5 : Bercanda

383 53 0
                                    

Sorry for typo & kata yang hilang 🙏

❄️❄️❄️💙💙💙❄️❄️❄️

Pagi ini cerah untuk memulai aktivitas hidup yang memiliki kendalanya masing-masing di setiap individu di muka bumi ini. Baik itu kendala materi, rumah tangga, sekolah, tempat kerja dan kendala lainnya yang pasti selalu ada jalan keluarnya untuk meraih kebahagiaan nan mendamaikan.

"Morning phi...!" Sumringahnya menyapa yang sudah duduk di tepi ranjang Mean setelah membangunkan Meen dari tidur lelapnya.

Sudah satu minggu berlalu semenjak kejadian itu.

Sembari mengumpulkan nyawanya, Meen bangun dari rebahannya, dia duduk dengan mata yang masih berat.

Meen tidur hanya menggunakan celana boxer, tubuh atasnya tidak dia tutupi dengan baju sehingga tubuhnya yang atletis sungguh menjadi pemandangan nan menyegarkan mata.

"Kenapa phi tidur tanpa pakai baju?" Polosnya bertanya, karena ini pertama kalinya Perth melihat Meen tidur tanpa pakai baju. Dia terpesona.

"Panas!" Seraknya menjawab pertanyaan Perth akibat baru bangun tidur, batinnya memuja paras kekasih hatinya yang sudah berpakaian rapi wangi.

"Panas? Masak?! Memangnya AC kamar kita mati? Hidup kok!" Cetus Perth polos sembari melempar pandangan matanya ke arah AC.

"Panas liatin adek tidur!" Goda Meen yang langsung mendapat cubitan kecil di lengan Meen dari Perth.

"Aww... Sakit sayang...!" Ringisnya pura-pura sambil mengusap bekas cubitan Perth, Perth mencibir Meen sebagai balasannya, dia mana percaya.

"Jam berapa phi pulang semalam?"

"Hmn... Jam satu mungkin" jawabnya jujur setelah mengingat.

"Sebegitu asyiknya yah pesta ulang tahun teman phi sampai phi pulang selarut itu?"

"Pestanya asyik! Tapi bukan itu penyebab phi pulang telat, Phi telat pulang karena harus mengantarkan pulang teman phi yang mabuk!" Jelasnya lugas agar Perth tidak salah paham.

Perth manggut-manggut, dia mengerti.

Cup!
Perth mencium singkat bibir Meen yang membuat Meen kaget sebab ini pertama kalinya Perth menciumnya. Suatu keajaiban dan dia suka.

"Pergilah mandi! Sarapan paginya sudah adek siapkan!" Manisnya berkata seraya beranjak dari posisinya namun dia masih di dekat ranjang Meen, dia melipat selimut Meen agar Meen tidak tidur lagi.

Meen tersenyum.

"Adek bisa masak? Sejak kapan adek bisa masak?" Kata Meen yang setahu dia Perth itu tidak bisa masak.

"Kalau sekedar bikin telur mata sapi sama segelas susu hangat adek bisa Phi!" Balasnya dengan bibir yang kemudian dia pout-out-kan. Masakannya memang tidak seenak mamanya tapi untuk makanan sederhana bisalah dia.

"Imutnya pacarku sampai pengen di emut!" Batinnya memuji keimutan Perth.

Meen meraih pergelangan tangan Perth guna menarik Perth ke dalam pelukannya.

My Future - ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang