7 : Merona

412 50 1
                                    

Sorry for typo & kata yang hilang 🙏

❄️❄️❄️💙💙💙❄️❄️❄️

Saat ini mungkin Perth belum sadar kalau dia mencintai Meen, karena dia pikir dihatinya masih ada yang Blue yang bertahta padahal Blue tak lagi bertahta di hatinya sebab sudah digantikan oleh Meen, menggeser posisi Blue yang bertahta di hatinya. Yah, Perth tidak sadar dan dia masih belum sadar akan hal itu.

❄️❄️❄️💙💙💙❄️❄️❄️

"Sudah tahu mau gabung ikut klub apa?" Tanya Meen sambil menyetir Mobil.

Perth balik ke Bangkok dengan Meen setelah memberitahu Blue kalau dia tidak jadi pulang bareng dengan Blue.

"Sudah! Adek mau ikut klub bola kaki!" Jawab Perth sambil melihat pemandangan jalanan yang menarik perhatiannya.

"Kok bola kaki sih dek? Kenapa nggak ikut Klub basket?" Tanya Meen yang tidak suka Perth ikut klub bola kaki, pasalnya dia ingin Perth ikut klub basketball agar bisa bareng.

"Phi menghina adek phi?" Sinis Perth bertanya. Pasalnya Perth tahu diri mengenai tinggi badannya yang tidak seberapa.

"Menghina gimana? Dimana letak menghinanya?" Heran Meen sembari melihat Perth sebentar kemudian dia kembali fokus dengan acara mengendarai mobilnya.

Perth tidak percaya Meen akan menanyakan hal ini. Bikin kesal dianya.

"Pacar phi ini pendek phi...! Pacar phi ini nggak tinggi semampai seperti phi!" Malas Perth menjelaskan sembari menatap jengah Meen yang pikirnya Meen itu pura-pura tidak tahu mengenai tinggi badannya. Kemudian Perth kembali memfokuskan netra matanya melihat hal-hal yang ada di luar jendela mobil dengan perasaan yang masih. Perth itu paling tidak suka dengan pembahasan mengenai tinggi badan, mengenai dirinya yang pendek dia sudah tahu, jadi tidak perlu di katakan.

Meen mengulum senyum takut Perth tersinggung dan merajuk.

"Adek bukannya pendek cuman kurang tinggi!" Kata Meen bercanda namun tidak bagi Perth.

"Sama saja phi!" Judes Perth membalas ucapan Meen yang membuat Meen tertawa senang. Wajah judes Perth ternyata sangat menarik.

Bugh!
Perth melemparkan bantal leher kearah Meen dan tepat mengenai wajah tampan Meen.

"Sakit sayang...!" Kata Meen pura-pura kesakitan sambil mengelus pipinya sendiri.

"Sakit apaan? Udah fokus aja nyetir nya! Nanti bukannya sampai di rumah malah sampai di rumah sakit atau di kuburan. Adek masih muda phi! Masih pengen melakukan ini itu dan menikah!" Cetus Perth kesal yang tidak dia tutupi sama sekali.

"Hmn... Nikah? Nikah sama siapa dek?" Tanya Meen seraya melihat Perth sekilas kemudian dia fokus lagi menatap jalanan depan takut benaran kecelakaan.

"Nikah sama selingkuhannya adek!" Jawab Perth bercanda, rasa kesalnya sudah hilang dengan pipinya yang sudah merona, sebenarnya dia mau bilang SAMA PHILAH! SAMA SIAPA LAGI! Cuman dia malu makanya jawabannya dibumbui dengan candaan.

"Sama putra tuan Sunny?" Tanya Meen meladeni candaan Perth.

"Yupz!" Singkatnya masih merona sembari melemparkan pandangannya ke luar jendela mobil. Mungkin saat ini terlalu cepat bagi dia memikirkan tentang pernikahan mengingat hubungan mereka yang baru seumur jagung.

My Future - ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang