat ☠️ ⏩ Area Dewa...